"Udah, apa masih mual lagi?" tanya Adrian perhatian. Pria itu barusan membantu Karin memuntahkan isi perutnya. Sambil memberi pijatan ringan di perutnya dan sekarang setelah semuanya selesai, Adrian mengusap lembut tengkuk istrinya. Sementara Karin terlihat sangat lemas. "Tiap pagi harus gini terus, Mas? Hmm ...." keluh Karin pada kondisinya sendiri. Dia mulai curiga kalau suaminya sudah mengetahui kehamilannya dan barusan dia bukannya mau mengeluh. Begitulah risiko yang harus ditanggung saat kehamilan. Mual di pagi hari dan masih banyak lagi. "Maaf, ini semua salahku. Aku kurang memperhatikan kamu sampai kayak gini," jawab Adrian membuat Karin kecewa. Padahal dia harap suaminya sadar kalau mualnya Karin adalah faktor kehamilan, dan harusnya suaminya bersalah sudah menghamilinya.