"Huft, Cellena, untunglah kau yang menemani murid-murid ku kali ini. Kalau saja kakakmu, aku yakin aku sudah darah tinggi sekarang." keluh Mr. Milovan.
Oh? Mr. Milovan dan tuan Cedric memiliki sejarah yang buruk rupanya?
"Hm, yah, dia merengek untuk menggantikan posisi Haydn. Karena katanya ia tidak ingin menemani murid-murid bebal seperti yang ia bimbing itu."
"Boleh kuberi saran? Cedric sebaiknya tidak bertemu Austin, atau mungkin yang terjadi adalah seperti aku bertemu dengannya. Austin jauh lebih menyebalkan dibanding Cedric. Percayalah." ujar Mr. Milovan sungguh-sungguh.
"Ya, baiklah." jawab Nona Cellena sembari menarik napas, "Kau diam saja, aku akan menjelaskan pada anak-anak ini. Yap, selamat pagi semuanya! Kita akan mengelilingi isi menara sembari ku jelaskan beberapa hal tentang sejarah Loicerys dan Liominne. Mungkin kalian tahu, namun aku tidak suka keheningan ketika aku membimbing sebuah kelompok untuk tur.
"Baiklah, pertama, mengapa buku tebal yang berisi mantera di sebut [Loicerys]? Dalam bahasa Regalion kuno, Loi berasal dari kata Lois artinya mantra. Cerys adalah pelesetan dari Series atau rangkaian. Jika digabungkan, artinya adalah Rangkaian Mantra.
"Orang pertama yang menemukan [Loicerys] adalah Morgan Lucifer, atau Kaisar Neraka II, anak dari Agralion Lucifer alias Kaisar Neraka I. Beliau menemukan bahwa, setiap makhluk memiliki mantra dan kekuatan pada diri mereka masing-masing. Dan hal tersebut dibuktikan dari ditemukannya sebuah menara yang dipenuhi buku yang kini kita kenal sebagai [Liominne].
"[Liominne] berasal dari kata 'Biblio' atau buku, dan 'Minaret' atau menara. Menara tersebut menampung ribuan, bahkan lebih, buku-buku yang tidak dapat dibuka selain pemiliknya. Selain nama pemilik kekuatan yang tertera pada sampul buku atau nama pemilik sah nya yang telah tertulis pada daftar [Loicerys] yang ada.
"Hal ini tidak dapat dijelaskan secara jelas, karena bahkan, Morgan Lucifer tidak pernah ingin membeberkan apapun perihal bagaimana ia dapat menemukan [Liominne], [Loicerys], dan hal-hal berkaitan dengan keduanya. Maka dari itu, Morgan hanya memberitahu soal mengapa [Liominne] berada di benua Perntriam. Singkat dan sederhana, karena benua itu adalah benua gaib.
"Dari sana, agar [Loicerys] dapat menemukan pemilik sejati mereka, Morgan mengadakan sayembara untuk dipilihnya pengurus menara tersebut. Semua orang berbondong-bondong menjadi salah satu peserta sayembara tersebut. Akhirnya, dari sekian juta orang, terpilihlah Arannis Holimion dan anak perempuannya, Sheera Holimion dari bangsa Elf untuk menjadi pengurus menara tersebut hingga keturunannya berakhir. Bukan tanpa alasan Morgan memilih mereka. Itu semua karena keduanya memiliki kekuatan yang dapat mengendalikan [Loicerys] untuk pergi kepada tuan mereka masing-masing.
"Sekarang, [Liominne] dijaga oleh Rolfe Holimion dan dibantu kedua anak kembarnya, Louis dan Louisa Holimion. Dulu, [Liominne] dipandang sebelah mata oleh dunia. Tidak banyak yang ingin mengambil [Loicerys] mereka dari rak berdebu di menara itu. Namun, setelah Xerxes merajalela kembali, semua sibuk mengambil [Loicerys] mereka.
"Dari sanalah, banyak yang menawarkan diri menjadi pengawal [Liominne] atau sekadar pelayan di sana. Tidak sembarang pilih, pelayannya pun minimal harus mengerti cara menyerang maupun bertahan dari sebuah serangan."
Kami mendengarkan penjelasannya sembari menaiki tangga lingkar. Kami ditunjukkan beragam ruangan yang berisi banyak sekali buku. Yah, maklum saja, namanya juga pusat Loicerys dari semua orang yang ada di dunia ini. Namun, di menara ini, tidak hanya ruangan berisi buku, melainkan kamar yang akan menjadi kamar kami, ruang makan, ruang baca, dan beberapa tempat normal seperti bangunan lain.
"Di sana, adalah lapangan latihan untuk melatih sihir dari [Loicerys] kalian. Lalu, di sebelah barat ada sebuah gubuk, gubuk ini khusus seseorang yang ingin bermeditasi. Sebelah timur ada lapangan berpedang. Sudah paham? Sekarang kalian boleh beristirahat. Ini kamar laki-laki, dan kamar perempuan yang di sebelahnya tadi, oke?"
"Baik. Terima kasih, Nona Cellena!"
"Sama-sama. Kalau ada yang mau ditanyakan, kamarku ada di seberang tangga lingkar ini. Sampai nanti tengah malam."
"Sampai nanti!"
"Huwahh... Kasur nya single bed tapi empuk dan nyaman! Karena ada guling!" seru Vernon sembari berguling secara horizontal dari tepi ranjangnya.
"Iya, hebatnya lagi, walaupun tidak ada pendingin ruangan, kamar ini sangat dingin. Seolah-olah udara musim gugur di luar masuk melalui celah yang besar." ucap Kyung-seok.
"Hei, kita 'kan belum punya grup untuk satu kelas nih, buat yuk!" ucap Andreas tiba-tiba bangun dari acara tidurannya. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan melambai-lambaikan benda persegi itu.
"Setuju! Nih, nama akunku. Kita buat grup sekelas, lalu grup khusus anak laki-laki oke?" usulku.
"Setuju!"
Elvive (25 Anggota)
Rexarchel
Tes!
Caramelova
Grup kelas nih? Namanya
unik banget!
Amandavis
WTH, kreatif banget, sapa nih
yang buat nama grupnya?
Rexarchel
@Wyvernon yang buat.
Memang sih, unik banget.
Percakapan di dalam grup ini mulai ramai hingga sepi pada pukul 11 siang. Karena kami semua keluar kamar dan makan siang bersama. Aku sudah tahu perawakan orang yang bernama Rolfe Holimion, Louis dan Louisa Holimion.
Rolfe Holimion adalah seorang pria berumur lima puluh tahunan yang masih terlihat gagah. Rambutnya berwarna hijau, dengan mata yang serupa. Louis seorang pemuda berumur 21 tahun, perawakannya hampir sama dengan Rolfe, hanya saja dimataku dia terlihat seperti versi mudanya Rolfe. Sedangkan Louisa seorang gadis berumur 21 tahun—tentu saja, mereka kembar, tubuhnya kecil, kurasa hanya sekitar sampai sedadaku. Kata-katanya sangat pedas, menurutku. Dia adalah kembaran Louis, tapi menurut cerita dari Cellena, dia berbeda tahun lahir dengan Louis. Mungkin Louis Desember dia Januari?
Setelah makan siang, kami dipersilakan untuk kembali ke kamar atau melakukan aktivitas bebas. Awalnya aku diajak berlatih pedang oleh teman-teman sekelasku. Namun aku menolak karena aku lebih memilih untuk tidur. Rasanya sangat lelah, entah kenapa. Mungkin perjalanan jauh menjadi penyebabnya.
Jadi, sekarang aku berada di kamar seorang diri berbaring di ranjangku yang kebetulan berada di dekat jendela yang sangat besar di ruangan ini. Karena aku memperhatikan jendela itu terus menerus, kantuk menyerangku ketika aku lengah.
"Siang, Reizh." sapa sebuah suara.
Aku membuka mata dan terlihat keempat sosok yang merupakan bagian dari diriku itu.
"Oh, halo. Hei, tahukah kalian kalau aku ke sini karena unsur kesengajaan?" tanyaku.
"Tentu. Tapi kenapa?" tanya Aegis.
"Um... Kupikir aku takkan mendapat [Loicerys] jadi, apa yang harus aku lakukan sembari menghabiskan waktu di [Liominne] ini? Masa iya, aku cuma memperhatikan mereka berlatih dengan [Loicerys]?"
"Loh, mudah saja. Kau hanya perlu bermeditasi atau latihan berpedang." jawab Luz.
"Bermeditasi?" tanyaku bingung.
"Iya, kau bisa menyerap [Counter] untuk menambah daya tahan tubuh. Aku tidak tahu kau ini sebenarnya penyihir atau manusia biasa, karena sejujurnya, belum ada kasus dimana manusia bisa menggerakkan warna bola sihir. Karena sihir yang mereka punya biasanya tidak cukup untuk itu.
"Tapi, kurasa kau bisa mencoba untuk bermeditasi. Itu baik untuk melatih fokus, daya tahan tubuh, sehat jasmani dan rohani, juga kesegaran otak. Apalagi ada ruangan khususnya. Aku rasa di ruangan itu memiliki pemahaman sihir dalam bentuk [Rune] maupun [Spell]." jelas Aegis.
"Selain baik untuk dirimu, itu baik untuk kami juga. Semakin sering kau bermeditasi, semakin kuat pula kami. Sebenarnya, ketika [Counter] milikmu benar-benar habis, kau bisa menyerap milik kami. Itulah untungnya," sahut Rex.
"Yap, itu benar." ucap Archel.
"Tapi, bagaimana cara untuk bermeditasi?"
"Kau hanya perlu duduk bersila, fokus, dan berpikir bahwa kau menyerap apapun yang ada di sana. Semakin kau fokus, semakin banyak yang dapat kau serap. Semakin banyak yang kau serap, semakin banyak persediaan [Counter] milikmu." ucap Luz sembari tersenyum.
"Hm, tunggu sebentar, aku merasa wajahmu tambah tampan ketika tersenyum Luz." ucapku sembari mengusap daguku.
"Kau memuji diri sendiri?" cibir Rex.
"Tapi kau memang suka narsis kan, Rex? Bilang saja kau senang karena aku mengatakan bahwa Luz tampan, otomatis kita semua tampan. Eh ya, kalau begitu, aku ingin tanya, apa kalian bisa bermain pedang walaupun dirantai?"
"Tentu saja bisa. Rantai ini elastis, tapi tidak bisa dilepas sampai kau mengizinkan untuk melepaskannya." jelas Archel.
"Um.. Aku berpikir dari dulu, sebenarnya, kalian ini punya wujud sendiri 'kan? Setelah dipikir-pikir lagi, mungkin karena kalian terbelenggu wajah kita menjadi serupa." ucapku sembari menatap mereka berempat.
"Memang benar sih. Firasatmu bagus juga." sahut Rex.
"Hehehe." kekehku, "Eh! Tapi, bagaimana kalian mau mengajariku berpedang? Memangnya pedang bisa dibawa masuk ke alam bawah sadar?"
"Bisa, kalau kau bisa menggunakan [Inventory]."
"Yahh..." aku mengeluh, "Sihir normal saja aku tidak bisa! Bagaimana dengan sihir penyimpanan semacam [Inventory]? Kalian ini ingin aku menangis, ya?" cibirku kesal.
"Pasti bisa!" hibur Aegis "Kau hanya perlu melafalkan, Ciptakanlah ruang angkasa di dalamnya, [Inventory]! Nah, benda yang kau maksud akan memiliki ruang tak terbatas di dalamnya." jelas Aegis.
"Kau yakin aku bisa?"
"Bisa. Cobalah pada kantong di celanamu sekarang."
"Ciptakanlah ruang angkasa di dalamnya, [Inventory]!"
Hening. Tidak ada yang terjadi. Aku merasa sedikit kecewa karenanya. Namun Aegis tersenyum lebar. "Kau bisa! Percayalah, ketika kamu bangun, di kantong celanamu sekarang ada sihir penyimpanan!"
"Benarkah?" tanyaku tidak percaya.
"Benar! Sekarang, bangunlah jika kau memang ingin tahu!"
A/N
Hy!
Luna berubah pikiran. Luna mengupdate ini di hari Jum'at yang cerah, setelah saya melakukan UAS tentang pelajaran yang paling greget, fisika sama seni budaya.
So far, UAS kali ini lumayan susah, apalagi bagian MTK. Yah, gak susah sih cuman akunya kurang. Soalnya ada 40, waktunya 2 jam. Cuma akunya aja yang dodol. Besok ujian PKN lagi:) #LunaJadiCurcol
Oke, gimana dengan hasil buatan saya yang kebut-kebutan buat dan edit? Hehe. Kalau Luna sih puas yak:v. Yah sebenernya sih garis besar nih cerita udah dapet, cuman cara menuangkannya tuh agak susah. Kayaknya Luna kurang baca cerita fantasy :v. Apalagi tokoh utamanya tuh kayak gak bisa sihir di dunia sihir :p
Mungkin segitu aja curcol Luna, sampai babai! Arigathanks sudah baca cerita ini sampai di sini yak! Terus dukung The Sacred Imperium!
Big Love,
Luna