Part 2

2693 Kata
 Uang senilai kurang lebih 10 Milliar Rupiah itu, kini sedang berserakan di atas kasur Agni, selama kurang lebih 2 jam, Agni tetap diam memperhatikan tumpukan uang itu dengan tatapan kosong, sambil memikirkan hal-hal apa saja yang akan dia lakukan dengan uang sebanyak itu. Lalu tanpa disadari lama kelamaan dia mulai ketiduran dan akhirnya terlelap di atas lantai, dengan kondisi tubuh yang kelelahan. Agni tertidur pulas dengan mimpi indah yang menemaninya di sepanjang malam itu.  Pada Pagi harinya, Agni bangun dan kaget ketika tiba-tiba saja pintu rumahnya digedor dari luar. Seketika itu Agni langsung saja menutupi tumpukan uang di kasurnya menggunakan selimut. Kemudian dengan bersikap seperti biasa, dia membuka pintu untuk melihat siapa orang yang sedang memanggil-manggil namanya dari luar rumah.  Dan ternyata orang itu adalah si ibu pemilik kontrakan, yang mau menagih lagi uang tunggakan 2 bulan, juga uang sewa untuk bulan yang sekarang. Kemudian dengan sedikit gugup, Agni menyuruh si ibu untuk menunggu sebentar, setelah itu Agni menutup pintu. Dan tak lama kemudian, Agni segera keluar lagi sambil memegang uang dalam jumlah yang banyak. Kemudian Dia membayar uang tunggakan, uang sewa bulan ini, sekaligus uang sewa untuk bulan depan. Lalu tanpa banyak bicara, si ibu pemilik kontrakan hanya tersenyum sumringah, setelah dia mengambil uang itu dari Agni, walau sedikit tak percaya karena Agni ternyata bisa membayarnya, tapi dia tetap merasa senang dan segera pergi pulang ke rumahnya lagi. Kini Urusan uang sewa kontrakan Agni kini sudah Lunas.  Agni yang masih merasa pusing, mencoba untuk menghirup nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Dan setelah itu, dia pun mulai mengambil tindakan lagi terhadap uang dengan jumlah besar yang dimilikinya itu. Dia mulai merapikannya, menyimpannya sebagian di lemari, sebagian di ember kosong yang terletak di dapur, sebagian di bawah kasur, dan sebagian lagi di tas-tas kecil serta dompetnya. Saking banyaknya jumlah uang lembaran 100 ribuan itu, Agni jadi merasa kebingungan dimana lagi dia harus mencari tempat untuk menyembunyikan uang-uang itu.  Singkat cerita, Agni mulai melunasi hutang-hutangnya pada tetangga dan pada warung yang ada di dekat rumahnya. Tak lupa Dia juga mengirimkan sejumlah besar uang ke kampung, supaya ibunya bisa berobat ke tempat pengobatan yang lebih baik, dan bisa segera sembuh. Agni tidak bilang kepada ibunya tentang darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Yang penting dia bisa memenuhi kebutuhan pengobatan sang ibu.  Agni akan mengambil uang secukupnya ketika dia benar-benar membutuhkannya, namun dalam jeda waktu yang singkat, karena dia selalu membutuhkannya setiap saat. Dengan uang sebanyak itu, dia mulai bisa merawat dirinya dengan baik, merapikan rambut, melakukan perawatan kulit, dan dia juga bisa mendapatkan segala macam alat kesehatan untuk relaksasi.  Agni juga tentu saja segera melunasi hutangnya ke leasing sehingga dia bisa mendapatkan BPKB nya kembali, sehingga dia tidak perlu takut lagi sepeda motornya diambil. Kini sudah tidak akan ada lagi panggilan telepon dari para penagih hutang yang akan mengganggu dirinya sepanjang hari.  Tapi saat dia melihat motornya, ada keinginan lain yang hinggap di pikirannya, yakni dia ingin memiliki kendaraan roda empat. Oleh karena itu dia mulai belajar menyetir, dia memilih penyedia jasa kursus mengemudi mobil yang paling mahal di kota, sehingga dengan begitu dia bisa cepat mahir.  Lalu tak lupa dia juga membeli banyak perabotan bagus untuk mengisi dan menghias rumahnya, sehingga setiap hari selalu ada saja pengirim paket yang berlalu lalang mendatangi rumahnya. Dan hal itu membuat tetangga pasangan suami istri yang selalu meledek Agni setiap hari, kini jadi diam seribu bahasa dan hanya melongo, melihat keadaan hidup Agni yang tiba-tiba berubah.  Agni membeli TV berukuran besar, playstation 4, lemari es, mesin cuci, dan tak lupa dia juga membeli speaker active, sehingga dia juga bisa memutar lagu dengan volume yang keras, bahkan lebih keras daripada milik tetangganya. Sekarang Agni sudah jarang masuk kerja dan bahkan sudah dinyatakan keluar dari tempat kerjanya itu, sehingga kini kesehariannya jadi hanya bermalas-malasan dengan adanya seluruh fasilitas mewah yang dia miliki.  Hampir 1 Bulan telah berlalu semenjak dia mendapatkan uang dalam jumlah besar itu, semakin lama Agni semakin bosan hidup di rumah kontrakannya yang kecil, sehingga dia memutuskan untuk membeli Apartemen dan tinggal disana, bersama semua perabot mewahnya, dan uang milliaran yang kini dia miliki. Mobil yang biasanya dia parkir di tempat khusus penyewaan parkiran pun, kini jadi bisa dia parkirkan di basement apartemen.  Jika dia merasa bosan di rumah, dia akan pergi keluar menuju ke mall, tempat makan, atau bioskop, sambil memborong setiap makanan yang tersedia di bioskop, dia menonton dan menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan film yang sudah ditonton nya pun bisa dia tonton ulang kembali.  Agni benar-benar hidup secara bebas tanpa ada yang bisa melarangnya untuk melakukan apapun, dengan uang yang dia miliki dia bahkan bisa membangun beberapa aset bagi dirinya sendiri, namun itu baru rencana, selain itu uang yang dia miliki juga bisa memudahkan segala urusannya terutama dalam bidang pelayanan masyarakat. Namun, lama kelamaan dia mulai merasa bosan dengan gaya hidup seperti itu, ada teriakan-teriakan dari dalam dirinya bahwa sekarang dia seakan tidak memiliki tujuan hidup, dan jiwanya serasa hampa, dia juga jadi jarang memberi kepada orang-orang tidak mampu, seperti yang sebelumnya selalu dia lakukan, pikirannya seakan dibuat mabuk oleh kekayaan. Walaupun kini keadaan hidupnya sudah membaik, namun sebagai manusia dia tetap harus menemukan seseorang untuk mengisi kekosongan hatinya.  Maka dari itu, mulai terbesit dalam benaknya bahwa dia membutuhkan pasangan hidup. Jadi, dia segera mencari-cari handphone milikya yang lama (Karena handphone nya yang sekarang sudah diganti jadi lebih canggih). Setelah ketemu, di tempat rak buku. Agni mulai mengaktifkannya lalu membuka kembali aplikasi Finding.  Dia sangat senang karena aplikasi itu masih terinstall di dalam handphone miliknya tersebut. Kemudian tanpa berlama-lama dia segera membukanya, namun dia lupa bahwa kini aplikasi itu sudah tidak dapat digunakan karena 3 kunci yang bisa membuka kolom pencariannya, sudah digunakan semua. Maka dari itu, keinginannya untuk bisa mencari jodoh terbaik dengan mudah, harus kandas seketika itu juga. Sehingga dia langsung saja melemparkan handphone itu ke lantai, lalu dia berbaring di atas sofa.  Sebenarnya dengan uang yang Agni miliki saat ini, Agni bisa saja mendapatkan pasangan secantik apapun yang dia mau. Namun dia tidak menginginkan jodoh yang hanya melihat dirinya dari penampilan atau hartanya saja, dia benar-benar menginginkan jodoh yang tulus mencintai dirinya apa adanya.  Tak lama kemudian, untuk membunuh rasa bosan yang dia alami saat ini, maka dia memutuskan untuk pergi berkendara dengan sepeda motornya mengelilingi setiap sudut kota dan merasakan udara segar, supaya pikirannya tidak mumet lagi, seketika itu juga Agni langsung bergegas pergi, dengan mengenakan baju dan jaket yang biasa saja, lalu dia mengambil kunci dan berjalan menuju sepeda motornya, yang terparkir di basement apartemen tempatnya tinggal.  Singkat cerita, Agni telah menyusuri jalanan di setiap sudut kota Bandung tanpa ada tujuan jelas, yang penting dia bisa menikmati hiruk pikuk kota dan melihat berbagai pemandangan suasana kota pada sore hari sehingga rasa bosannya bisa sedikit terobati. Lalu tiba-tiba, Saat itu hujan yang sangat lebat mulai turun membasahi sekujur tubuh Agni ketika dia sedang asyik berkendara, hal itu sontak membuat Agni segera berbelok untuk berteduh di sebuah halte bus, yang saat itu ditempati oleh beberapa orang yang juga sedang berteduh. Sesampainya disana, Agni langsung saja memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan, lalu berlari untuk ikut berteduh di Halte bus tersebut.  Walau merasa kedinginan karena pakaiannya basah kuyup, namun Agni bersikap biasa saja seakan tidak ada yang terjadi, karena dia tidak ingin terlihat buruk di depan orang banyak. Sambil berlagak angkuh, Agni memperhatikan dan berusaha untuk mencari kursi yang bisa dia duduki, namun sayangnya semua kursi disana sudah ditempati, sehingga dia memutuskan untuk hanya berdiri saja memandangi hujan sambil terus berlagak keren, karena saat itu dia sudah menganggap bahwa dirinya sangat spesial, sedangkan orang lain hanyalah manusia yang bisa dipandang sebelah mata.  Namun tiba-tiba, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, yaitu seorang pria paruh baya yang sebelumnya sedang duduk di belakang Agni. Pria tua itu mempersilahkan Agni untuk duduk di kursinya, karena sebentar lagi dia akan dijemput oleh kerabatnya. Dengan senyuman yang tulus pria tua itu menuntun Agni untuk mundur dan duduk. Hal itu sontak saja membuat Agni sedikit terhenyak dan kagum, karena orang yang barusan dia pandang sebelah mata, ternyata malah memberikan kebaikan yang tulus kepadanya, sehingga Agni merasa tidak enak dan menyadari bahwa sikapnya telah banyak berubah menjadi lebih buruk, dan hal itu akhirnya membuat Agni menjadi sadar.  Waktu telah berlalu cukup lama, kini hanya tinggal ada 3 orang saja di halte tersebut, yaitu Agni, serta seorang ibu dan anaknya yang masih bayi. Agni yang sudah merasa cukup lama duduk disana, mulai memutuskan untuk pergi walaupun hujannya masih lebat, lalu sesaat ketika Agni memutuskan akan pergi dari halte bus tersebut, tiba-tiba saja sebuah bus datang dan menurunkan seorang penumpang disana, yakni seorang perempuan muda yang umurnya tidak jauh dari Agni, dengan rambut hitam lurus yang diikat, celana panjang dan baju kemeja rapih yang dikenakannya. Wanita itu terlihat sangat cantik dan polos, sehingga membuat Agni sedikit terkesima.  Lalu, dikarenakan cuaca yang masih dalam keadaan hujan lebat, maka si wanita itu memutuskan untuk duduk di halte bus tersebut, tepat di sebelah seorang ibu yang sedang menggendong bayinya. Saat itu bayinya sudah bangun dan menangis cukup kencang. Sehingga Membuat keadaan jadi cukup canggung bagi Agni.  Namun tiba-tiba saja, si perempuan yang baru saja datang itu berinteraksi dengan ibu si bayi, lalu dia menghibur bayi tersebut, dan mengajaknya bermain ciluk ba. Sepertinya dia adalah tipe perempuan yang mudah akrab dengan anak-anak, dan sangat menyukai anak-anak, sehingga dia bisa se leluasa itu bermain serta menghibur anak-anak, dan membuat tangisan si bayi seketika berubah menjadi tawa riang gembira.  Agni yang melihat hal itu hanya diam terpana, dia merasakan ada percikan yang muncul di hatinya, yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Lalu saat perempuan itu mulai menengok ke arah Agni, tiba-tiba saja Agni langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, sambil merasa gugup.  Selang beberapa saat kemudian, sebuah bus datang ke halte tersebut, dan ternyata bus itulah yang sedari tadi sudah ditunggu oleh si ibu yang membawa bayi, sehingga si ibu pun langsung pamit lalu pergi menaiki bus tersebut, untuk berangkat ke tempat tujuannya.  Kini, di halte bus itu hanya tinggal tersisa dua orang saja, yaitu Agni dan seorang perempuan yang belum dikenalnya. Karena hujan masih belum benar-benar reda, jadi mereka masih belum bisa pergi dari sana, kemudian keadaan pun semakin menjadi canggung ketika tak sengaja mereka saling menatap satu sama lain, lalu juga sama-sama mengalihkan pandangan ke arah lain.  Keringat mulai bercucuran dan membasahi wajah Agni, dia merasa sangat gugup sekali ketika itu. Lalu tiba-tiba saja perempuan itu membuka tasnya dan mengeluarkan selembar tissue untuk diberikan kepada Agni, dan hal itu sontak saja membuat Agni terkejut.  Si perempuan berkata, “Ini, jangan duduk di sebelah sana, atapnya bocor.”  Ternyata perempuan itu melihat air yang menetes dari atap halte di atas kepala Agni, sehingga dia mengira bahwa air yang membasahi wajah Agni berasal dari tetesan air atap haltemempersilahkan Agni untuk duduk di kursinya, karena sebentar lagi dia akan dijemput oleh kerabatnya. Dengan senyuman yang tulus pria tua itu menuntun Agni untuk mundur dan duduk. Hal itu sontak saja mebuat Agni sedikit terhenyak dan kagum, karena orang yang barusan dia pandang sebelah mata, ternyata malah memberikan kebaikan yang tulus kepadanya, sehingga Agni merasa tidak enak dan menyadari bahwa sikapnya telah banyak berubah menjadi lebih buruk, dan hal itu akhirnya membuat Agni menjadi sadar., yang sebenarnya berasal dari keringat Agni.  Lalu sambil menerima tissue tersebut, Agni berkata. “Te- terima kasih banyak.”  “Sama-sama.” Jawab perempuan itu sambil tersenyum. Dan saking manisnya senyuman tersebut, sampai-sampai membuat keringat Agni jadi bercucuran semakin deras.  “Boleh a- aku minta lagi.” Ucap Agni.  “Oh, tentu.” Perempuan itu lalu memberikan lebih banyak tissue kepada Agni.  Kemudian Agni mulai memberanikan diri untuk memperkenalkan dirinya, “Namaku Agni, ka- kalau boleh tahu, na- nama kamu siapa?”  “Nama saya Linda, Linda mayangsari.” Jawab perempuan itu sambil menjabat tangan Agni.  “Oh, na- nama yang bagus.” Kata Agni sambil tersenyum.  "Terima kasih ... Apakah kamu tinggal di dekat sini?"  "Tidak, rumahku jauh dari sini ... Aku hanya kebetulan sedang lewat sini ketika hujan turun, jadi sekarang aku terjebak di sini." Agni menjawab sambil tersenyum. Lalu dia melanjutkan, "Kalau boleh tau, dari mana asalmu?"  "Saya, asli orang sini."  "Ehm.. Maksudku, rumahmu?"  "Oh, saya tinggal di dekat sini. Tapi sekarang masih hujan, jadi saya putuskan untuk tinggal sebentar di sini."  "Oh begitu ... Jadi, umm, setiap hari kamu naik bus untuk pergi kerja?"  "Ya, lebih murah dengan bus." Kata Linda berbisik, lalu dia tersenyum.  "Hehe.. Benar juga."  Kemudian mereka berdua pun mengobrol panjang lebar di halte bus tersebut, ditemani oleh hujan yang mengguyur sebagian besar kawasan kota Bandung pada waktu itu. Agni dan Linda mengobrol seputar tempat tinggal dan pekerjaan mereka, Agni sedikit berbohong mengenai dirinya, Agni bilang kepada Linda bahwa dirinya tinggal di sebuah rumah kontrakan dan dia bekerja sebagai pegawai pabrik, padahal kini sudah tidak lagi, sedangkan Linda memberitahukan bahwa dirinya juga tinggal di sebuah rumah kontrakan dan dia bekerja sebagai seorang kasir di sebuah supermarket.  Rumah kontrakan Linda berada tidak jauh dari halte bus tersebut, atau lebih tepatnya masuk ke dalam gag yang ada di belakang dekat halte bus tersebut, jarak ke rumahnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, namun karena kondisinya saat ini sedang hujan maka Linda terpaksa harus berteduh dahulu di halte bus. Lalu setelah hujan mulai reda nanti, baru Linda akan pergi.  Singkat cerita, akhirnya saat yang ditunggu Linda pun telah tiba, kini hujan sudah mulai berhenti sehingga Linda sudah bisa meninggalkan halte bus itu untuk pulang ke rumahnya. Lalu tanpa pikir panjang, Agni langsung saja menawarkan bantuan kepada Linda untuk mengantarkannya pulang sampai ke rumah.  Awalnya Linda menolak, dengan alasan tidak mau merepotkan, namun karena Agni bersikeras, maka Linda pun bersedia lalu dibonceng oleh Agni menggunakan sepeda motor menuju ke rumahnya. Dan setelah mereka berdua sudah sampai ke tempat tujuan, Agni dengan malu-malu mencoba untuk meminta nomor kontak Linda, yang kemudian tanpa banyak bicara langsung saja diberikan, sehingga hal itu langsung saja membuat Agni merasa senang. Setelah itu Agni bergegas pulang ke rumahnya dengan perasaan bahagia yang bercampur aduk, sama seperti ketika dia mendapatkan uang 10 milliar Rupiah.  Semenjak hari itu, mereka berdua selalu bertukar kabar melalui aplikasi Chat, walau untuk sekedar menanyakan kegiatan, kesibukan, dan kesukaan masing-masing. Setiap hari tidak pernah ada waktu yang terlewat bagi mereka untuk saling mengirim pesan. Semakin kesini, akhirnya Agni juga jadi semakin tahu bahwa ternyata Linda tidak memiliki pasangan, dan dia juga sudah tidak memiliki kedua orang tua (Yatim piatu) sehingga dia benar-benar sudah terbiasa hidup sendirian semenjak remaja, namun dengan keadaannya tersebut dia tetap hidup dengan riang dan gembira.  Agni selalu mengantar dan menjemput Linda dari tempat pekerjaannya, walaupun Linda sempat menolak karena tidak mau menyusahkan, tapi Agni bersikeras ingin melakukannya dengan senang hati.  Saat jam pulang kerja, Linda selalu menunggu di pinggir jalan tepat di depan tempatnya bekerja, dan Agni selalu datang tepat waktu untuk menjemputnya. Pada hari itu, Ketika Agni telah tiba, Linda bertanya kepadanya.  “Kamu udah makan belum?”  “Belum.” Jawab Agni sambil tersenyum.  “Kita nyari makan dulu yuk, aku yang traktir.” Kata Linda.  “Ah jangan, biar aku saja yang traktir.”  “Ngga usah, hari ini aku gajian.” Linda terus bersikeras sehingga Agni tidak bisa lagi menolak.  Linda merasa tidak enak karena terus menerus menerima kebaikan dari Agni, sehingga dia juga berusaha sebisa mungkin untuk membalas kebaikan tersebut. Sebenarnya, Agni adalah laki-laki pertama yang memberikan perhatian sampai sebesar dan sesering ini kepadanya, sebelumnya belum pernah ada, dan kebanyakan hanya main-main.  Sesekali, Agni juga mengajak Linda untuk keluar makan malam di restoran mewah, atau hanya sekedar berjalan-jalan menikmati pemandangan. Hingga semakin lama hubungan mereka berdua jadi semakin dekat hingga timbul rasa cinta yang begitu besar diantara mereka berdua.  Sifat Linda yang selalu riang serta perhatian, membuat Agni merasa nyaman dan jadi sangat menyayanginya. Begitupun sebaliknya, sifat Agni yang setia melindungi serta selalu ada baginya, membuat Linda merasakan sosok seorang pelindung sekaligus pasangan hidup yang selalu diidam-idamkan oleh dirinya, sehingga sekarang Agni berubah menjadi sosok yang teramat dia sayangi.  Mereka berdua adalah pasangan yang cukup serasi dan tidak bisa dipisahkan. Keduanya selalu mencoba untuk saling mengerti serta memahami satu sama lain, sehingga menciptakan rasa kasih sayang yang begitu kuat dalam hubungan keduanya.  Walaupun ada sebuah rahasia besar yang disembunyikan oleh Agni terhadap Linda, yakni tentang tempat tinggal serta keadaan hidupnya, yang memiliki cukup banyak uang yang tidak bisa terbayangkan oleh Linda sama sekali. Agni memutuskan untuk memberitahu Linda ketika waktunya sudah benar-benar tepat.  Namun selain itu, ada satu hal juga yang belum Agni ketahui, yakni tentang darimana asal usul uang tersebut, dan bagaimana uang senilai 10 milliar itu bisa berada di tempat Agni menemukannya? Hal itu akan segera terjawab sebentar lagi. Dan bersamaan dengan hal itu, sesuatu yang lebih besar serta berbahaya akan segera terjadi kepada Agni, yaitu hal yang ada hubungannya dengan uang tersebut.  Berlanjut ke part 3
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN