"Kita berkencan!" Permintaan apa lagi ini. Mas Langit sungguh membuatku tidak habis pikir. Aku pikir, setelah kejadian kemarin. Setelah hubungan kami diketahui oleh Dilan dan mamahnya, dia akan menghindariku atau bagaimana. Ini malah sebaliknya. Dia pagi pagi datang ke kontrakan dengan wajahnya yang super ganteng. Enggak bisa mikir lagi kenapa pagi ini ia se ganteng ini. "Aku enggak mau!" "Kenapa?" "Mas ... kamu itu punya istri. Enggak ngotak emang!" Dia terkekeh. "Jahat banget mulutnya." "Bodo amat!" Aku sungguh kesal. "Berarti kalau mas udah cerai, kamu mau kan kencan?" "Tau ah!" Aku membuang wajah ini. Dia tersenyum seraya mengusap puncak kepalaku. "Kamu tuh gemes banget. Sekarang pipi kamu juga tembem banget. Kamu gemukan ya?" Aku menatap perutku yang mulai terlihat. "Aku uda