Sebuah Kejutan.

1202 Kata

Binar POV. Ayana bangun dan saat ini sedang aku suapi makan bubur kacang. Dia menatapku dengan sesekali memegang wajahku. Ayana ini seperti mengetahui seperti apa perasaan ku. Dia akan melakukan ini, ketika aku sedang banyak pikiran. "Buburnya enak sayang?" tanyaku padanya. Ayana mengangguk dengan senyuman menggemaskannya. "nyak ..." itu kalau dia ingin mengatakan enak. Ayana sudah hampir dua tahun, namun dia masih belum jelas dalam berkata. Kulihat Mas Langit juga mendekat dan duduk di sisi berankar sebelah kirinya Ayana. "Papah boleh duduk di sini?" tanyanya. Ayana menoleh dan mengangguk. "Ayana harus cepet sembuh, biar nanti bisa main sama papah ya." ujar Mas Langit lagi. "Mas enggak kembali ke kantor?" tanya ku. Dia melonggarkan dasinya. "Enggak, mas ini pemimpin, bukan karya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN