Nafa berjalan tergesa gesa ketika sudah keluar dari restoran, dirinya segera mencari taksi, karena tadi diri nya diantar oleh supir, Nafa mengira dirinya akan pulang bersama Malvin, itu sebabnya dia menyuruh supirnya untuk pulang.
Tragis sekali nasibnya kini, berdiri seperti wanita linglung yang kehilangan arah.
Tidak lama sebuah taksi lewat, dia pun segera menyetop taksi tersebut, lalu masuk kedalam taksi.
Baru saja duduk Nafa langsung menangis hingga terisak, supir taksi pun keheranan.
"Kenapa mbak? kok nangis sih, jangan nangis dong mbak, kirain orang saya nyakitin mbak nya,"
"Saya patah hati mas, saya dicampakkan, lagi pula mana ada orang yang melihat kita kan di dalam mobil, uda jalan aja mas gak usah perhatiin saya,"
Nafa masih menangis sesekali dirinya mengelap ingusnya dengan tangannya lalu mengelapnya di dress nya.
Pak supir yang kebingungan pun menyodorkan satu kotak tisu.
"Ini mbak lap pakai tisu saya saja."
Nafa meraih kotak tisu itu dan mengelap air matanya dan juga ingusnya yang semakin banyak.
"Kok bisa ya secantik mbak ini patah hati, pria bodoh mana sih yang nyakitin mbak nya."
Hiks hiks hiks
Nafa makin menguatkan tangisannya.
"Jadi mbaknya mau diantar kemana? "
"Bentar mas saya hubungi teman saya dulu,"
Nafa merogo tas nya dan mencari benda pipih kesayangannya dengan casing kartun shinbi house kesukaannya.
" Halo bec, loe di apartemen kan?"
" Loh kenapa naf, kok nangis?"
"Uda jawab dulu pertanyaan gue ceritanya panjang, nih gue uda dijalan, entar bakal gue ceritain sama loe sampe pagi,"
"Iya iya gue di apartemen, kebetulan hari ini sepupu gue yang jagain grandma gue. "
"Yauda gue otw kesana,"
"ok ok."
Nafa kembali memasukan hapenya ke tas, kini tangisannya sudah mulai mereda.
"Kita Ke Apartemen CBD kuningan aja mas,"
"Ok ok mbak."
Kini Nafa mulai tenang dan hanya menyisahkan sedikit bulir bulir bening di wajahnya, bahkan make up nya sudah luntur.
Akhirnya Nafa sudah sampai di apartemen milik becca, dia langsung menekan bel.
Sang pemilik apartemen pun dengan segera membuka pintu apartemennya.
"Loh kenapa Fa? Kok kacau begini, katanya mau dinner romantis?"
Nafa pun tanpa kata kata langsung nyelonong masuk ke apartemen milik becca.
"Justru itu bec, gue ditipu sama orang tua gue dan juga si Malvin."
"Ditipu gimana sih? gak ngerti gue."
Kini mereka sudah duduk di sofa, bahkan Nafa masih memegang kotak tisu milik pak supir taksi tadi, entah pak supir sadar atau tidak kotak tisunya uda ditelap sama Nafa.
"Ternyata si Malvin punya pacar! "
hiks hiks hiks
"Ya ampun!! kok bisa Fa? jadi gimana ceritanya sama perjodohan kalian?? "
"Itu dia nyokap bokap gue gak bilang kalo si Malvin mau dijodohin sama gue karena perusahaan nya mau bangkrut, jadi orang tua gue mau bantu asal si Malvin kawin sama gue,"
hiks hiks hiks
Kini suara tangisannya makin kencang.
"Astaga malang banget nasib loe, kek loe gak laku aja Fa."
Kini Becca malah ketawa sekuat tenaganya.
"Loe kok malah ketawa sih, gak ada simpati nya sama gue."
Kini Nafa sudah berhenti menangis melihat Becca yang malah tertawa.
"Iya iya abisnya gelik gue lihat loe nangis, make up uda berantakan rambut acak acakan pake bawa tisu sekotak segala, syukur deh loe gak diusir satpam tadi pas didepan,"
" Iya bec, seumur hidup baru ini gue ngerasa harga diri gue dicabik cabik, bisa bisanya Malvin ngenalin gue sama pacarnya tadi, gue pikir gue mau dinner romantis, eh ternyata gue dipermalukan."
"Kok bisa Malvin kek gitu, kalo dia punya pacar kenapa dia mau Terima perjodohan kalian?"
"Karena dia butuh saham dari bokap gue betty!"
"Apaan sih loe, nama gue Becca kali bukan Betty!"
"Iya loe kan Betty lapeak!!"
Nafa mengambil air putih yang ada di meja lalu meminumnya. Kini dirinya sudah benar benar tenang.
" Terus terus? " Becca sudah tidak sabar mendengar cerita Nafa.
"Dia kenalin gue sama pacarnya, dia bilang dia cinta sama pacarnya itu, uda sepuluh tahun mereka berhubungan tapi gak bisa nikah karena pacarnya orang kismin eh miskin maksud gue, keluarga Malvin gak merestui"
"Ya ampun, sepuluh tahun gilak aja pacaran sepuluh tahun itu pacaran atau nyicil apartemen sih?"
"Ya namanya gak direstui, ya gitu la intinya Malvin minta gue yang batalin perjodohan ini tapi ketika dia uda dapat saham dari bokap gue! "
"Innalillah, b******k banget si Malvin!
mau untung doang tuh orang." Kini becca mulai tersulut emosi.
"Dia juga terpaksa bec, dia janji sama gue setelah tiga bulan dia bakal balikin semua saham bokap gue, gue kasihan lihat si Malvin,"
"Jadi loe Mau???"
"Iya gue Terima tapi ada persyaratan nya."
"Persyaratan segala, kek mau kredit motor aja loe." kini becca malah tertawa.
"Apaan sih Betty, gue serius loe becanda mulu." Nafa kini malah cemberut.
"Yauda emang syarat nya apa?"
"Keluarga kita uda setuju kalo pertunangan ini bakal berlangsung tiga bulan, setelah itu baru kita nikah, yauda gue bilang sama Malvin dan pacarnya kalo selama tiga bulan gue bakal jadi tunangan Malvin sesungguhnya, gue minta Malvin kasih gue kesempatan untuk dapetin hatinya."
"Seriously!!!! Playgirl kelas kakap kek elo ngemis CINTA??? Secantik apa sih cewenya Malvin sampe gak ngelirik loh gitu?"
"Entahlah keknya ini hukuman buat gue karena selama ini selalu nyakitin banyak pria, sekarang gue ngerasain pengen pertahanin cinta gue. pacarnya Malvin cantik kok."
"Yauda deh terserah loe aja Fa, pusing gue, semoga aja loe gak bunuh diri kalo si Malvin tetap pilih pacarnya, udah sana ganti pakaian deh, loe cari tuh baju tidur gue,"
Nafa pun beranjak ke kamar becca dan mengganti pakaiannya, tidak lupa dirinya mengirimkan pesan pada sang mami kalau dirinya malam ini menginap di apartemen Becca.
***
Bank Mandiri Pukul 08.00 pagi.
Tania dan Riska rekan sesama teller nya sedang bersiap siap menerima nasabah.
"Kok mata loe sembab lagi sih Tan? "
"Iya Ris gue nangis semalaman, gue semalam ketemu sama calon tunangannya Malvin."
" Ahh, terus gimana? orangnya cantik gak???"
"Cantik banget sumpah! tinggi, putih, hidungnya mancung, loe tau artis thailand urassaya sperbund, percis banget kekgitu, belum lagi penampilannya elegan, barang barangnya branded, sumpah gue kek gak ada apa apanya, ibarat gue kerikil dia Permata milyaran rupiah."
"Masa sih, Kok bisa Malvin gak mau sama dia malah milih kerikil kayak elo?"
"Isshhh loe kan malah ngehina temen sendiri."
Tiba tiba para nasabah sudah mulai memasuki bank, Tania dan Riska pun kembali fokus dan menghentikan pembicaraan mereka.