Satu minggu berlalu sudah. Meski tidak ada Gama yang merecoki hidupnya, nyatanya pemuda itu masih juga tiada henti berkirim kabar pada Gendis. Lebih seringnya adalah melalui pesan dan mungkin hanya satu atau dua kali saja Gama meneleponnya. Gendis tidak keberatan kendati di dalam hati kecilnya ada rasa penasaran ke mana perginya Gama. Acapkali Gendis bertanya, maka pemuda itu justru akan mengalihkan pembicaraan. Baiklah. Gendis tak akan memaksa. Itu adalah privasi Gama. Toh, dia dengan Gama memang belum ada komitmen apa-apa untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Mereka hanya berteman dekat itu saja. Seperti halnya pagi ini ketika Gendis sudah bersiap berangkat kerja, Gama mengirimkan pesan padanya. Hanya mengingatkan untuk jangan lupa makan serta bertanya tentang kabarnya juga kabar a