Reza “ Harusnya kan lamdanya sama dengan nol. Eh bentar, oh iya, ini menuju ke nol. Haaaa… ini di turunkan, terus dikalikan setelah itu….bla bla…” Untuk kesekian kalinya aku tersenyum mendengar Luna yang tanpa sadar menggumam. Saat ini dia sedang sibuk dengan pembahasan skripsinya. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba dia jadi sangat rajin begitu. Dia benar-benar membuktikan omongannya kalau dia akan menyelesaikan pembahasan skripsinya dalam waktu kurang dari tiga minggu. Aku senang dia semangat begitu, tapi disisi lain aku juga kesal karena aku jadi sering diabaikan. Ya, contohnya seperti sekarang ini. Aku sudah menyuruhnya untuk makan bersamaku, tapi dia sama sekali tak menggubrisku. “ Na, ntar makanannya keburu dingin loh.” Ucapku sambil ikut duduk lesehan di sampingnya. Saat