Lord Legano benar-benar murka kali ini. Dia memerintahkan pada Jendral Lucas, ketua dewan keamanan dan dewan perang untuk mengumpulkan pasukan untuk melakukan penyerangan pada Kingdom of Sholleora. Dia tidak peduli meski penasehat kerajaan memintanya untuk tenang karena bila Lord Legano gegabah dan melakukan penyerangan maka Dewa Langit akan marah dan tentunya sanksi besar akan diberikan pada Chazia Empire.
“Aku tak peduli pa apa pun. Yang aku tahu saat ini adalah mengambil kembali apa yang telah dicuri oleh Lord Ivejorn dariku.”
“Apa Anda mempunyai buktinya? Kalau yang melakukan semua hal buruk pada Chazia Empire selama ini hingga kemarin adalah Lord Ivejorn? Lalu apa sebenarnya yang telah diambil oleh Lord Ivejorn dari Anda, raja?”
“Hal yang sangat penting tidak hanya bagiku tetapi juga bagi kelangsungan hidup dan masa depan Chazia Empire.” Intonasi bicara Lord Legano yang tak terbantahkan membuat seluruh pasang mata yang berada di ruang pertemuan tak berkutik.
Jendral Lucas mengirim utusan untuk mengirim pesan yang ingin disampaikan oleh Lord Legano pada Lord Ivejorn. Di dalam surat itu berbunyi Lord Legano hanya meminta pada Lord Ivejorn untuk mengembalikan cawan berisi pasir Aeolian beserta isinya dan juga Putri Lyla ke tangan Chazia Empire. Apabila pihak Kingdom of Sholleoran tidak menggubris permintaan Lord Legano dalam waktu 15 hari setelah pesan tersebut sampai ke tangan Lord Ivejorn, maka pihak Chazia Empire akan melakukan penyerangan besar-besaran.
Pesan yang disampaikan oleh Lord Legano sampai ke tangan Lord Ivejorn. Merasa diancam dan diremehkan Lord Ivejorn marah besar. Di ujung rasa bencinya Lord Ivejorn mengambil menjelma menjadi manusia separuh naga yang sangat kuat juga tak terkalahkan untuk menghancurkan Lord Legano dan kerajaan Chazia Empire. Dia memerintahkan kepada seluruh lapisan kerajaan hingga masyarakat untuk bersiap menghadapi perang maha dahsyat yang akan terjadi di tanah Jackstone Universe. Dia meyakini perang besar yang pernah terjadi seratus tahun lalu akan terjadi lagi dalam waktu dekat. Perang yang berakhir diadakannya gencatan senjata di antara dua kerajaan besar pada masa itu, yakni Chazia Empire dan Kingdom of Sholleora. Namun Lord Ivejorn memastikan kali ini tidak akan ada gencatan senjata seperti yang pernah terjadi 100 tahun lalu. Dia akan memastikan akan menghabisi seluruh kerajaan Chazia Empire beserta isinya.
Perang besar yang diberi nama Perang Ganbate II pun tercetuskan menjelang peringatan 100 tahun pecahnya Perang Ganbate. Queen Golda yang jarang menampakkan diri muncul di hadapan Lord Legano dan Ratu Ocellate malam itu. Ratu elf itu menyampaikan bahwa Lord Legano harus mengadakan upacara sakral yang dipimpin oleh pemimpin tertinggi para penyihir Chazia Empire untuk menampung pasir Aeolian yang telah melebihi kapasitas jam pasir ke dalam cawan ajaib.
Lord Legano menoleh pada Ratu Ocellate. Wajahnya tampak menunjukkan keresahan. Dalam hati dia bertanya bagaimana mau menampung pasir Aeolian sementara cawan yang harusnya digunakan untuk menampung pasir ajaib itu telah dicuri oleh Lord Ivejorn darinya 11 tahun yang lalu.
Tuan Zevanus muncul di waktu yang tepat. Dia lalu memberi penjelasan pada Queen Golda soal cawan ajaib yang telah dicuri oleh Lord Ivejorn. Queen Golda memahami situasi yang ada. Dia lalu membantu Lord Legano untuk menciptakan kembali cawan baru guna menampung pasir Aeolian.
Upacara sakral pun diadakan secara rahasia di Tanah Suci Montana yang merupakan wilayah kekuasaan Dewa Montana, dewa yang selama ini menjaga kesucian pasir Aeolian. Hanya manusia tertentu yang mampu menembus ruang dan waktu untuk mendatangi wilayah tersebut. Untuk menuju ke tempat Dewa Montana, manusia pilihan Dewa Langit akan melewati daratan luas yang berbentuk seperti labirin rumit. Apabila tidak mampu melewati labirin tersebut, maka selamanya akan terjebak di dalam sana. Hanya kemurahan hati Dewa Montana yang mampu membebaskan siapapun yang telah terjebak di dalam labirin rumit buatannya itu.
Rombongan yang akan mengadakan upacara sakral beranggotakan Lord Legano, Ratu Ocellate dan Princess Lyra dipimpin oleh Tuan Zevanus serta dua makhluk rekayasa ciptaan Tuan Zevanus yang memiliki kemampuan sihir luar biasa. Mereka adalah Zetafon dan Hyena. Mereka hanya muncul saat Tuan Zevanus memanggil. Ajaibnya Princess Lyra selalu bisa menemukan keberadaan Zetafon. Membuat mereka bisa berteman baik dan akrab saat perjalanan menuju Tanah Suci Montana. Sementara Hyena memang tidak suka menunjukkan diri dan berdekatan dengan manusia murni. Sehingga Hyena benar-benar hanya muncul ketika Tuan Zevanus memanggilnya.
Setelah berhasil melewati labirin rumit buatan Dewa Montana sampailah rombongan Lord Legano di sebuah tanah lapang dengan hamparan pasir putih yang begitu lembut dan berkilauan. Semua takjub menyaksikan hamparan pasir yang tak memiliki ujung tersebut.
“Inilah gurun pasir suci Aeolian. Gurun pasir suci ini terbentuk dari hasil pertapaan para penyihir yang menjaga dunia alam gaib kerajaan Chazia Empire selama ratusan tahun. Energi sihir dari seluruh daratan dikumpulkan oleh para penyihir sakti ribuan tahun silam dan ditampung di dalam sebuah wadah menyerupai sebuah jam pasir. Jam pasir abadi itu terus menerus bergerak ke bawah dan tidak ada habisnya,” jelas Tuan Zevanus pada Lord Legano yang masih tak percaya pada pemandangan yang ada di depan matanya.
“Jadi pasir ini yang ingin dikuasai oleh Lord Ivejorn?”
“Ya, dan terutama keajaibannya. Sayang sekali, meskipun Lord Ivejorn memiliki cawan beserta pasir ajaib Aeolian, dia tidak akan mampu memanfaatkan keajaibannya karena dia tidak memiliki mantra ajaib.”
“Jadi hanya aku dan satu keturunanku saja yang mampu menggunakan mantra ajaib pasir Aeolian?”
“Benar sekali, raja. Maka dari itu segera turunkan mantra ajaib itu pada Princess Lyra yang telah Anda pilih sebagai penerus tahta kerajaan Chazia Empire.”
“Tentu saja. Aku pasti akan segera membuat Princess Lyra mampu mengucapkan mantra ajaib itu tanpa menyakiti tubuhnya.”
Tak ingin mengulur waktu, Tuan Zevanus mengajak Lord Legano beserta yang lainnya untuk melanjutkan perjalanan menuju sebuah kastil suci tempat upacara sakral akan dilaksanakan. Di sana Dewa Montana sudah menunggu kedatangan mereka. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Dewa Montana memimpin upacara sakral untuk menampung pasir Aeolian ke dalam cawan ajaib yang telah diberikan oleh Queen Golda sebagai ganti cawan yang dicuri oleh Lord Ivejorn.
Lord Legano dan rombongan kembali ke Chacine Oasis. Dan melanjutkan kembali menyusun strategi peperangan bersama Jendral Lucas serta pasukannya. Setelah menentukan strategi pasukan dan segala kebutuhan selama perang disiapkan. Seluruh rakyat Chazia Empire mengantarkan para pasukan yang siap bertempur di medan perang hingga tetes darah terakhir.
Perang Ganbate II berlangsung selama 30 hari di gurun Dukhe yang merupakan gurun pasir terluas di tanah Jackstone Universe. Selain sangat luas, gurun pasir ini menyimpan banyak misteri. Karena seluruh kekuatan sihir dan mistis bersatu di gurun pasir tersebut. Selama perang terjadi, baik pihak Kingdom of Sholleoran maupun Chazia Empire tidak ada yang tahu kondisi dan suasana saat peperangan sedang berlangsung. Kedua belah pihak hanya tahu hasil perang dari perwakilan pihak kerajaan yang menang.
Sesuai dengan pernyataan Lord Ivejorn saat Lord Legano mengirim pesan perang padanya, yang berjanji pada semesta tidak akan ada gencatan senjata dalam bentuk apa pun. Langit mendengar sumpah dari Lord Ivejorn. Sehingga perang tidak akan bisa dihentikan oleh siapapun dan apa pun, kecuali ada pihak yang mengalah atau pihak yang telah terkalahkan oleh pihak lainnya yang menjadi pemenang.
Perang Ganbate II yang menghabiskan belahan ribu nyawa tersebut berakhir dengan kemenangan berada di tangan Kingdom of Sholleora. Merasa tidak puas atas kemenangan yang telah diraihnya, Lord Ivejorn menjebak Lord Legano dengan sihir iblisnya lalu mengutuk Lord Legano mati suri selama puluhan tahun. Namun Lord Ivejorn tidak bisa menggunakan kekuatan pasir Aeolian karena dia bukan keturunan langsung dari raja-raja Chazia Empire. Lord Ivejorn juga tidak bisa menduduki tahta dalam istana Chazia Empire karena hanya anak keturunan Lord Legano langsung yang punya keistimewaan bisa menduduki tahta tersebut.
Chazia Empire dilindungi oleh sihir dan dewa-dewa yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan iblis manapun. Siapapun manusia selain keturunan pilihan dari Lord Legano yang menduduki tahta Chazia Empire akan mati mengenaskan di tangan sihir mematikan yang dimiliki oleh Ratu Ocellate yang telah diselimuti oleh dendam atas perbuatan Lord Ivejorn pada suaminya. Sayangnya sihir Ratu Occelate hanya bisa digunakan untuk melindungi singgasana raja saja, tidak bisa digunakan untuk hal lainnya. Hal itulah yang membuat Ratu Ocellate tidak bisa menyembuhkan kutukan iblis yang ada di dalam tubuh Lord Legano dengan keajaiban Pasir Aeolian dikarenakan Princess Lyra masih belum mampu mengucapkan mantra sihir yang mampu menunjukkan manfaat dari keajaiban Pasir Aeolian.
Tidak banyak yang tahu bahwa pada saat puncak Perang Ganbate II yang terjadi di gurun pasir Dukhe, tidak hanya Lord Legano dan Jendral Lucas saja yang selamat dari perang. Tuan Zevanus yang memiliki kekuatan sihir ruang dan waktu berhasil menyelamatkan diri dari kepungan pasukan Kingdom of Sholleora. Tuan Zevanus menebar sedikit pasir Aeolian yang selalu ada di kantong ajaibnya hingga membuat dia terlempar dari zaman pertengahan abad tahun 1900.
Tuan Zevanus menyesuaikan diri dengan bertahan hidup di dunia yang sangat asing baginya. Dengan kekuatan sihir yang berhasil ikut dibawanya ke tahun 1900, Tuhan Zevanus mempelajari berbagai macam ilmu, teknologi, peradaban dan perkembangan zaman manusia modern. Tuan Zevanus juga mengembangkan berbagai macam gim komputer yang ditujukan untuk mencari ksatria kuat yang bisa ditarik ke tanah Jackstone Universe. Tuan Zevanus memiliki ilmu sihir yang tidak dimiliki oleh penyihir manapun yaitu, bisa membuatnya tampak selalu awet muda dan tidak menua. Dia hanya akan menua dan menemui ajalnya bila tujuannya menemukan ksatria hebat telah tercapai dan pasir Aeolian telah digunakan oleh orang yang tepat, sesuai sumpahnya saat menyelamatkan diri dari kepungan prajurit Kingdom of Sholleora.
Gim yang diciptakan oleh Tuan Zevanus terus berkembang seiring perkembangan zaman. Setelah ratusan tahun berlalu, akhirnya Tuan Zevanus menemukan gim bergenre RPG singkatan dari role-playing game yang sangat modern. Di antara beberapa gim genre RPG yang berhasil ditiru oleh pengembang game lain, War of Aeolian merupakan gim yang dikembangkan oleh Tuan Zevanus adalah yang paling populer, tidak memiliki kecacatan dan tampak seperti nyata. Permainan War of Aeolian tersebut menggambarkan tentang petualangan seorang 'hero' di dalam permainan yang harus menyelesaikan misi untuk mendapatkan pasir Aeolian, menaikkan level demi level heronya, mendapatkan senjata, merekrut tokoh-tokoh yang ada di dalam permainan lalu membentuk sebuah aliansi, hingga merebut kerajaan-kerajaan kecil untuk kemudian dijadikan sekutu dari karakter utama. Akhir dari permainan ini adalah perang besar yang dipimpin oleh sang hero melawan Kingdom of Sholleora, berduel dengan musuh utama bernama Lord Ivejorn, raja di atas raja dengan kekuatan tak terkalahkan dari Kingdom of Sholleora dan merebut pasir ajaib bernama Aeolian yang bisa mendatangkan kekuatan besar serta kehidupan yang kekal abadi, sekaligus bencana besar untuk dunia bila jatuh ke tangan orang yang salah.
Ada sebuah harapan besar yang ingin diwujudkan oleh Tuan Zevanus dari gim rancangannya, yaitu dia ingin kembali ke tanah Jackstone Universe lalu bersama dengan ksatria pilihannya bisa menumpas rezim kejahatan Lord Ivejorn dan memusnahkan manusia iblis itu dari tanah Jackstone University untuk selamanya.
~~~
^vee^