Chazia Empire mulai memperluas wilayah sekutu. Lord Legano mengirim negosiator ulung dan anggota dewan kerajaan yang dianggap mampu menaklukkan kota-kota dan desa-desa di luar wilayah kekuasaan Chazia Empire. Satu per satu kota dan desa yang diajak berkompromi untuk bergabung bersama Chazia Empire mulai menunjukkan reaksi persetujuan. Beberapa diantaranya memang ada yang bekas daerah taklukan Kingdom of Sholleora. Sehingga Chazia Empire tidak perlu bersusah payah untuk mengajak daerah tersebut bergabung untuk melawan Kingdom of Sholleora yang terkenal sangat tamak dan kejam.
Para ahli sihir di bawah arahan Tuan Zevanus juga mulai menyusun strategi untuk memasuki wilayah Baratusta Elf Kingdom, sebuah wilayah yang dihuni para oleh para elf. Selama ini elf dan para ahli sihir Chazia Empire memiliki hubungan baik. Hal tersebut dikarenakan raja-raja Chazia Empire sebelumnya melarang keras pada seluruh rakyat Chazia Empire untuk tidak mengganggu kehidupan para elf, begitupun sebaliknya.
Setelah melakukan perjalanan panjang akhirnya Tuan Zevanus sampai juga di istana Baratusta Kingdom. Saat ini kerajaan elf dipimpin oleh seorang ratu bernama Queen Golda. Elf wanita yang terkenal karena kesempurnaan kecantikan dan sifat bijaknya. Cara berbicaranya sangat menunjukkan keanggunan dan ciri khas elf yang sangat terhormat. Tuan Zevanus hampir saja terpikat oleh paras rupawan yang dipancarkan oleh Queen Golda. Bagaimana tidak, ketika Queen Golda tersenyum seluruh bunga yang ada di dunia elf ikut bermekaran dan bersenandung riang.
Setelah menyadarkan dirinya dari pesona Queen Golda, Tuan Zevanus menyampaikan tujuannya mendatangi wilayah kehidupan elf. Tuan Zevanus menyampaikan secara keseluruhan tanpa menyebutkan soal pasir Aeolian. Karena apabila para elf mendengar soal pasir Aeolian, Tuan Zevanus khawatir setelah membantu Chazia Empire, tidak menutup kemungkinan para elf akan meminta bagian atas keajaiban pasir tersebut yang tentunya tidak akan pernah bisa dibagi untuk siapapun dan untuk alasan apa pun.
“Apa yang bisa aku lakukan untuk Chazia Empire?” tanya Queen Golda setelah Tuan Zevanus mengakhiri ceritanya.
“Bala bantuan ketika perang benar-benar tidak dapat dihindarkan.”
“Jadi akan ada perang babak lanjutan antara dua kerajaan besar?”
“Belum tentu. Karena biar bagaimanapun juga raja pasti akan berusaha mencari jalan perdamaian.”
“Ya, lebih baik begitu. Karena bila terjadi perang lanjutan pasti akan banyak korban berjatuhan tidak hanya dari pihak yang ikut terjun langsung untuk berperang. Melainkan juga rakyat yang tidak mengerti apa pun.”
“Iya, itu benar sekali. Hal itulah yang sangat kami hindari saat ini. Rakyat pasti akan menjadi korban jika perang tidak bisa dihindarkan.”
Setelah menyelesaikan misinya untuk menarik elf menjadi sekutu dari Chazia Empire, Tuan Zevanus kembali ke dunia manusia. Sesampainya di Chacine Oasis, Tuan Zevanus menceritakan hasil perjalanannya.
Di saat yang hampir bersamaan Jendral Lucas beserta para negosiator dan anggota dewan kerajaan juga kembali dari perjalanan panjang mereka. Mereka menceritakan hasil yang didapatkan. Beberapa kota dan desa ada yang sudah ditaklukkan, akan tetapi ada beberapa kota dan desa yang belum mau bergabung dengan Chazia Empire karena alasan tertentu. Namun Lord Legano tidak berkecil hati. Dia yakin suatu saat nanti kota dan desa yang menolak bergabung akan menjadi sekutu terkuat dan sangat mendukung Chazia Empire dalam hal apa pun.
Lord Legano tak hanya sibuk mempersiapkan strategi kerajaan dalam menghadapi perang melawan Kingdom of Sholleora, melainkan juga mempersiapkan Princess Lyra untuk menjadi penerusnya. Di tempat yang sangat rahasia dan hanya diketahui oleh Tuan Zevanus serta Ratu Ocellate, Lord Legano mulai mengajarkan putri kebanggaannya itu mantra sakti pasir Aeolian. Beberapa kali masih gagal karena Princess Lyra masih menunjukkan ketakutan dan keraguan dalam menerima mantra yang nantinya akan bersatu dengan aliran darah serta denyut nadinya. Karena memang mantra itu akan dibawa sampai mati. Ketika pemilik mantra telah tiada maka mantra sakti itu juga akan ikut pergi bersama pemiliknya.
Princess Lyra mulai menyerah karena merasa tidak sanggup menerima kekuatan mantra sakti pasir Aeolian. Sampai pada akhirnya dia berkata, “Mungkin Putri Lyla lebih mampu untuk menerima mantra itu, Ayah. Aku… aku… benar-benar tidak sanggup. Mantra itu sulit sekali aku ucapkan. Ketika aku mencoba mengingat mantra tersebut, jantungku berdebar cepat, aliran darahku berdesir cepat dan napasku seolah berada di ujung kematian, Ayah.”
“Kau jangan berkata seperti itu, Lyra. Kita punya banyak waktu sebelum usiamu mencapai 17 tahun. Percayalah, mantra pasir Aeolian ini memang tercipta untukmu.”
“Tapi ini sudah hari ke 35 sejak aku mencoba mempelajari dan memasukkan mantra pasir Aolian itu ke tubuhku. Lebih mudah bagiku mempelajari teknik beladiri ataupun strategi perang daripada mencoba mengucapkan mantra pasir Aeolian.”
“Apa yang kau rasakan saat mengucapkan mantra itu, putriku?”
“Lidahku seperti terbakar, ketika aku mengucapkan dalam hati, jantungku bisa berdebar dengan sangat cepat bahkan seolah memaksa untuk melompat keluar dari tubuhku.”
“Maafkan ayah, putriku. Ayah terlalu berambisi sampai-sampai Ayah tidak tahu kau tersiksa hingga sedemikian rupa. Lalu, hal apa yang ingin kau lakukan sekarang, Lyra? Apa kau sudah benar-benar tidak mau menerima garis takdirmu atas mantra pasir Aeolian?”
“Aku bukan tidak mau, Ayah. Hanya saja untuk saat ini sudah cukup. Aku tidak mau membuat tubuhku semakin tersiksa.”
“Baiklah kalau memang begitu maumu. Ayah tidak akan memaksamu lagi untuk mempelajari soal mantra pasir Aeolian.”
Lord Legano memenuhi janjinya. Kini dia lebih fokus memperbaiki kondisi kerajaan dan wilayah di sekitar kerajaan. Dibantu oleh Tuan Zevanus dan seluruh orang kepercayaannya Lord Legano mulai membangun kembali kerajaannya yang kacau akibat penyerangan dari Kingdom of Sholleora.
“Kita harus melakukan perlawanan. Setidaknya satu kali untuk memberikan efek jera pada Kingdom of Sholleora, raja,” ucap salah satu anggota dewan kerajaan.
“Aku tidak mau korban berjatuhan kembali terutama rakyat yang tidak mengerti apa apa. Selagi masih bisa diatasi dengan perdamaian, aku akan pilih jalan itu untuk menghindari peperangan.”
“Tapi kita punya kekuatan yang bisa membuat kerajaan itu takluk.”
Namun Lord Legano berpegang teguh pada prinsipnya. Dia tetap lebih memilih perdamaian. Hingga suatu hari Putri Lyla tiba-tiba kembali. Setelah berbulan-bulan menghilang tanpa jejak putri kesayangan Lord Legano itu muncul di depan gerbang utama istana Chazia Empire. Kabar itu disampaikan oleh salah satu barko bernama Zybex. Barko sendiri adalah makhluk rekayasa ciptaan Tuan Zevanus dan ahli sihir lainnya yang ditugaskan untuk berjaga di sekitar istana. Hanya manusia yang memiliki ilmu sihir atau pernah mempelajari ilmu sihir yang mampu melihat keberadaan barko.
Kabar munculnya Putri Lyla itu sontak membuat Lord Legano serta anggota dewan kerajaan lainnya terkejut. Lord Legano memerintahkan Jendral Lucas beserta pengawal istana untuk mencari kebenaran informasi tersebut sekaligus menjemput Putri Lyla.
~~~
^vee^