Travol begitu senang melihat Deborah dalam kondisi baik-baik saja. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena Deborah menyampaikan kabar duka pada Travol.
“Kakek North meninggal dua hari yang lalu,” ucap Deborah terbata-bata sembari menahan tangisnya.
“Meninggal? Kenapa? Apa Sholleoran yang mencelakainya?” tanya Travol terkejut.
“Entahlah. Padahal saat aku membuatkan makanan untuknya, dia masih tampak baik-baik saja. Tapi ketika aku kembali untuk membersihkan bekas makannya, Kakek North sudah terkapar di lantai dengan mulut penuh busa. Rantang berisi makanan buatanku belum tersentuh. Isinya bahkan masih utuh,” jelas Deborah.
“Jadi ada orang yang berniat meracuni Kakek North?” tanya Jim Dye penuh selidik.
“Menurutmu seperti itu, Jim?”
“Aku juga belum tahu pasti.”
“Sepertinya hal yang ingin disampaikan oleh Kakek North padamu ada hubungan dengan kematiannya. Sayangnya dia tidak kuat menahan rasa sakit karena racun sudah menyerang ke organ vitalnya,” ucap Deborah menyampaikan dugaannya.
Akhirnya malam ini Travol menginap di rumah Kakek North sebelum melanjutkan kembali perjalanan mereka. Jim Dye setuju dengan usul itu. Sudah lama dia tidak merasakan tidur di tempat nyaman. Bebas nyamuk dan rasa dingin tentunya. Deborah bergegas menyiapkan sebuah kamar yang bisa ditempati oleh Jim Dye malam ini.
Ketika terbangun keesokan paginya, Jim Dye tidak menemukan Travol di manapun. Begitu juga dengan Deborah. Setelah berpencar mencari keberadaan Travol di seluruh Snow Village, Jim Dye dan Deborah kembali ke kedai Kakek North. Di sana mereka bertemu dengan beberapa prajurit yang dikenali Jim Dye sebagai pasukan muda Chazia Empire yang dipimpin oleh Kapten Zigad.
Jim Dye dituduh sebagai penghianat Chazia Empire oleh Kapten Zigad. Tak bisa memberikan bukti yang cukup kuat bahwa Jim Dye tidak terlibat dengan Kingdom of Sholleora dalam penyerangan malam itu, pasukan muda Chazia Empire terpaksa membawa Jim Dye untuk ditahan di penjara utama. Letaknya di luar istana Chazia Empire. Tak hanya Jim Dye saja yang dibawa, Deborah ikut terseret ke penjara karena dianggap sebagai kaki tangan Jim Dye.
Sementara itu di tempat lain Travol mengunjungi kediaman orang tuanya yang terletak di desa sebelah utara Snow Village. Desa tersebut adalah Zimbo Village. Selain karena ingin berbicara soal pengalamannya selama beberapa minggu ini, Travol juga ingin meminta bantuan pada sang ayah, Martes Canesta. Tidak banyak, dia hanya meminta sejumlah uang, dan bekal makanan yang bisa digunakan selama perjalanan.
Singkat cerita ayah Travol murka pada Travol. Selain karena telah melarikan diri dari rumah, Travol juga dianggap berkhianat pada Chazia Empire. Karena kabar yang berembus, Travol bergabung dengan pasukan Kingdom of Sholleora. Ayahnya kecewa lalu mengusir Travol dari rumah bahkan dari desa yang merupakan tanah kelahiran Travol. Ayahnya menganggap bahwa Travol melarikan diri dari desa karena ingin bersekutu dengan Kingdom of Sholleora.
“Aku tak ingin melihat wajahmu lagi!” bentak sang Ayah.
Namun Travol pantang menyerah. Dia terus mendesak supaya ayahnya memaafkan kesalahannya dan tetap meminta bantuan pada pria itu. Di saat yang sama Kapten Zigad datang bersama anak buahnya. Rupanya Martes telah melaporkan keberadaan Travol di kediamannya. Akhirnya Travol ditangkap dan dijebloskan ke penjara tanpa perlawanan dengan tuduhan pengkhianatan dan juga mata-mata Kingdom of Sholleora.
Di penjara Travol bergabung kembali dengan Jim Dye dan Deborah. Ketiganya dimasukkan penjara dengan tuduhan yang sama. Selang beberapa jam kemudian Kapten Zigad datang ke sel yang berisi Jim Dye, Travol dan Deborah di dalamnya.
“Kapten? Kenapa kau melakukan hal ini pada kami? Apa salah kami?” tanya Travol heran.
“Aku terkesan melihat keberanian kalian. Kalian bisa bertahan hidup setelah melompat ke dalam sungai.”
“Apa sebenarnya maumu? Kenapa kau memihak pada pria itu? Siapa dia?” tanya Travol masih penasaran pada sosok Red Nevo dan hubungannya dengan Kapten Zigad.
Kemudian Kapten Zigad menceritakan situasi yang sebenarnya pada ketiga anak muda yang telah dipenjarakannya itu. Soal ambisi dan fitnah yang telah dilakukan oleh Red Nevo serta tujuannya melakukan hal keji seperti itu. Jim Dye dan Travol hanya mendengar tanpa menyela keterangan yang diberikan oleh Kapten Zigad. Mereka tidak mau sampai Kapten Zigad tahu bahwa malam itu mereka berhasil kabur setelah mendengar perkataan Red Nevo.
“Maafkan aku karena telah membuat kalian semua masuk penjara seperti ini. Aku sedang dalam kondisi terdesak. Adik laki-lakiku terlibat perjudian dan kekerasan seksual di wilayah kekuasaan Red Nevo. Dia mengancam akan memberi hukuman seberat-beratnya pada adikku kalau aku tidak membantu mewujudkan keinginannya,” ujar Kapten Zigad penuh penyesalan.
Keesokan paginya Jim Dye dan Travol harus menjalani hukuman gantung atas perbuatan yang telah dituduhkan pada mereka. Sebelum leher mereka digantung pada seutas tali, harus menerima hukuman cambuk dari para eksekutor. Di tengah proses hukuman cambuk berlangsung, Marcus dan Dogma membantu Jim Dye dan Travol meloloskan diri sekaligus membawa serta Deborah melarikan diri dari penjara. Pemimpin pasukan prajurit bayaran tersebut membawa mereka ke camp tempat di mana Jim Dye dijadikan sebagai b***k tanpa bayaran.
Marcus dan Dogma percaya bahwa Jim Dye bukanlah orang jahat. Meski Jim Dye dan Travol berpihak pada Chazia Empire sementara Marcus dan Dogma beraliansi dengan Kingdom of Sholleora keduanya sepakat tidak akan mencampuri urusan masing-masing. Lalu Marcus dan Dogma memberi hak istimewa pada Jim Dye dan Travol. Keduanya pun mendapatkan akses bebas keluar masuk melewati Hutan Perbatasan Utara yang bisa dijadikan jalur alternatif dari satu desa ke desa lainnya.
Tujuan pertama setelah mendapatkan akses tersebut, Travol mengajak Jim Dye menuju ke desa tempat orang tua Deborah berada, Spartglow Village. Deborah juga ingin menyampaikan soal berita kematian Kakek North pada orang tuanya.
Ketiganya sampai di Spartglow Village sekitar tengah hari. Orang tua Deborah memiliki usaha restoran dan tempat penginapan. Ayahnya bernama Ogam dan ibunya bernama Nana. Mereka adalah orang yang sangat baik. Meski sedih saat mendengar kematian Kakek North, orang tua Deborah senang melihat anak perempuan mereka masih hidup dan terlihat baik-baik saja. Setelah bertukar cerita, Jim Dye tahu bahwa Ogam adalah seorang keturunan ahli sihir. Hanya saja Ogam enggan mempelajari soal kemampuan yang diturunkan dari generasi ke generasi itu. Dia ingin hidup normal layaknya manusia normal pada umumnya. Dia tidak ingin dirinya mati mengenaskan seperti ibunya yang dulu mati mengenaskan karena dituduh memiliki ilmu sihir yang sesat. Sejak itu Ogam secara diam-diam menyembunyikan keahliannya itu.
Ogam menawarkan sebuah benda rahasia yang bisa digunakan Jim Dye selama perjalanannya mencari pasir Aeolian yang bisa mengembalikannya ke dunianya yang sebenarnya. Benda tersebut bernama Ogami, berupa batu bercahaya yang mampu menyilaukan pandangan lawan dengan kilau sinar batu bercahaya tersebut.
~~~
^vee^