Entah apa yang akan Eden lakukan untuk membantu Hazel. Yang pasti pria itu sudah bisa melihat dari tatapan mata Hazel pada Ariel, ada yang berbeda. Bukan tatapan seorang atasan pada bawahan. Bukan tatapan seorang pria dingin pada wanita aneh. Ada tatapan di mana seorang pria menyukai seorang wanita. Namun, sang empu belum menyadarinya. Oleh karena itu, Eden berusaha menyadarkan sahabatnya. Bahwa ada rasa di mana Hazel belum yakin akan rasa itu. "Kau bilang kau tidak menyukainya. Tapi, kenapa sikapmu berlebihan seperti ini? Jika kau menyukainya, maka aku tidak akan melangkahimu. Justru aku akan dengan senang hati untuk mendukungmu," ujar Eden menepuk-nepuk bahu sahabatnya. "Bicara apa kau ini, Ed, Ed. Melantur saja kau kerjaannya," sergah Hazel menyingkirkan tangan sahabatnya dahi bahu