Pukul 02.30 dini hari. Kintan terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum kesadarannya benar-benar kembali. Di usapnya sudut mata yang terasa buram. Saat hendak bangun dari berbaring, Kintan merasakan sebuah lengan kokoh memeluknya dari belakang, dan terasa ada sesuatu yang menempel dan terasa berat di ceruk lehernya. Kintan sadar, ternyata Vian tidur dalam keadaan memeluknya, dan menempelkan wajahnya di bahu belakang Kintan. Mendapat perlakuan itu, Jantung Kintan mendadak berdegup kencang. Rona wajahnya sudah tak dapat di jelaskan. Niat awalnya dia akan bangun untuk menunaikan sholat tahajud, ia urungkan sebentar. Karena ia sendiri menikmati pelukan itu. Kintan mengusap punggung tangan Vian yang berada di perutnya yang ramping, Vian malah semakin erat