Siang ini, di jam makan siang, Vian memacu mobilnya entah ke mana tujuannya. Hari ini moodnya sedikit terganggu karena kedatangan Deby. Vian sendiri bingung atas apa yang terjadi dengan dirinya. Biasanya dia bahagia jika bertemu dengan gadis itu. Tapi entah kenapa hari ini, kedatangan Deby justru merusak moodnya yang baik sedari pagi. Tanpa Vian sadari, mobil yang di kendarainya terparkir di depan gerbang pondok pesantren tempat Kintan mengabdi. “Kenapa tau-tau gue udah nyampe sini?” Dia heran dan bertanya pada dirinya sendiri. Vian merasa dari pada kedatangannya mubazir, ia tingak-tinguk mencari keberadaan Kintan. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Apa yang dia cari berjalan melewati gerbang. Senyum Vian terbit dari bibirnya. Tapi sejurus kemudian ia kembali tersadar. “Sadar woi”.