Kasmaran itu indah.

1727 Kata

Pov Vian. Aku mulai merasa heran dengan apa yang kurasakan. Berkali-kali rasa itu datang menyapa, mencoba mengetuk hati, namun segera kutepis. Jika ditanya sejak kapan aku mulai tertarik padanya? Mungkin jawabannya sejak awal aku melihatnya. Awal perjumpaan kami, ya, yang bahkan ia tak mau melihat diriku. Tapi, entah mengapa aku begitu penasaran dan mataku terus mencuri pandang melihat ke arahnya. Aku bahkan bisa melihat indah matanya dari kedipan lucunya itu. Awalnya aku menolak keras karena egoku. Lagi pula, sekarang bukan lagi zaman perjodohan bukan? Tapi entah mengapa? Papiku jadi begitu kolot memaksaku untuk menikah dengannya. Bahkan sampai mengancam akan menghapus namaku dari catatan ahli waris. Sangat kejam bukan? Aku yang sedari dulu paling benci dipaksa, akhirnya kuturuti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN