Dua Puluh Enam

1117 Kata

%%% Hari berganti, dan Bara masih belum juga ada kabar. Nasya memutuskan mengirim pesan pada lelaki itu. Sekadar pesan singkat yang ia kirim dengan sedikit bercanda, 'Nggak lupa cara ngetik pesan, kan?' Sudah lebih dari sepuluh menit, namun masih tak ada jawaban dari Bara. Nasya menjadi frustrasi sendiri. Bagaimana pria itu bisa menghilang begitu saja? "Dahlah. Bodo amat mending jajan ke mini market depan," oceh Nasya kemudian bangkit dan segera menyabet tote bag kesayangannya. Kenapa tote bag itu menjadi kesayangannya? Karena ukurannya besar. Bisa digunakan untuk menyimpan banyak makanan. "Mau ke mana, Sya?" tanya Nisa, kakak Nasya yang sedang asyik memotong sayuran. "Jajan beli ciki. Kakak mau nitip apa?" tawar Nasya. "Dih kayak punya duit aja nawar-nawarin Kakak," balas Nisa.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN