Lupakan kau pernah jatuh cinta. Lupakan kau pernah mencintai dengan tulus. (Anonim) *** Nathan sampai di rumah sakit dengan pikiran kacau. Meskipun begitu ia tetap berusaha fokus pada Naina yang beberapa kali pingsan dan kembali histeris ketika sadar. Hatinya seperti ditusuk ribuan jarum melihat Nainanya yang egois, selalu bersemangat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya kini terlihat tak berdaya. Nathan benar-benar tak sanggup menyaksikan itu semua. Naina bahkan menolak keras ketika sang papa hendak memeluknya, menatap penuh sesal atas apa yang telah dilakukannya. "Nath, Mama hiks." Naina menatapnya lemah. Sorot matanya tampak kosong, separuh jiwanya seolah ikut pergi. Nathan membawa gadis itu ke dalam dekapannya, membiarkan air mata membasahi bajunya. "Aku harus gimana, Nath?"