“Pak Arga butuh pembuktian?” Rauna berjalan semakin mendekat ke arah lelaki tegas itu. Ternyata Arga hanya asal bicara di depan gadis itu. Ia bukannya senang telah memancing singa keluar dari sarang malahan dirinya yang semakin berdebar lalu berjalan mundur, hingga terpentok ke arah dinding. “Kenapa, Pak Arga diam begitu? Katanya butuh pembuktian dari saya?” Rauna menatap tajam Arga. Kakinya semakin mendekat ke arah tubuh dosen itu. Posisi Arga sudah mentok ke dinding membuat ia kesusahan untuk melepaskan diri dari singa betina. Tunggu, kenapa Rauna jadi binal begini? “Ka-kau mau apa?” Arga gugup terlihat jakunnya naik turun seperti menahan sesuatu. Jemari Rauna menyentuh pipi mulus Arga yang ditumbuhi jambang tipis di tepinya. “Kau kan suamiku. Sudah sepantasnya kau mengambilnya, S