Bab 47

1779 Kata
Cuaca di luar masih dipenuhi dengan salju putih yang membuat udara menjadi dingin. Semua orang memakai baju hangat untuk melindungi tubuh mereka dari udara dingin tersebut. Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku denganku. “Hahh hahh hah Professor, sampai kapan kau akan mengujiku seperti ini?!” seruku di sela tarikan napasku yang putus-putus.   Dengan tubuh atas yang telanjang dipenuhi dengan keringat, aku masih menarik beban berat yang telah ditetapkan oleh professor. Professor tidak tanggung-tanggung ketika menguji kekuatanku ini dengan menumpuk beberapa beban pada salah satu alat gym yang kugunakan, sejak beberapa jam yang lalu.   Professor sendiri hanya sibuk mengunyah makanannya sembari memerhatikan diriku yang masih sibuk menarik secara konstan semua beban itu dengan kaitan di kedua tanganku. Aku harus mengangkat semua beban itu dengan menarik sekaligus menahan tanpa beristirahat selama beberapa jam. Dan semua itu tentu saja untuk kebutuhan informasi yang professor inginkan dariku mengenai ketahanan dan t***k bengek lainnya.   Aku tidak tahu untuk apa professor harus mengumpulkan semua info itu, tapi yang jelas aku telah melakukan semua ini secara rutin selama berhari-hari. Professor telah menahanku di tempat ini sejak hari itu, sehingga membuatku terpaksa tidak bisa pulang ke rumah untuk menemui keluargaku.   Aku hanya bisa menurut karena seperti yang dikatakan oleh professor Robert, aku tidak bisa pulang begitu saja setelah apa yang terjadi pada tubuhku malam itu. Hellen jelas melihat monster itu telah memakan bagian tubuhku. Tidak mungkin aku akan pulang cepat dengan keadaan tubuh yang telah utuh kembali bahkan dengan tubuh yang terlihat lebih sempurna dari sebelumnya seperti saat ini. Mereka pasti akan langsung bertanya-tanya dengan kondisi tubuhku yang sekarang.   Setidaknya professor Robert menyuruhku untuk menunggu lebih lama lagi dan menyuruhku ketika pulang nanti untuk berpura-pura telah diselamatkan oleh seseorang dari serangan monster itu. Sehingga mereka semua tidak menjadi bingung ketika melihat kondisiku nanti.   Aku setuju dengan pemikiran professor yang kurasa cukup logis. Hanya saja, selama aku menunggu hari, professor Robert benar-benar membuatku seakan berada di dalam latihan militer. Aku harus melakukan banyak kegiatan berat yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. Professor sepertinya telah menganggapku sebagai tentara yang tengah dipersiapkan untuk bertempur di suatu hari nanti, sehingga memaksaku untuk melakukan semua ini.   Aku sendiri juga sangat takjub dengan kekuatanku sendiri. Kika aku yang dulu, aku tidak akan bisa mengangkat bahkan seperempat dari beban yang tengah kuangkat sekarang. Ini benar-benar tenaga yang luar biasa. Aku seperti telah berubah menjadi ... seekor monster bertubuh manusia. Tubuhku berkali-kali lipat jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dan semua itu tentu berkat cairan yang telah bersemayam dalam tubuhku ini.   Aku tidak merasakan sakit, aku bisa sembuh dengan cepat, tubuhku kuat dan sempurna, pendengaran dan penglihatanku juga terasa jauh lebih tajam dari sebelumnya. Bahkan aku sudah tidak perlu memakai kaca mataku lagi. Aku merasa luar biasa. Aku memiliki kekuatan seperti seorang pahlawan super hanya dalam sekejab saja.   Tunggu. Dengan kekuatan tubuh ini, sepertinya aku benar-benar bisa menjadi pahlawan super yang kuidolakan selama ini. Aku menjadi bertanya-tanya dalam hati, apa lagi selanjutnya yang akan tubuhku dapatkan? Sejak aku menerima cairan penelitian milik professor Robert, satu per satu tubuhku berubah menjadi aneh dan mengagumkan. Mungkin saja suatu saat nanti akan ada benang laba-laba yang keluar dari pergelangan tanganku?   Atau aku akan bisa melayang di udara? Atau mungkin aku bisa membelah bumi? Semakin dipikir lebih jauh, semakin membuatku menjadi lebih antusias dari sebelumnya. Ini sungguh luar biasa bukan? Aku tidak menyangka cairan yang kudapatkan ini akan membuatku menjadi seorang cinderella dalam sekejab mata. Cinderella versiku sendiri tentunya.   Cairan itu merubahku menjadi seseorang yang luar biasa. Aku suka ini! Aku menjadi tidak sabar ingin menunjukkan perubahan ini pada Hellen nanti. Aku yakin gadis itu pasti tidak kalah terkejutnya denganku hahaha.   Plak! Sebuah buku tebal tiba-tiba dipukulkan pada kepalaku begitu saja. Seketika cengiranku yang tanpa sadar muncul selama aku memikirkan semua itu menjadi lenyap.   “Apa yang kau tertawakan Danny?! Tetap fokus pada ujianmu ini,” tegur professor Robert kepadaku. Aku meraut sebal menatap professor yang telah memukul kepalaku dengan buku tebal itu tanpa rasa bersalah sama sekali. Meski pukulan itu tidak membuatku merasa sakit, tetap saja kau tidak akan senang jika mendapatkan pukulan seperti itu. Benar bukan?   “Professor, kepalaku adalah aset terpenting yang menjagaku untuk tetap berpikir waras dengan semua keajaiban ini. Jangan kau pukul lagi seperti itu. Bagaimana jika ada sel yang rusak dan membuatku menjadi gila?!” sungutku dengan kesal.   “Kau tenang saja. Cairan itu akan segera memperbaikinya dengan baik,” jawab professor dengan terlampau santai. Pria itu kembali duduk di atas kursinya dan memerhatikanku lagi.   “Ck, tetap saja jangan melakukan itu Professor. Lagi pula mau sampai kapan aku akan tetap seperti ini? Tubuhku juga memiliki batas dan ini sudah cukup lama aku meninggalkan rumah sejak malam itu. Aku ingin segera pulang dan menemui keluargaku Professor.”   “Aku tahu. Kau tunggu saja sebentar lagi. Setidaknya tunggu sampai alat itu menjadi rusak karena tidak bisa menahan beban lagi.”   CTAK! Tanpa disangka setelah professor Robert mengatakan hal itu, tali yang menjadi penghubung antara beban dan tubuhku tiba-tiba terputus hingga membuatku terkejut.   “Agk!” pekikku.   SREETT! BUM!   “HYAA!” Aku cukup terkejut dengan putusnya tali itu sehingga membuatku menjadi lengah dan tanpa sadar melemahkan pegangan tanganku. Tubuhku seketika ikut tertarik ke atas karena tarikan beban yang jatuh ke tanah dan akhirnya membuatku menggelantung di atas dengan satu tangan.   Aku yang masih terkejut lalu menatap professor yang juga ikut terkejut dengan kejadian itu. Bahkan professor Robert nampak melongo menatapku yang masih terayun-ayun di udara. Aku yang kembali mengingat ucapan terakhir Professor Robert seketika melempar cengiran kuda kepadanya.   “Jadi, apa aku bisa pulang sekarang?” tanyaku kemudian. Aku yakin wajah berbinarku ini nampak jelas di mata professor Robert hingga membuat pria itu akhirnya menghela napas berat dan mengiyakan permintaanku.   “Hahaha yeahh!” Seketika aku bersorak senang melihatnya.   Beberapa jam kemudian setelah aku mulai bersiap hendak pulang. Professor Robert memeriksa beberapa bagian tubuhku lebih dulu. Kini kami saling duduk berhadapan sekali lagi di ruangan professor. Aku melihat professor telah menyiapkan satu botol cairan dengan jarum suntik di atas meja. Sementara professor sendiri tengah memeriksa darah dan denyut nadiku untuk memastikan sekali lagi bahwa aku telah baik-baik saja saat ini.   “Ingat Danny. Kau harus rutin datang menemuiku dan melakukan pemeriksaan lanjutan tiap minggu. Kau juga butuh serum untuk penawar racun dari cairan itu, apa kau mengerti?” ucap professor Robert mengingatkan kembali kepadaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan saja ucapan professor Robert.   Apa lagi yang bisa kulakukan selain hanya mengiyakannya saja? Aku tidak tahu menahu masalah kinerja cairan itu. Yang jelas aku yakin professor Robert pasti melakukan semua ini untuk kebaikanku.   “Ya, aku mengerti Professor,” jawabku. Aku melihat professor Robert mengambil botol cairan itu dan memasukkannya ke dalam jarum suntik. Setelahnya professor Robert mulai memasukkan cairan itu ke dalam tubuhku lewat lengan.   “Ini adalah serum pertamamu. Katakan kepadaku jika ada reaksi baru pada tubuhmu.”   “Apa sesuatu akan keluar dari tubuhku suatu saat nanti Prof?” celetukku yang langsung berhasil membuat professor Robert menoleh kepadaku. Raut wajahnya menunjukkan raut wajah penuh tanya sekaligus bingung dengan ucapanku itu.   “Apa?” tanya professor Robert. Aku langsung melempar senyum lebar kepadanya. Lalu menunjukkan pergelangan tanganku yang bebas dengan penuh aksi.   “Byu byuu! Jaring laba-laba mungkin saja akan keluar dari pergelangan tanganku ini suatu saat nanti, apa benar Prof?” tanyaku dengan lebih antusias. Professor Robert nampak tertegun mendengar ucapanku itu, sebelum kemudian pria itu mendecakkan lidah dengan malas.   “Kau terlalu banyak menonton film super hero Danny,” jawabnya kemudian. Aku menghela kecewa mendengarnya. “Tapi mungkin saja itu terjadi,” lanjut professor kemudian. Seketika aku menatapnya dengan pandangan mata berbinar.   “Sungguh Prof?!”   “Khekhekhe kenapa kau menjadi sangat senang dengan hal itu?” kekeh professor Robert sembari melirikku dengan heran. Professor Robert mulai merapikan kembali semua alat-alat medisnya setelah selesai melakukan pengecekan hari ini padaku.   “Tentu saja aku senang, Prof. Mungkin saja cairan ini adalah jalan pembuka untukku menjadi seorang pahlawan super. Bukankah itu akan menjadi hal yang luar biasa?!” seruku dengan penuh bangga. Kekehan professor langsung berubah menjadi tawa.   “Kalau begitu kau harus menyiapkan diri untuk melakukan pertarungan dengan semua penjahat nanti. Jadi minggu depan kau akan mulai sesi pelatihanmu dengan lebih berat lagi. Bersiaplah Danny!”   “WHAT?!” Aku langsung terpekik kencang dengan jawaban professor Robert. “Tapi aku tidak pernah melihat pahlawan super melakukan sesi pelatihan militer Prof! Aku masih seorang anak muda, kau tahu?” Aku bangkit berdiri menatap professor Robert yang beralih ke meja lain untuk menyimpan semua peralatan itu.   “Kalau begitu kau masih belum mengenal banyak pahlawan super, Danny. Aku akan menunjukkan pelatihan keras yang telah mereka lakukan suatu hari nanti, oke?!”   Professor Robert kembali mendekatiku. Professor Robert menepuk pundakku dengan mantap, layaknya seorang pria. “Baiklah. Kau bisa pergi sekarang. Dan ingat pesanku untuk tidak menyebut namaku dalam pembicaraan kalian nanti. Buat alasan selogis mungkin agar mereka tidak menanyakan banyak hal yang justru akan membuatmu kerepotan nanti. Kau mengerti kan?”   Aku tersenyum kecil mendengar hal itu. “Tenang saja Prof. Rahasia kita akan aman, oke?!” balasku sembari melingkarkan ibu jari dan jari telunjukku di depan wajahnya. Professor Robert mengangguk puas. Setelahnya aku benar-benar melangkah pergi meninggalkan rumah professor Robert, menuju rumahku sendiri.   Aku sudah merindukan semua orang di sana. Aku yakin ini pasti akan menjadi sebuah kejutan besar untuk Mom dan Dad, juga Hellen. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mereka semua dan membicarakan semua ini dengan Hellen secara pribadi. Senyumanku melebar seketika memikirkan hal itu.   Sepanjang jalan yang dihiasi oleh banyak salju, aku melangkah dengan ringan setelah menaiki alat transportasi, menuju rumah tempatku tinggal. Tanpa terasa ini sudah hampir sebulan penuh sejak peristiwa malam itu. Aku sibuk bertanya-tanya dalam hati mengenai kabar mereka semua. Aku sangat merindukan mereka semua.   Memikirkan hal itu membuat diriku semakin bersemangat untuk mempercepat langkah kaki. Hingga beberapa saat kemudian akhirnya aku tiba di depan rumahku sendiri. Aku berdiri terdiam lebih dulu memandang rumah itu. Aku merasa seakan tengah mengenang masa laluku sebelum kejadian malam itu.   Dari rumahku sendiri, aku lalu melirik ke samping di mana rumah Hellen berdiri. Kedua rumah itu sama-sama tertutup rapat. Setelah aku menemui kedua orang tuaku, aku berencana akan mengunjungi rumah Hellen dan melihat keadaan gadis itu nanti. Kini aku mulai kembali melangkahkan kaki untuk mendekat rumahku sendiri.   Dadaku berdebar dengan kencang saat ini. Ada rasa penuh antusias, juga senang, sekaligus ... entahlah. Semua perasaan dalam hatiku rasanya telah tercampur menjadi satu hingga membuatku merasa tidak sabar menanti untuk melihat reaksi mereka semua ketika melihatku lagi setelah ini.   Aku telah berdiri di depan pintu rumahku sendiri, tapi aku merasa seakan tengah berkunjung ke rumah orang lain saat ini. Ini membuatku sangat gugup. Aku mulai mengangkat tangan, dan mengetuk pintu rumah kemudian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN