Bab 51

1518 Kata
Aku sesekali akan mengusapkan ibu jemariku pada kepala Hellen dengan lembut. Entah sudah berapa lama waktu berlalu di antara kami berdua. Sejak kami terjatuh bersama di atas lantai, Hellen tidak sekali pun melepaskan atau pun melonggarkan kaitan kedua tangannya pada bagian leherku. Aku seakan bisa merasakan kerinduan yang tersimpan dalam pelukan hangat Hellen saat ini, dan itu membuatku menjadi ikut menghangat.   Hellen ternyata benar-benar memikirkanku selama ini. Sejak Hellen terlihat tidak ingin melepaskanku barang sedetik pun, aku akhirnya hanya membiarkan saja Hellen berlaku semaunya hingga gadis itu menjadi tenang dan lega. Dalam hati aku cukup mengkhawatirkan kondisi tubuh Hellen yang sempat kutimpa saat terjatuh tadi.   Aku takut gadis itu akan terluka, karena itu aku menggerakkan kedua tanganku untuk meraba bagian belakang tubuh Hellen yang sekiranya aku pikir akan mendapat luka. Aku tidak bermaksud tidak sopan, dan kupikir Hellen tidak keberatan dengan itu karena Hellen masih tetap tidak melepaskan tubuhku. Aku bergerak menekan pelan beberapa bagian tubuh Hellen untuk memeriksanya.   “Kau tidak merasa sakit Hellen?” tanyaku dengan lirih yang terdengar seperti sebuah bisikan di telinga Hellen. Hellen hanya menggelengkan kepalanya kecil untuk merespon pertanyaanku itu. Aku akhirnya bisa merasa lega. Dari sekian banyak pertanyaanku padanya sedari tadi, akhirnya Hellen mau menjawabku walau hanya dengan sebuah gelengan kepala.   Aku kembali melingkarkan kedua tanganku dan memeluk tubuh Hellen. Untunglah aku bisa menahan tubuhku di waktu yang tepat sebelum aku benar-benar menindih tubuh Hellen dengan tubuh beratku tadi. Lantai kamar Hellen terasa sedikit dingin, dan aku bisa mendengar suara isak tangis Hellen yang mulai melemah. Aku tersenyum simpul.   “Ini menjadi dingin. Kau tidak ingin melepaskanku?”   Aku tidak melihat respon dari Hellen lagi. Sepertinya gadis itu masih tidak ingin membiarkanku pergi. Dalam pelukan kami, aku sadar betapa kurusnya tubuh Hellen saat ini sejak terakhir kali aku mengingatnya. Sebesar itukah Hellen merindukanku? Apa kepergianku benar-benar membuat hidupnya menjadi berat?   Aku sedikit merasa di atas awan jadinya. Aku akhirnya berinisiatif untuk bangun dan membawa tubuh Hellen dalam gendonganku. Hal itu membuat Hellen merasa cukup terkejut. Kurasakan pelukan tangan Hellen semakin mengerat pada belakang leherku ketika aku bergerak mengangkat tubuhnya dengan mudah.   Aku melirik ke arah Hellen yang masih menyelundupkan wajahnya pada sisi leherku. Tanpa kata aku membawa gadis itu ke atas ranjang, dan kami berbaring bersama di sana. Kali ini aku mengganti posisi dengan tubuh Hellen yang berada di atasku. Dengan begitu Hellen tidak merasa tekanan dari beban tubuhku laigi.   Aku kembali mengusap punggung kecil Hellen dengan lembut untuk menenangkannya. Diam-diam aku merasa sedikit canggung dengan suasana yang terjadi saat ini. Entah kenapa aku merasa tengah bertemu dengan seorang kekasih dibanding dengan seorang teman lama. Ini terasa lebih intim dibanding interaksi kami yang biasanya.   Apa Hellen tidak merasakan itu? Atau mungkin Hellen hanya tidak memedulikan hal itu? Jantungku terasa berdebar memikirkan betapa intimnya posisi di antara kami saat ini. Apa Hellen bisa merasakan detak jantungku dari jarak sedekat ini? Aku sibuk bertanya-tanya dalam hati.   Aku menarik napas dalam dan bisa merasakan wangi tubuh Hellen yang terasa begitu lembut dan segar dalam indera penciumanku. Aku juga bisa merasakan aroma kopi yang membekas dari tubuhnya. Mungkin Hellen baru saja pulang dari kafe dengan temannya. Kira-kira dengan siapa?   Ketika aku sibuk memikirkan hal itu, aku merasakan Hellen mulai bergerak kecil untuk melepaskan tautan tangannya. Gadis itu memundurkan wajah untuk menatapku. Aku jelas bisa melihat bekas air mata di kedua pipinya yang pucat. Secara otomatis aku menggerakkan tangan dan mengusap bekar air mata itu. Kurasakan dingin pada kulit wajahnya.   “Hellen,” sapaku. Aku menatap lurus bola mata Hellen yang terkunci ke arahku. Aku melirik tangan Hellen yang kini bergerak mendekati wajahku dan mulai menyentuhnya dengan lembut. Seakan ingin memastikan kembali bahwa aku adalah benar, dan ada di hadapannya saat ini. Aku tersenyum kecil.   “Ini benar aku. Kenapa kau masih tidak percaya itu?” candaku.   “Apa kau tahu betapa takutnya aku saat itu? Kau menghilang Danny. Di saat aku telah membawa bantuan untuk menolongmu, kau pergi dengan meninggalkan semua darah itu. Aku ... aku.” Hellen tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi. Aku menjadi tertegun mendengarnya.   “Maafkan aku, Hellen.” Hanya itu yang bisa kuucapkan ketika melihat bagaimana ekspresi yang ditunjukkan Hellen saat ini. Kedua mata Hellen menunjukkan betapa takut dan traumanya gadis itu akan kejadian malam itu. Dan itu membuatku entah kenapa merasa bersalah walau aku sendiri juga tidak menginginkan kejadian itu terjadi.   “Kau ...” Hellen menatapku dengan lekat. “Sejak kapan kau pulang? Bagaimana bisa?”   “Aku pulang beberapa jam yang lalu. Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu saat ini, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menceritakan hal mengerikan itu padamu Hellen,” jawabku.   “Apa itu? Katakan padaku Danny. Aku ingin mendengar semua yang ingin kau katakan kepadaku.”   “Khekhe kau mengatakan itu seakan aku tidak akan bisa memiliki waktu lain untuk menceritakannya padamu Hellen,” tawaku dengan canda. Tanpa diduga Hellen bergerak memukul dadaku dengan kesal, membuatku terkejut dan berhenti tertawa.   “Jangan mengatakan hal itu, dasar bodoh! Kau tidak akan ke mana-mana lagi. Kau memiliki banyak waktu untuk menceritakan semua hal kepadaku!”   Manis sekali. Sungguh, aku berpikir Hellen terlihat begitu manis saat ini ketika merajuk seperti itu. Hellen berkata seolah dia takut kehilanganku lagi. Aku merasa senang bukan main mendengarnya. Bahkan aku tidak bisa menyembunyikan senyumanku yang melebar begitu saja ketika mendengar itu.   “Ya, aku tahu. Aku tidak akan pergi ke mana-mana lagi. Kenapa kau jadi kurus begini? Apa kau sangat merindukanku hm?”   Hellen terdiam setelah itu. Gadis itu lebih memilih kembali memeluk tubuhku dan menyandarkan kepalanya di atas dadaku. Aku cukup heran mendapati respon manja dari Hellen saat ini. Ini tidak seperti yang kubayangkan. Kupikir dia akan membantah dan menjadi kesal lalu membalas ucapanku dengan candaan seperti biasanya.   Tapi saat ini Hellen terlihat lebih lembut dan manja hingga membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Apa jabatanku telah naik menjadi seorang pacar sekarang? Ini membuatku menjadi malu dan salah tingkah.   “Hellen?” tanyaku.   “Kau tahu, aku tidak pernah bisa melupakan kejadian itu dari ingatanku Danny. Wajah menangismu selalu terngiang dalam ingatanku dan itu membuatku tidak bisa tenang. Kau selalu muncul dalam mimpi-mimpiku. Meminta tolong dan menyalahkan semua kejadian ini padaku.” Kurasakan tangan Hellen mengeratkan cengkramannya pada kaos hitam bagian depan yang tengah kukenakan. Aku bisa merasakan tangan kecil Hellen bergetar menunjukkan bagaimana perasaannya saat ini.   “Aku takut. Aku selalu terbangun dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipiku. Aku tidak bisa memaafkan diri sendiri, Danny. Jadi jika kau bertanya apa aku merindukanmu, aku akan menjawab tidak. Karena apa yang kurasa selama ini adalah lebih dari itu. Aku membutuhkanmu.” Hellen mengangkat wajahnya dan menatapku dengan lurus.   “Aku berhutang nyawa padamu. Aku ingin kau kembali dalam hidupku, sehingga aku bisa mengatakan kata maaf padamu. Maafkan aku, Danny. Tolong maafkan kebodohanku malam itu. Andai aku mendengarkan saranmu dan tidak mengajakmu ikut bersamaku malam itu, kau pasti tidak akan mengalami kejadian mengerikan seperti itu. Maafkan aku, Danny. Maafkan aku.”   Mom benar. Kondisi Hellen jauh lebih mengerikan dibanding yang terlihat. Hellen benar-benar tenggelam dalam keterpurukan dan rasa penyesalan yang dalam hingga membuat gadis itu menjadi seperti ini. Aku sangat menyesal atas kondisi Hellen yang seperti ini. Hellenku yang ceria dan manis seolah telah pergi, terganti dengan Hellen yang tenggelam dalam kegelapan.   Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Aku segera menarik tubuh Hellen dan memeluknya dengan erat. hellen sama sekali tidak menolakku. Dia hanya pasrah tenggelam dalam pelukanku.   “Hellen, jangan berpikir seperti itu. Itu bukan salahmu. Aku juga ikut andil dalam kejadian itu. Aku memiliki pilihan untuk tidak mengikutimu, tapi aku justru mengikutimu. Jika aku mati karena kejadian itu, maka itu bukan salahmu. Aku sendiri yang memilih jalanku Hellen. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri, dan kembalilah ceria seperti Hellen yang kukenal dulu. Hm?”   “Tidak Danny. Aku tetap tidak bisa melakukan itu. Aku selalu memikirkanmu. Akulah yang membuatmu harus mengikutiku malam itu. Aku yang salah Danny.”   “Hellen, aku sudah di sini. Aku telah berdiri di depanmu. Aku baik-baik saja dan tengah memelukmu. Jadi sekarang maafkan dirimu sendiri, dan lupakan kejadian itu, oke?” bujukku. Hellen nampak terdiam mendengar ucapanku. Tidak lama kemudian gadis itu kembali mengeratkan pelukannya padaku.   Aku tersenyum kecil melihat Hellen sudah tidak membantah ucapanku lagi. Itu berarti Hellen mau mendengarkan atau setidaknya memikirkan ucapanku. Aku akan berusaha membuat Hellen kembali menjadi gadis yang ceria seperti dulu lagi. Aku tidak ingin melihat Hellen terpuruk semakin dalam karena kejadian malam itu, karena semua itu sudah menjadi masa lalu.   Aku masih hidup dan kembali pulang sekarang. Semua akan menjadi baik-baik saja seperti sebelumnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, benar bukan? Aku kembali memeluk tubuh Hellen dan mengusap punggungnya dengan lembut untuk menenangkannya.   “Hellen!”   Cklek! Aku terkejut ketika pintu kamar Hellen tiba-tiba terbuka dan menampakkan bibi Rachel dan paman John di sana. Hellen juga ikut menoleh ke arah pintu kemudian.   “Oh my!” pekik bibi Rachel yang langsung terkejut ketika melihatku, terlebih dengan posisi saling berpelukan intim dengan Hellen di atas ranjang seperti saat ini.   “Bibi, Paman?!” Napasku langsung tertahan menatap mereka berdua. Aku merasa seperti telah terpegok tengah melakukan sesuatu yang m***m dengan anak gadis mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN