Kabarnya monster tersebut tiba-tiba datang dan membuat lubang pada dinding dapur. Monster itu langsung menyerang banyak orang di sana dan membuat tempat tersebut menjadi hancur berantakan. Semua karyawan dan pelanggan segera berhamburan keluar dari tempat tersebut dan meminta pertolongan pada semua orang di luar. Keributan yang terjadi di tempat itu seketika membuat banyak warga yang berada di sekitar ikut terkejut melihatnya. Terlebih semua orang itu keluar bersamaan dengan monster asing yang juga ikut keluar dengan membawa tubuh wanita yang sudah tidak berdaya di tangannya.
Monster itu berjalan dengan penuh percaya diri. Bola matanya menatap satu per satu semua orang yang kini tengah memerhatikan dirinya dengan sebagian wajah penuh tanya di antara mereka, sembari menjaga jarak. Mereka semua nampak begitu terkejut hingga tidak berkutik di tempat ketika melihatnya.
Mungkin sebagian orang mengira bahwa monster itu adalah salah satu kostum yang sengaja dipakai oleh orang iseng. Namun setelah monster itu membuka mulutnya lebar-lebar dan menggigit hingga putus bagian atas tubuh wanita yang tengah dibawanya itu, seketika semua orang menjerit histeris dan menatapnya ngeri.
“KYAAA!”
Suara teriakan yang semakin terdengar ricuh di antara mereka justru membuat monster tersebut menjadi lebih bersemangat. Semua orang yang ada di sana berlomba-lomba melarikan diri, menjauhi monster itu untuk menyelamatkan diri. Tidak jarang mereka akan saling bertubrukan hingga tidak jarang juga dari mereka yang terjatuh. Namun sekuat mungkin mereka berusaha untuk melarikan diri kembali.
“Grhh!”
Melihat bagaimana orang-orang tersebut berlari menyelamatkan diri darinya, membuat monster itu menggeram lirih. Lidah panjangnya menjulur keluar dan menjilat area moncongnya yang dipenuhi bekas darah. Di belakang tubuhnya, kafe atau restoran yang baru saja dimasukinya tadi sudah dilalap api yang semakin membesar di sana, membuat kekacauan di tempat itu semakin parah.
Dengan penuh antusias monster itu langsung bergerak mengejar semua orang. Satu per satu orang-orang tersebut ditangkapnya dan dimakan. Beberapa dari mereka yang lain sengaja dipermainkannya dengan menghempaskan tubuh mereka dengan kencang, atau merusak beberapa alat tranportasi dan barang lainnya yang telah dilalui monster tersebut.
Semua teriakan ketakutan bercampur tangisan terdengar memenuhi area tersebut. Monster itu nampak menikmati apa yang tengah dilakukannya ini. Hingga akhirnya bantuan telah datang. Beberapa mobil polisi sekaligus pasukan khusus tiba di tempat dan langsung membuat barisan pertahanan. Sebagian yang lain langsung menembakkan peluru sesuai arahan yang telah dikeluarkan.
Suara tembakan yang terdengar begitu kencang semakin memeriahkan suasana sore itu. Monster tersebut nampak kualahan menghadapi banyak serangan peluru yang telah mereka tembakkan kepadanya. Beberapa bagian tubuhnya mulai mengeluarkan darah segar.
“GYAAAA!”
Terdengar suara raungan dari monster tersebut yang nampak semakin marah. Tanpa diduga monster itu langsung berlari dengan kencang menuju barisan pasukan tersebut hingga mau tidak mau membuat pihak kepolisian menjadi takut dan tanpa sadar merusak formasi pertahanan. Masing-masing dari mereka segera berlari menyelamatkan diri dari kejaran monster itu, namun sebagian dari mereka sayang sekali tidak berhasil melakukannya.
Monster itu tanpa ragu menyerang satu per satu pasukan dan langsung membunuhnya. Beberapa yang lain dengan mudah dilemparnya begitu saja seperti barang yang tidak berguna. Hal itu semakin membuat mereka semua berlari ketakutan. Lalu beberapa waktu kemudian pasukan baru yang telah dibentuk khusus juga datang dalam jumlah yang lebih banyak, dengan memakai beberapa bus penyelamatan.
Mereka dengan sigap kembali membentuk formasi pertahanan dan tidak segan menyerang monster tersebut dengan menembakkan banyak peluru bermanuver tinggi ke arahnya.
“GRUAAHH!”
Suara raungan dari monster itu kembali terdengar, yang kini nampak tengah kesakitan. Meski begitu, pihak kepolisian tidak menghentikan tembakan tersebut hingga akhirnya tidak lama kemudian tembakan beruntun dari mereka berhasil merobohkan tubuh monster itu.
Seketika semua orang yang melihat merasa lega di tempat. Meski begitu korban jiwa dan kerugian besar juga banyak bertebaran di sepanjang jalan tersebut. Mereka semua tidak ada yang tahu makhluk apa sebenarnya monster itu, dan hanya bisa berharap bahwa pihak kepolisian bisa mengurus masalah ini dengan baik agar tidak menimbulkan kekacauan lagi.
Tentunya kejadian mengerikan ini langsung masuk ke dalam berita hangat di berbagai media. Karena ini adalah momen langka di mana makhluk asing yang tidak pernah dikenal, tiba-tiba datang dan menyerang kota hingga menimbulkan banyak korban jiwa dan banyak kerusakan.
Setelah tumbangnya monster asing itu, beberapa petugas kepolisian mulai secara perlahan mendekat. Sebagian pasukan yang lain juga ikut bersiaga di tempat untuk menghadapi serangan selanjutnya. Beberapa petugas yang datang mendekat berjumlah 3 orang dan mulai mengelilingi monster tersebut dengan senjata api yang sudah siap di masing-masing tangan mereka.
Dengan penuh waspada mereka melihat bagaimana kondisi monster itu. Tubuhnya diam tidak bergerak dan dipenuhi dengan lubang peluru yang juga mengeluarkan banyak darah dari tubuhnya. Salah satu dari petugas mengulurkan kaki untuk menggerakkan tubuh monster itu.
Tidak ada reaksi sama sekali. Ketiganya saling berpandangan satu sama lain. Mengirim sinyal bahwa tidak ada tanda kehidupan pada monster itu lagi. Mereka bertiga saling sepakat dan akhirnya memberi tanda final kepada pasukan yang lain mengenai kondisi monster tersebut.
Mendapat sinyal aman itu, langsung membuat semua orang bernapas lega. Pasukan segera bergerak mendekat dan mulai melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Mereka mengikat monster itu dan langsung membawanya pergi untuk segera diotopsi.
“Berita sore ini telah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh seekor monster berbahaya di area xxx. Banyak korban berjatuhan karena serangan monster tersebut, juga banyak kerugian yang didapat karenanya. Beruntung petugas khusus berhasil mengalahkan monster tersebut. Berikut kejadiannya.”
Suara presenter berita berhasil mengalihkan perhatian Laura dari pekerjaan yang tengah dilakukannya saat ini. Kedua tangannya yang sedari tadi sibuk menyiapkan cemilan buah untuk Danny dan Hellen yang tengah belajar di kamar anak mereka, kini berhenti di tempat.
Wanita itu memutuskan untuk meletakkan pisau buahnya dan melangkah mendekati Dave yang tengah duduk di atas sofa dan ikut melihat saluran televisi. Saluran tersebut kebetulan tengah menyiarkan berita hangat yang telah terjadi beberapa jam yang lalu, dan berhasil membuat Dave langsung terpaku di tempat melihatnya.
Laura juga ikut bergabung duduk di sebelah Dave untuk melihat berita tersebut yang kini tengah menayangkan rekaman kejadian mengerikan yang terjadi di tempat, dan kebetulan telah terekam oleh beberapa kamera CCTV di sana.
Laura sampai menutup mulut dengan kedua tangan saking tidak percayanya melihat peristiwa mengerikan itu, sementara Dave sendiri meski sempat terkejut, namun pria itu berusaha bersikap biasa dan fokus untuk melihat juga mendengar detail kejadian tersebut. Mereka berdua sama-sama memerhatikan tayangan itu.
Ini merupakan momen yang pertama kalinya bahwa monster itu berani menampakkan diri secara terang-terangan dan terekam jelas di depan banyak orang. Dave menatap lekat rekaman pada saluran tv tersebut. Sementara di atas kamar, Danny membeku di tempat.
Pria itu bisa mendengar dengan jelas acara berita yang tengah ditonton oleh kedua orang tuanya walau suara tv tersebut sudah diperkecil sedemikian rupa oleh mereka agar tidak mengganggu acara belajar kedua anak tersebut.
Sedangkan Hellen sendiri masih nampak fokus dengan apa yang tengah dikerjakannya. Hellen tidak terganggu dengan suara berita itu karena gadis itu tidak mendengar sama sekali. Terima kasih untuk pendengaran tajam milik Danny, pria itu bisa mendengar dengan jelas terhadap suara yang orang lain mungkin tidak bisa tangkap.
Hingga gadis itu akhirnya mengalihkan pandangan mata ke arah Danny dan menyadari bahwa pria itu tengah fokus memikirkan sesuatu. Hellen mengerutkan kening dengan wajah heran melihat Danny yang diam layaknya patung di sebelahnya. Wajah pria itu tengah menunjukkan raut wajah terkejut seakan ada berita buruk yang baru saja didengarnya, padahal yang sebenarnya adalah benar.
Danny terkejut dengan penyerangan secara terang-terangan dari monster dalam berita tersebut. Dirinya tidak menyangka bahwa monster itu benar-benar akan menyerang secara terbuka di kota yang penuh dengan banyak orang beraktifitas. Ini sungguh berbahaya.
“Danny?” panggil Hellen mencoba menyadarkan pria itu. Namun Danny terlihat masih tenggelam dalam pemikirannya sendiri, membuat Hellen kembali memanggilnya dengan suara yang lebih keras.
“Danny!”
Barulah pria itu tersadar dengan tersentak kaget akan seruan Hellen. Danny mengerjapkan kedua matanya beberapa kali sebelum kemudian menoleh ke arah Hellen. “Ya? Kau memanggilku Hellen?”
“Ya. Ada apa denganmu? Apa ada yang salah?”
Danny tertegun kembali menatap Hellen. Pria itu merasa bingung akan menjawab apa. Haruskah dirinya menceritakan apa yang baru saja didengarnya ini, atau lebih baik dirinya berpura-pura bodoh dan bersikap tidak ada yang terjadi?
“Itu ...” Danny mengulur ucapannya sembari berpikir dengan lamat. Matanya memerhatikan Hellen yang menunjukkan raut wajah penuh tanya kepadanya. “Bukan apa-apa,” jawab Danny pada akhirnya. “Aku hanya sedang memikirkan jawaban dari soal ini.”
“Sungguh?” tanya Hellen dengan wajah masih tidak percaya. “Apa kau butuh bantuanku untuk menjawabnya?”
“Tidak, tidak. Aku akan berusaha mencari jawabannya sendiri, Hellen.”
“Baiklah.” Meski merasa masih tidak yakin, namun Hellen akhirnya memutuskan menyerah dan kembali melanjutkan pekerjaannya sendiri. Danny juga kembali memerhatikan bukunya dengan perasaan gelisah. Sejujurnya dia masih merasa cemas dan begitu penasaran dengan apa yang terjadi sore tadi.
Dirinya ingin melihat secara langsung kebenaran berita tersebut. Namun di sisi lain ada Hellen yang sekarang tengah membantunya belajar untuk pertemuan sekolah mereka nanti. Danny menggaruk dengan gemas kepala belakangnya sembari diam-diam mendesah dengan pelan. Dirinya tidak bisa apa-apa selain membiarkan saja berita itu. Kedua matanya menoleh ke arah Hellen yang telah tenggelam kembali dalam soal-soal yang tengah dikerjakannya.
“Hellen,” panggil Danny pada akhirnya.
“Hm?” jawab Hellen dengan santai sembari tetap melanjutkan tulisannya.
“Kau jangan mencoba untuk pergi sendirian lagi.”
“Hm?” Hellen kembali menatap ke arah Danny dengan wajah bingung.
“Maksudku, seorang gadis akan sangat berbahaya jika pergi sendirian bukan? Panggil aku jika kau ingin pergi ke suatu tempat. Aku akan menemanimu ke sana, apa kau mengerti Hellen?”
“Apa ini? Aku merasa seperti kau pernah mengatakan hal ini padaku Danny hihihi,” kikik Hellen seketika. Hellen mengingat ucapan Danny dulu yang menyuruhnya untuk menutup jendela kamar dan tidak memperbolehkannya pergi sendirian ke luar. Dan sekarang pria itu juga mengatakan hal yang sama. Ini entah kenapa membuat Hellen terkikik geli karena merasa lucu.
“Benarkah? Haha,” tawa Danny terdengar canggung. Sekali lagi Danny menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Cengiran Danny lalu memudar secara perlahan, terganti dengan raut wajah serius menatap Hellen. “Tapi aku sungguh-sungguh mengatakannya Hellen. Jangan mencoba pergi sendirian di luar sana. Kau tidak tahu bahaya apa yang akan menunggumu di depan sana.”
Mendengar hal itu membuat Hellen tertegun menatap Danny. Gadis itu mengingat bahwa Danny pernah memperingatinya untuk berhati-hati, karena pria itu merasa ada tanda bahaya di sekitar rumah mereka. Dan hasilnya kejadian buruk benar-benar menimpa mereka berdua, bahkan hampir merenggut nyawa Danny.
Hellen tidak ingin kejadian yang sama kembali terulang. Dirinya perlu mendengarkan peringatan Danny dengan serius agar kejadian yang sama tidak akan terulang kembali. Hellen lalu melempar senyum lembut pada Danny.
“Baiklah. Aku mengerti. Terima kasih telah mengingatkanku Danny,” ucapnya dengan tulus. Mendengar jawaban Hellen itu membuat Danny akhirnya bisa merasa lega. Pria itu juga ikut melempar senyum manis ke arah Hellen.
Tok! Tok! Tok! Suara pintu kamar Danny diketuk dari luar, lalu dibuka. Baik Danny dan Hellen sama-sama menoleh ke arah pintu yang memunculkan sosok Laura dengan sepiring cemilan buah di kedua tangannya. Wanita itu tersenyum hangat menatap kedua anak muda tersebut, dan beralih masuk ke dalam.
“Apa aku mengganggu kalian?” tanya Laura.
“Tidak Bibi,” jawab Hellen dengan senyuman lebar.
“Baguslah. Aku telah membawakan cemilan untuk menemani kalian belajar. Makanlah.” Laura meletakkan cemilan yang dibawanya itu di atas meja yang langsung disambut antusias oleh Hellen dan Danny.
“Terima kasih Mom,” ucap Danny. Sedangkan Hellen langsung mengambil satu tusukan potongan buah dan memakannya dengan nikmat.
“Eum, enak sekali. Terima kasih bibi Laura,” serunya. Laura ikut senang melihat semangat mereka berdua. Wanita itu kembali keluar dari kamar Danny dan tidak lupa juga menutup pintunya. Setelah itu Danny dan Hellen kembali melanjutkan belajar dengan lebih santai ditemani oleh cemilan buatan Laura.