Bab 33

2561 Kata
Dave kembali berdiri di area terakhir dirinya melakukan pencarian pagi tadi. Di sekitarnya hujan salju telah membuat sebagian jalan dan beberapa tempat menjadi putih juga basah. Karena itu Dave perlu ekstra hati-hati dalam melangkah dan memeriksa keadaan di sekitarnya. Dave mengeratkan mantel tebal yang dipakainya saat ini untuk menghalau udara dingin di dalam hutan.   Di belakang punggungnya tas ransel besar bertengger dengan nyaman di sana. Di area pinggang terdapat tas kecil berisi beberapa kebutuhan urgent untuk dirinya bisa bertindak lebih cepat. Dengan sepatu boot kesayangan, lalu senapan yang sengaja dibawanya untuk melindungi diri dari serangan apa pun ke depannya Dave siap mulai melangkah semakin ke dalam hutan.   Selama perjalanan solonya, Dave bertindak begitu hati-hati. Bahkan sebisa mungkin pria itu tidak menimbulkan suara banyak. Bersyukur Dave cukup mengenal sebagian area hutan karena dirinya sering bertugas di tempat itu sebelumnya. Sebelum menemukan kasus mengenai penyerangan monster itu tentunya.   Setidaknya Dave sedikit banyak mengetahui seberapa bahayanya medan yang akan dilaluinya, dalam keadaan hutan yang wajar. Tentu kehadiran semua monster itu tidak termasuk hal yang wajar seingat Dave. Langkah kaki Dave masih melangkah lurus menuju ke dalam hutan. Di sepanjang langkah, Dave juga perlu menguatkan insting tajamnya dalam mencari keberadaan Danny.   Dave berusaha mencari jejak tetesan darah milik Danny yang kemungkinan jatuh di suatu tempat tidak jauh dari jarak jejak tetesan darah sebelumnya. Ini cukup sulit mencari jejak sekecil itu sendiri tanpa bantuan lain, terlebih di tengah hujan salju seperti ini. Dave perlu menajamkan indera penglihatannya untuk mencari jejak tersebut.   Satu setengah jam telah berlalu sejak Dave memulai pencarian jejak perginya monster itu. Dave tidak berkecil hati sedikit pun dan berusaha untuk lebih jeli dalam mengawasi keadaan tempat itu. Hingga akhirnya usahanya berbuah manis. Di balik rimbunnya semak-semak hutan, Dave menemukan goresan kecil dari tetesan darah Danny yang masih tertinggal di atas daun. Segera pria itu semakin mendekat dan menyibak daun tersebut.   Mata tajam Dave menemukan tetesan darah yang diduganya adalah milik Danny. Dave semakin antusias mencari tetesan darah selanjutnya di sekitar tempat itu. Dan ternyata tetesan darahnya juga jatuh tidak jauh dari tempat tersebut. Dari pola tetesan darah itu, akhirnya Dave bisa mendapatkan gambaran di mana kira-kira arah dirinya harus melangkah setelah ini.   Dave tersenyum lebar. Mata Dave beralih ke depan mengikuti pola arah dari jejak tetesan darah itu. Pria itu merasa begitu senang dan lebih semangat dari sebelumnya seolah dia baru saja mendapatkan sebuah harta karun yang bernilai besar. Setidaknya dirinya memiliki sedikit pegangan dalam menemukan jejak Danny.   Hari yang masih terang saat ini merupakan keberuntungan tersendiri untuk Dave dalam melanjutkan pencarian. Dave bertekad untuk segera menemukan keberadaan Danny sebelum hari kembali gelap. Dave kembali melanjutkan langkah dengan penuh semangat. Tanpa disadari oleh pria itu, sesuatu telah diam-diam memerhatikan dirinya dari jauh.   Di suatu tempat yang curam, di dalam hutan, butir-butir salju jatuh membasahi tubuh dari seorang pria yang tergeletak tidak berdaya. Di sekitarnya telah menggenang darah yang keluar dari daging yang terkoyak pada hampir seluruh tubuhnya. Baju yang dikenakannya sudah rusak tidak berbentuk dan basah karena tercampur darah miliknya sendiri yang tiada henti menetes keluar.   Tubuh itu terbaring dengan posisi tengkurap. Kepalanya mengarah ke samping dengan kondisi tulang leher yang sudah patah. Bibir pucat yang dibasahi darah segar sedikit terbuka, begitu juga dengan kedua matanya yang sudah tidak menunjukkan sinar kehidupan di dalamnya. Sementara sisi bahu kanan dan bagian tubuh di sekitarnya nampak mengerikan karena telah kehilangan daging hingga menunjukkan tulang-tulang.   Bahkan ada tulang yang terlihat retak dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Kaki kirinya tidak berbeda jauh kondisinya dengan bagian tubuh atas. Tulang kakinya patah dan tulang keringnya juga mencuat ke permukaan. Seluruh tubuh pria itu nampak mengenaskan dan sudah dipenuhi dengan darah miliknya sendiri hingga mengundang beberapa hewan kecil dan serangga yang mulai berkumpul di sekitarnya.   Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Danny sendiri. Nampaknya setelah puas menikmati daging Danny, monster yang telah menyerangnya itu beralih membuang tubuhnya ke tepi jurang. Meninggalkan tubuh Danny yang telah mati sendirian di sana.   Dave yang masih melangkah menelusuri hutan itu terlihat begitu fokus pada apa yang dilaluinya. Sebisa mungkin Dave tidak melewatkan jejak Danny yang tertinggal agar dirinya tidak salah arah. Namun untuk ke sekian kali pria itu tetap saja kehilangan arah. Jejak Danny atau pun jejak monster itu kembali menghilang.   Selama pencarian yang dilakukannya ini, Dave mulai mengerti pola langkah yang dipakai oleh monster tersebut. Dave berpikir bahwa monster itu juga bisa melompat di atas dahan-dahan pohon. Pantas saja tetes darah Danny tidak jarang akan terputus dari tempat seharusnya berada, karena tetes darah itu akan ikut terbang di atas udara dan terciprat di tempat yang tidak seharusnya. Sehingga hal itu membuat Dave harus kembali di titik terakhir dirinya menemukan jejak itu, dan mengira-ngira kembali ke mana dirinya harus melangkah.   Ini cukup melelehkan, bahkan sangat. Tapi Dave tidak ingin patah semangat. Sebentar lagi dirinya akan menemukan keberadaan Danny, dan mengingat Laura yang juga menunggu kepulangan mereka berdua di rumah, membuat Dave bertekad harus lebih berusaha lagi.   Mata tajam Dave kembali fokus mencari jejak darah Danny yang tertinggal di atas tanah, atau pun di sekitar dahan pohon di atas sana. Tidak lama kemudian Dave langsung terkejut ketika dirinya tiba-tiba terdorong ke depan karena bagian punggung yang terdapat tas ransel besarnya mendadak semakin memberat.   “Grrhhh!” Selama detik-detik tubuh Dave terdorong ke depan, suara geraman kecil yang tertangkap di indera pendengaran Dave membuat pria itu sempat tertegun untuk beberapa saat. Insting tajam Dave yang sudah terlatih telah menyalakan alarm tanda bahaya. Seketika pria itu bergerak cepat menarik pisau yang telah disimpannya di paha kiri dan dengan gesit bergerak memutar tubuh, sembari melayangkan mata pisau tajam itu pada apa pun yang baru saja menempel pada tubuh belakangnya.   Crash! Suara goresan dari pisau Dave berhasil mengenai makhluk itu. Seketika makhluk itu bergerak melompat ke belakang, menjauh dari mata pisau milik Dave. Dave sendiri yang sempat kehilangan pijakan kaki langsung jatuh ke atas tanah, namun dengan sigap juga bangkit berlutut dengan satu kaki dan bersiap untuk menghadapi serangan selanjutnya.   Mata tajam Dave membola lebar ketika melihat siapa gerangan yang baru saja menyerangnya. Makhluk itu, benar-benar makhluk yang aneh. Dave langsung mengingat ciri-ciri makhluk yang telah menyerang Danny dan Hellen dari cerita gadis itu sendiri. Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh Hellen, kurang lebih mirip seperti yang tengah berada di hadapan Dave saat ini.   Makhluk itu memiliki bulu di seluruh tubuh dengan kedua tangan dan kaki yang hampir seperti milik manusia atau kera? Dave tidak yakin dalam mendeskripsikan makhluk itu karena bentuknya yang terbilang cukup baru di mata Dave. Seperti campuran antara gen manusia dengan beberapa binatang. Kedua telinganya lebar seperti milik kelelawar, kedua matanya seperti makluk buas dengan pupil hitam yang mengecil dan lonjong seperti biji bunga matahari dan bentuk mata yang menonjol.   Lalu mulutnya yang lebih mirip seperti moncong serigala dengan gigi bertaring yang runcing dan tajam. Di sela gigi itu masih terdapat darah dan daging yang terselip menunjukkan bahwa makhluk itu baru saja selesai memakan makhluk lain. Tubuhnya juga diliputi dengan cipratan darah segar dan itu nampak mengerikan dan menjijikkan untuk dilihat.   Dari kedua tangan dan kaki makhluk itu, Dave langsung bisa mendapat info lebih bahwa kemungkinan tiap monster yang ada, memiliki bentuk dan jenis yang berbeda. Karena kasus yang ditangani pria itu terakhir kali adalah kasus dengan korban berupa satu karyawan toko dan dua petugas kepolisian. Kasus itu menunjukkan jejak kaki dari penyerang yang memiliki bentuk berbeda dari makhluk di depannya ini.   Dave yakin bahwa dirinya akan bisa melihat bentuk monster lainnya yang tidak kalah aneh dan mengerikan dibanding monster di depannya ini nanti. Napas Dave langsung memberat dengan jantung yang berdetak begitu kencang saat ini karena serangan kejutan yang baru saja dialaminya.   Bagaimanapun juga Dave tidak menyangka bahwa dirinya akan mendapat serangan tanpa sempat mengetahui aura keberadaan dari penyerang itu sama sekali. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Hellen. Mereka berdua juga sebelumnya tidak bisa menyadari keberadaan makhluk itu. Semua begitu tiba-tiba dan makhluk itu sudah berada di belakang tuuh Danny, kemudian dengan cepat menggigit bahu pria itu.   Dave sangat yakin jika dirinya terlambat mengambil sikap sedikit saja tadi, maka bahunya juga akan menghilang sama seperti yang dialami oleh Danny. Mengingat hal itu membuat Dave menggeram kecil. Dirinya semakin yakin bahwa makhluk yang ada di depannya ini adalah makhluk yang sama yang telah menyerang kedua anak itu.   Mata tajam Dave semakin menatap dengan penuh amarah kepada makhluk yang kini terlihat begitu santai berdiri dengan posisi merangkak di atas tanah, seperti seekor hewan berkaki empat. Seolah tidak memedulikan keberadaan Dave di depannya, makhluk itu lebih fokus menggosokkan punggung tangannya pada luka yang telah berhasil Dave torehkan, pada sisi wajahnya. Nampak goresan itu mengeluarkan darah segar.   Hm, ternyata kau punya darah berwarna merah juga huh?pikir Dave dalam hati sembari tetap memerhatikan makhluk itu. Sesekali makhluk itu akan menjilat punggung tangan lalu menggosokkannya ke atas luka itu seolah dirinya seekor kucing yang mencoba mengobati diri. Dave merasa aneh melihat tingkah makhluk itu. Namun di sisi lain, pria itu tidak ingin mengendorkan penjagaannya sedikit pun di depan makhluk tersebut.   Bisa saja makhluk itu kembali menyerangnya seperti tadi secara tiba-tiba. Dave masih belum tahu kemampuan yang sesungguhnya dari makhluk asing tersebut. Pria itu sedikit melangkah mundur ke belakang secara perlahan untuk menjaga jarak di antara mereka, agar dirinya juga bisa memerhatikan dengan lebih leluasa.   Satu tangannya yang mencengkeram pisau tajam mengerat dan bersiap kapan pun pria itu bisa menggunakannya. Sementara senapan yang dipegangnya sedari tadi langsung disampirkan Dave ke sisi tubuhnya. Dave lebih memilih menghadapi makhluk itu dengan jarak dekat karena sepertinya lebih mudah untuknya beraksi. Di tambah lagi Dave tidak ingin menimbulkan suara keras karena tembakan dari senapan itu, yang mungkin bisa menyita perhatian monster lain untuk datang mendekat.   Dave menelan air ludahnya dengan kasar. Dalam situasi begini insting seluruh tubuhnya tengah dipertaruhkan. Dave harus bisa mengumpulkan fokusnya untuk menghadapi makhluk itu. Tidak lama memerhatikan, makhluk itu mulai kembali menaruh atensi pada Dave. Saat itulah insting Dave berkata bahwa pertarungan akan segera dimulai.   Makhluk itu nampak melihatnya dengan tajam. Dave cukup terkejut ketika melihat makhluk itu bergerak menegakkan tubuhnya dengan kedua kaki. Meski sedikit terhuyung dan terlihat tidak fokus. Sepertinya makhluk itu belum terbiasa berdiri dengan memakai kedua kakinya layaknya seorang manusia.   Lalu detik kemudian Dave langsung dikejutkan dengan pergerakan makhluk itu yang tiba-tiba berlari cepat menuju ke arahnya. Seketika kedua mata Dave membola kaget karena tidak menyangka pergerakan itu. Dave langsung menangkis tangan makhluk itu yang mengayunkan cakar tajamnya, berniat untuk mencakar tubuh Dave. Untuk ke sekian kali Dave terkejut melihat cakar tajam yang sebelumnya tidak menampakkan diri itu kini tiba-tiba muncul dan berniat merobek tubuhnya.   “Cih, kau punya kemampuan menunjukkan sulap ternyata,” gerutu Dave sembari menatap sebal pada makhluk itu. Sementara kedua tangannya masih sibuk menahan pergerakan kedua tangan makhluk itu.   “Grhhh!” geram makhluk itu. Dari posisi dekat di antara mereka, Dave bisa melihat lebih detail bagaimana pupil makhluk itu nampak bergerak-gerak liar secara tidak fokus. Makhluk itu terlihat seperti makhluk yang tidak berotak dan hanya mengandalkan insting liarnya saja.   “Grraahh!” Makhluk itu membuka moncong berisi gigi dan taring tajamnya dengan lebar, berniat untuk menggigit Dave kembali. Melihat itu, Dave dengan sigap memiringkan tubuhnya untuk menghindari serangan tersebut. Lalu dilanjut dengan Dave memberikan tendangan sekuat mungkin.   Tidak disangka makhluk itu menerima tendangannya dengan tangan terbuka tanpa berniat untuk menghindar. Makhluk itu langsung terdorong ke belakang dan jatuh berguling ke tanah. Nampak dia kesakitan dan terbatuk kecil seperti seekor anjing. Sekali lagi makhluk itu melingkarkan tubuh untuk menjilat sisi tubuhnya di bagian perut bawah layaknya seekor anjing dan kucing.   Dave berpikir bahwa makhluk itu tengah bertingkah seperti hewan, meski bentuk tubuhnya seperti itu. Dengan lekat Dave mempelajari tingkah laku yang ditunjukkan makhluk itu saat ini. Beberapa saat kemudian makhluk itu kembali melakukan penyerangan terhadapnya seperti awal. Makhluk itu berusaha mencabik tubuh Dave, dan tentu saja pria itu tidak akan membiarkannya.   Dave dengan penuh perhitungan berusaha menghindari tiap serangan makhluk itu. hingga sekali lagi kedua tangan mereka kembali saling mengunci. Namun setelahnya Dave kembali dikejutkan dengan serangan lanjutan makhluk itu. Makhluk tersebut menendang tubuh Dave seperti yang telah Dave lakukan kepadanya. Dan itu cukup menyakitkan.   Dave terpental ke belakang dan tidak menyangka bahwa tenaga makhluk itu juga dinilai cukup besar. Dave langsung terbatuk-batuk merasakan betapa kuatnya tendangan itu seolah tubuhnya terasa seperti remuk. Tidak sampai di situ. Makhluk itu tidak menunggu untuk Dave kembali berdiri. Dia dengan cepat kembali menghampiri Dave lagi dan menindihnya.   Dave tidak sempat untuk pergi menghindar, sehingga dengan terpaksa pria paruh baya itu menahan serangan gigitan dari makhluk itu menggunakan lengan kokohnya sebelah kiri. Moncong bertaring itu langsung menancapkan giginya pada lengan Dave hingga membuatnya berdarah.   “Agkk!” erang Dave seketika. Darah segar langsung mengalir deras dari luka gigitan pada lengannya. Bahkan makhluk itu tidak berniat untuk melepaskan lengan Dave. Makhluk itu menggerakkan rahangnya untuk mengunyah daging beserta tulang lengan Dave. Rasa sakitnya tentu tidak tertahankan.   Dave semakin mengerang keras menahan sakitnya gigitan itu. Darah segar semakin mengalir membasahi baju depan Dave. Pria itu mengetapkan giginya dengan kuat dan menahan rasa sakit pada gigitan itu sementara tangannya yang bebas berusaha mendorong tubuh makhluk itu.   Sayang sekali makhluk itu nampak tidak terganggu sedikit pun oleh dorongan tangan Dave. Dave tidak hilang akal. Pria itu berusaha meraih pisaunya yang lain yang tersimpan di saku paha sebelah kiri, karena pisau yang tadi dipakainya berhasil terlepas dari tangan, ketika Dave terpental ke belakang karena serangan makhluk itu.   Cukup sulit untuk Dave meraih tempat itu dengan tangan kanan, karena keberadaan makhluk itu yang juga tengah menindih tubuhnya. Perlu perjuangan yang cukup berat untuk Dave berusaha meraih pisau itu hingga akhirnya mata cermat Dave menemukan garpu yang berada tidak jauh darinya di tempat itu.   Seketika Dave berusaha meraih benda itu dan dengan kuat menancapkan ujung tajamnya pada sisi tubuh makhluk itu. Ujung tajam itu berhasil menembus daging makhluk itu dan Dave dengan kuat menariknya ke bawah sehingga luka tusukan itu menjadi lebar dan memuncratkan darah segar.   “GYAAHH!” raung makhluk itu seketika. Secara otomatis makhluk itu membuka moncongnya yang menggigit lengan Dave. Makhluk itu bergerak mundur ke belakang. Begitu juga dengan Dave yang langsung beringsut mundur menjauh sembari bersikap waspada memerhatikan makhluk itu.   Kini makhluk itu terlihat kesakitan dengan bergulung ke kanan dan ke kiri tiada henti. Suara teriakannya juga terdengar meramaikan suasana hutan di sana. Dave langsung meraih kembali pisau tajamnya untuk melindungi diri dan memerhatikan ke sekitar tempat itu. Dave bersiaga jika kemungkinan ada monster lain yang juga ikut datang karena terpancing akan suara teriakan makhluk itu.   “GYAHH! HERMMH!” Dave tersentak kaget ketika melihat makhluk itu tidak kembali menyerangnya, tapi justru berlari ke arah lain lalu melompat ke atas dan terbang. Ya, makhluk itu ternyata memiiki sayap yang seperti kelelawar di area punggungnya dan hal itu berhasil membuat Dave terperangan takjub melihatnya.   Tetesan darah masih keluar dari luka di pinggang makhluk itu, dan Dave tanpa menunggu waktu lagi segera berlari mengejar makhluk tersebut. Tentu dengan sikap hati-hati. Dave masih merasakan sakit pada gigitan di lengannya, namun pria itu berusaha untuk tidak menghiraukannya.   Yang terpenting adalah bagaimana cara Dave mengikuti makhluk itu tanpa diketahui, karena Dave berpikir dengan mengikuti monster yang telah membawa Danny itu, maka Dave akan bisa menemukan letak di mana Danny disembunyikan.   Sesekali makhluk itu akan mengambil istirahat di dahan pohon yang tinggi sehingga Dave bisa mengambil waktu untuk beristirahat juga. Waktu yang ada itu digunakan Dave untuk membalut luka menggunakan perban yang dibawanya. Dave bertekad untuk bertindak lebih hati-hati mulai saat ini setelah dirinya telah merasakan serangan yang tidak terbaca dari monster itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN