Bab 17 - Mencarimu

1078 Kata

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam ketika tangan lelaki itu menyentuh daun pintu rumah orang tuanya berkali-kali. Namun sepi, tak terdengar seseorang akan membukakan pintu untuknya. Dia kembali mengetuk-ngetuk dengan lebih keras lagi, barulah kemudian gagang pintu itu berputar. Ceklek. Bu Marta berdiri, sekilas wanita itu merasa kasihan melihat wajah putranya yang terlihat lelah dan tanpa semangat hidup. Namun, kemarahannya kembali memuncak ketika teringat apa yang disampaikan oleh menantunya siang tadi. “Bagja, masuk, Mama mau bicara,” ucapnya tegas. Bagja mengangguk lemah. “Ria ada di sini, Ma?” tanya Bagja lemas, sambil mengikuti langkah ibunya menuju sofa ruang tengah. Ternyata ayahnya juga sedang menunggunya di sana. “Tadi siang Ria dan Iren ke sini,” ucap B

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN