“Ruby, kau didalam?” Tanya Karina.
Ruby mengusap kasar sisa-sisa air matanya dengan punggung tangannya. Mencuci mukanya berulang kali dan melakukan senam wajah dan mengatur nafasnya berulang kali. Melangkahkan kakinya menuju pintu keluar toilet itu.
“Karina, kau disini?” Tanyanya.
“Aku pikir kau tersesat melihat disini banyak pintu.”
“Aku bukan anak kecil yang akan merasa kebingungan melihat pintu begitu banyak.”
“Apa salahnya hanya dalam pikir.”
“Dimana Anggun dan Febby? Apa mereka masih disana?”
“Hm.” Karina menatap wajah Ruby. “Matamu memerah, ada apa?”
“Mataku gatal, seperti ada yang masuk lalu ku gosok dan ku teteskan air.” Jelasnya.
“Yang benar saja? Duanya kah?”
“Aku kurang yakin, apa satunya juga memerah? Pasti tertular, atau aku salah memasukkan air ke mata yang salah.”
