SPILL SEDIKIT

1206 Kata
"Maafkan aku sayang, semua ini tidak mudah untukku sayang, aku beneran cemburu, kamu itu hidup dan matiku dan aku--" Tamparan Reiko berhasil melunakkan amarah Brigita yang kini suaranya sudah kembali melembut, pintar sekali Brigita menunjukkan mimik wajahnya berubah kala itu menjadi wanita yang penuh dengan cinta pada Reiko sebelum dia melanjutkan kembali bicara dan seakan agak sulit bicara karena pergolakan emosi di dalam sanubarinya. "Kamu tahu betapa sulit keadaan ini untukku, kan? Aku--" "Ssst! Sudah tenangkan dirimu. Aku tahu betapa sulit yang kamu maksudkan itu" Reiko menaruh jari telunjuk yang tadi mengarah pada Aida ke bibir Brigita. Dengan senyum di bibir Reiko, CUP! Kembali pria itu juga memberikan kecupan di bibir Brigita saat wanita dalam cangkumannya terlihat relaks tak lagi mengumbar emosi dan Reiko bisa mengangkat jari tangan dari bibir merah ranumnya. "Sudahlah kita bahas ini nanti, Bee. Aku lelah. Dan kamu juga baru sampai bukan dari Singapura?" "Hmm, tadi jam satu siang. Tapi aku tadi ke workshop dulu, kan. Ada briefing untuk project baruku dengan tim." "Nah, kamu pasti lelah juga kan? Bagaimana kalau kita berendam dulu untuk relaksasi, hmm?" 'Aku yang menang darimu di hati Reiko!' Ada senyum dari Brigita saat Reiko selesai bicara mengajaknya pada kegiatan manusia dewasa. Sedetik Brigita juga berbisik dalam hatinya saat mata dengan bulu mata lentiknya mengarah ke Aida unttuk mengukuhkan dirinya sebagai pemenang. 'Hahaha, apa dia pikir dengan ajakan si Royco itu membuatnya menang dariku? Ya ampun wanita ini sooo ridiculous!' sindir hati Aida. 'Justru aku bersyukur karena kalian berdua membuatku semakin muak. Mungkin dengan begini aku punya kekiatan lebih untuk bertahan selama lima tahun dan kemudian terbebas dari belenggu ikatan setan ini. Aku bisa melihat matahari bersinar cerah ketika adikku, Lingga, sudah berhasil menjadi pilot. Aku juga akan sangat senang sekali karena adik-adikku yang lain bisa mengenyam pendidikan tinggi. Mereka akan menjadi orang-orang yang hebat mewujudkan mimpi mereka, tak perlu dihina dan bisa membuat nama keluarga kami terangkat derajatnya. Dan aku tak perlu lagi melihat keduanya. Hyaaaks.' Tak berhenti Aida mengumpat dalam hatinya ketika dia melihat bagaimana Brigita nampak senang dengan ajakan pria yang sudah terikat janji dengan Aida. "Kamu tahu aja yang aku mau, sayang. Yuk, aku juga sudah rindu pijatanmu," makin liar Brigita sengaja men-spill sedikit kegiatan yang biasa dilakukan dirinya dengan Reiko supaya terdengar telinga Aida. "Ya udah ayok lah, Bee!" jawab Reiko yang sudah menggandeng tangan Brigita mau melangkah pergi Hanya saja ... "Tapi kakiku capek dan lelah. Lebih enak kalau ada yang gendong aku sampai ke kamarmu, sayang." "Manja banget sih, kamu Bee." Mmmuaaaah! Brigita makin centil di hadapan Reiko. "Karena aku suka dimanjain sama kamu, sayang." "Your wish is my comment, my dearest queen!" 'Hahaha, Ratu lebah! Cocok emang dua manusia lebay ini bersatu. Sampe neraka sana saling berbagi ke-uwuan kalian!' Aida memang tak lagi bicara, mengingat panasnya tamparan Reiko. Tapi tak ada yang bisa mencegah dirinya ngedumel di relung sanubarinya, bukan? "Hihi, salah satu pose favoritku tuh kalau digendong begini olehmu, sayang." Setelah mencubit pelan pipi Brigita, Reiko pun menuruti apa yang diinginkan kekasihnya menggendongnya dan itulah yang dikatakan Brigita saat tangan kekar Reiko sudah menyangga punggung dan bagian bawah dua bukit sintal di bawah pinggangnya. "Untukmu jika kamu lapar makanlah makanan yang ada di kulkas. Tapi ingat, jaga kebersihan." Dan itu pesan Reiko sebelum dia pergi meninggalkan Aida sambil melangkah menjauh dan menuju tangga atas. "Turunkan aku Reiko!" Semua manis Brigita hilang di wajahnya saat Reiko sudah menutup pintu kamarnya. "Haaah!" Mata wanita itu menatap nanar pada Reiko yang mengikuti keinginannya dan kini menunggu Brigita bicara. "Kenapa harus membawanya ke sini? Dia akan tinggal di sini?" "Jangan marah dulu, baca dulu soft copy perjanjian yang kubuat dengannya, Bee." Reiko menarik tangan Brigita, tapi wanita itu tetap masih ingin diam di tempatnya. "Aku lelah, Bee. Cobalah mengerti, aku tunjukkan dulu kesepakatan kami." "Sampai kapan aku harus mengalah dan mengerti, Reiko?" Brigita tak mau. "Kamu pikir selama ini aku nggak mengalah apa melihat bagaimana kakekmu memperlakukanku? Dia selalu menolakku tanpa alasan yang jelas, hanya gak klik aja katanya! Dia tidak ingin aku menikah denganmu dan aku tahu itu kan alasan terbesarnya dia memaksa kamu menikah dengannya?" "Bee, aku capek banget! Aku sudah mikirin masalah ini berlarut-larut. Tolonglah mengerti dulu, baca dulu perjanjian yang sudah dia tandatangani." Reiko tahu masalah ini tidak akan se-simple apa yang dilihat oleh Aida di depan kamarnya tadi. Brigita adalah wanita yang memiliki prinsip dan memiliki kekerasan dalam berpikir. Dia bukan wanita simpel yang menerima begitu saja sebuah keadaan tanpa ada argumen balasan untuk meyakinkan keteguhan dan keyakinan hatinya. Layaknya banyak wanita perkotaan zaman sekarang yang lebih banyak mengutamakan masalah logika, sama halnya seperti Brigita. Makanya dia meminta penjelasan lebih. Membahas ini lebih dalam di dalam ruangan kamar tidur Reiko. "Ayolah Bee, aku juga nggak mau kayak gini! Tapi apa aku bisa melawan kakekku? sedangkan dia juga sudah mengatakan bahwa tanpa aku menikah dengan Aida, dia akan membagi kekayaan keluarga kami separuhnya menjadi bagian dari milik keluarga Laksono." "Kenapa sih kakekmu begitu berkeras?" protes Brigita marah. "Karena sebuah alasan masa lalu, di mana ayahnya Laksono berkorban ginjalnya untuk menyelamatkan istri kakekku. Ginjal itu menyelamatkan nyawa nenekku dan bisa membuat nenekku hidup beberapa puluh tahun lebih lama setelah proses transplantasi, sebelum akhirnya nenekku meninggal tiga tahun silam. Kakekku sudah berjanji akan menjaga keluarga Laksono yang merupakan keturunan dari pria yang telah berjasa itu, katanya hutang budi akan dibawa sampai mati." Brigita memilih diam dengan semua pikirannya yang jadi serba salah. "Mereka tahu peristiwa masa lalu itu?" "Tidak ada yang tahu. Kejadiannya saat itu ayah Laksono bahkan belum menikah dan pria itu tak pernah menceritakan ini pada istrinya juga." "Apa alasannya menolong nenekmu?" "Kakek belum cerita. Tapi itu gak penting, Bee." Reiko masuk lagi ke topik utama. "Kami tidak mungkin menyerahkan sebagian harta keluarga kami pada keluarga mereka. Dan aku juga tidak bisa membiarkan dia berbicara dengan kakekku tentang penolakan kami dan surat perjanjian kontrak itu. Karena pasti masalah ini akan membuat keluarga kami banyak kehilangan," ada senyum miris di wajah Reiko ketika dia mengutarakan lagi masalah keluarganya itu. "Papaku juga sudah bekerja banyak untuk membangun pabrik rokok milik keluarga kami dari usianya masih remaja dulu. Jadi tidak mungkin kami memberikan apa yang sudah menjadi jerih payah kami pada orang asing hanya karena alasan balas budi," dan kini ketika melihat Brigita sudah lebih tenang, Reiko memberanikan diri menggerakkan kedua tangannya memegang lengan Brigita dan matanya menatap lagi dua mata cantik favoritnya itu. "Apakah kakekmu tidak bisa diajak bicara? Negosiasi ulang?" "Kakek punya penyakit jantung. Kami sudah mencobanya juga. Tapi saat kami bicara dengannya di sana juga ada pengacaranya yang sangat menurut padanya dan tidak akan mungkin membelot atau mencederai kepercayaan kakekku. Kakek juga sudah berpesan padanya, apa yang dikatakannya adalah keputusan final untuk warisan keluarga dan itu direkam oleh pengacara. Saat kakek mengatakan kalau aku tidak mau menikah dengannya, maka harta keluarga akan dibagi menjadi dua. Dan saat itu, kakek gue juga kena serangan jantung. Tapi untung di ruangan itu juga ada dokter pribadinya, sehingga tidak fatal." Reiko lalu mengapit bibirnya sebelum dia melanjutkan pembicaraan yang agak alot ini. "Di saat itulah papaku dengan segala pertimbangan dan perhitungannya terpaksa mengalah dan mengatakan aku akan menikah dengan Aida." Sebuah nama yang membuat hati Brigita yang tadi lebih relaks kembali mendidih, hingga netranya membelalak pada Reiko. "Jangan sebut namanya di hadapanku!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN