Mala menyuap buburnya dengan perlahan, rasa penasaran akan calon istri Bisma membuatnya melamun. 'Begitu mudahnya dia mendapatkan wanita untuk dijadikan istri, bagaimana kalau istrinya tidak becus mengurus anak. Walaupun Guru TK, belum tentu jugakan dia sanggup mengurus anak-anak 24 jam. Apa lagi nanti pasti istrinya ingin memiliki anak sendiri, apa iya dia masih bisa perhatian sama anak tirinya. Harusnya cari istri itu yang seumuran dia, yang sudah tidak memikirkan ingin hamil lagi. Itu kalau untuk kepentingan anak-anak, kalau seperti ini calon istrinya, itu lebih banyak untuk kepentingan dia sendiri. Dasar pria m***m!' Mala menyudahi makannya, ia memanggil Bik Anin agar membereskan meja. Mala menuju teras samping, sambil membawa koran, majalah, tabloid, dan ponselnya. Ia duduk di sofa