PENGAKUAN SELANJUTNYA.

1557 Kata

*** "Kalau gitu Mya izin pamit pulang ya, Tante. Semoga lekas sembuh," izin Mya sebelum kedua pipi serta keningnya dikecup lembut oleh Sania, wanita itu sandarkan tubuhnya di bahu ranjang seraya berselonjor kaki tanpa lupa berbalutkan selimut. Mya melambai tangan saat melangkah mundur keluar dari kamar Sania, rasa lega bersarang membuat Mya cukup nyaman, hanya saja ia gugup kali ini sampai buru-buru ingin pulang. Jika saja Dewa tak keukeuh menunggunya di luar gerbang, maka Mya bisa lebih lama berada di sana—seperti keinginan Sania, tapi ia takkan enak hati membiarkan Dewa menunggunya lebih lama meski sang suami tak berbicara apa-apa. Mya melangkah bersisihan dengan Sakti menuju beranda, sejak Sakti melihat Mya turun dari motor Dewa di depan gerbang setengah jam lalu—ia lantas bungkam ser

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN