Rei memandang bangunan di depannya dengan mata menyipit. Merasakan sengatan matahari mulai membuatnya tak nyaman, laki-laki itu melangkahkan kakinya ke menuju sebuah kursi panjang yang lumayan teduh. Ia membuang rokok yang sudah menipis di bawah kakinya, menginjaknya dengan keras hingga tak berbentuk lagi. Meresapi sebuah perasaan asing yang sering menghantuinya akhir-akhir ini. Perasaan ini begitu asing dan tak pernah ia rasakan sebelumnya. Entah ia harus berbuat apa untuk menghilangkan perasaan ini dari hatinya. Ia tahu perasaan ini akan membuat ia kalah nantinya, ia akan menjadi ketergantungan yang tidak bisa ia musnahkan jika Rei terlalu lama memendamnya. Manusia selalu merasa hatinya bisa dikendalikan, tapi tidak ada yang benar-benar bisa mengendalikan organ yang menjadi sumber piki