Kafka benar-benar membuat gadis itu membisu. Ia menarik Biandra menuju kasur. Membaringkan tubuh letih itu dengan perlahan, menyelimutinya sebatas perut. Matanya mengerjap menatap Kafka dengan bola mata yang cantik. Mengucapkan terima kasih dengan pelan. Kafka mengangguk sambil mengusap-usap dahinya, memberikan rasa kantuk yang melanda matanya agar segera memejam. Tangan hangat itu selalu memberikan sesuatu yang menyenangkan. "Selamat malam," bisiknya mengantarkan Bindra menuju alam mimpi. Semoga hari ini tidak gelap seperti malam-malam sebelumnya yang kelam. Kafka tersenyum memandang wajah manis itu. Ia tahu, tidak mudah untuk menunjukkan luka kepada orang lain. Akan banyak ketakutan yang dihadapi. Mungkin gadis itu juga. Tapi sedikit pun ia tidak menyangka jika Biandra mampu melalui m