Tut....tut...tut Telfon terputus sepihak. Pangeran menatap layar yang menghitam. Kekasihnya ngambek lagi karna lagi-lagi dia menolak ajakannya. Merebahkan tubuhnya diatas kasur, pqndangannya menerawang, menatap plafon warna putih dengan lampu cukup besar ditengahnya. “Kok rasanya beda ya?” Ngomong sendiri. Mengelus dadanya, ada perasaan yang beda didalam hati. Dulu dia sangat bahagia saat bersama Intan, berbalasan chat, ngedate bareng, bahkan hampir tiap hari selalu pengen bareng Intan. Baru kemarin rasa jenuh itu muncul, merasa terkekang, tak lagi bebas. “Seneng nggak seneng, sih. Aku menikmatinya.” Lamunannya buyar mendengar suara Yuna. Segera beranjak, membuka sedikit pintu balkon. Yuna berdiri mepet kepagar pembatas. Tangannya memegang hape yang nempel ditelinga. Rambut panjangn