“Pagi, tante,” sapa Intan dengan senyuman ramahnya. Yuna memilih membuang muka dengan helaan nafas kasar. Merem dalam menahan amarah yang ingin secepatnya ia omelkan. Kali ini, wajah Pangeran benar-benar terlihat lebih dari sekedar menyebalkan. Kedua anak itu melangkah masuk. Mama tetap diam, duduk ditempat semula, sedikit melirik Yuna yang sangat jelas terlihat jika tak menyukai keadaan ini. Menyambut tangan Intan yang mengudara untuk menjabat tangannya. Segera menarik paksa saat tangan itu ditarik untuk dicium. Menatap anaknya yang berdiri memperhatikan Yuna. “Ran, mama perlu ngomong sama kamu.” Kata-kata yang terdengar marah. Sedikit melirik Intan sinis, lalu menepuk lengan Yuna. “Mama ngomong bentar sama Pangeran ya, Na.” Yuna memaksakan senyum, lalu ngangguk dengan wajah pucatnya