Ranti, pak Daniel, juga Angga sudah tiba di bandara Soekarno Hatta petang ini. Tubuh Angga masih tampak lemas. Sepertinya pengaruh minuman yang sudah dicampuri obat penenang masih sedikit bereaksi. “Mas Angga masih pusing? Terus gimana pulangnya, atau mau Ranti antar?” Ranti tidak tega melihat kekasihnya pulang sendiri dengan keadaan yang masih lemas. “Sedikit Ran. Gak papa, Mas Angga bisa pulang sendiri kok! Cuma, maaf Mas Angga gak bisa antar lo ke kontrakan.” Angga merasa dirinya baik-baik saja. Namun, untuk mengantar Ranti, Angga belum sanggup. “Tapi Mas, biar taksinya antar Mas Angga dulu baru ke kontrakan Ranti!” Ranti tetap tidak mengizinkan Angga pulang sendiri. Karena Ranti sendiri sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Angga. Ranti takut pengaruh obat penenang itu masih