Lebih dari dua minggu Princess dirawat di rumah sakit. Hari demi hari, kondisi Princess berangsur membaik. Tentu saja pihak rumah sakit dan tim medis sangat memperhatikan perawatan Princess karena mereka dipercaya untuk merawat putri bungsu keluarga Dawson yang selama ini telah dirahasiakan dari khalayak umum. Karena fakta itu pun, pihak rumah sakit dan para tim medis sudah menandatangani surat pernyataan yang mengatakan jika mereka tidak akan membuka informasi Princess kepada siapa pun, di mana pun itu.
Lalu hari ini, Princess telah diperbolehkan pulang karena Princess telah dipastikan tidak membawa bibit kronis demam tifoid di dalam tubuhnya. Itu artinya, penyakit itu tidak akan lagi menjangkit tubuh Princess selama Princess dan kedua orang tuanya memperhatikan kebersihan apa pun yang disentuh dan dikonsumsi oleh Princess.
Sakitnya Princess kemarin memang menjadi perhatian kedua orang tua dan tiga kakak kembarnya. Mereka semua sepakat untuk menjaga Princess lebih dari sebelumnya. Bahkan Farrell sengaja memindahkan semua pekerjaannya ke rumah, agar ia bisa mengerjakannya sambil mengamati Princess kecilnya. Dan tentunya untuk membantu Riri agar tak terlalu kelelahan mengurus Princess yang masih dalam manja-manjanya setelah sembuh dari sakit yang telah menyiksanya itu.
Sedangkan kembar ABC yang telah menyelesaikan ujian nasional mereka, tiap harinya membuat rencana yang melancarkan misi, MENJAUHKAN PRINCESS DARI PAPA MEREKA! Namun sayangnya tiap kali membuat rencana, Farrell dengan mudahnya membuat rencana itu gagal. Ya, Farrell selalu memiliki sejuta ide dan cara untuk menggagalkan ide brilian yang dimiliki kembar ABC.
Di ruangan khusus yang memang dibuat untuk kembar ABC, ruangan yang berisi semua hal yang disukai kembar ABC. Dimulai dari alat astronomi kesayangan sulung Aio, koleksi lukisan buatan Benny, hingga potret-potret Cencen menjuarai begitu banyak medali perlombaan renang. Tak hanya itu, ruangan tersebut juga memiliki seperangkat komputer terbaru yang mampu dioperasikan secara maksimal oleh ketiganya. Ada pula sebuah papan yang memuat beberapa informasi, rancangan proyek, hingga rencana yang dibuat ketiganya. Namun untuk saat ini, papan tersebut hanya memuat satu judul. Yang tak lain adalah misi tadi. Misi untuk menjauhkan Princess dari monopoli Farrell.
"Jadi, rencana hari ini apa? Kita tidak boleh gagal lagi. Inget, ini udah tiga hari dan kita gak bisa main sama Princess," ujar Benny serius. Wajah tampannya sama sekali tidak terlihat tengah bermain-main. Apa yang ia bicarakan memang bukanlah hal yang bisa dibicarakan dengan main-main. Ini hal serius, harga mati bagi dirinya.
"Sama seperti sebelumnya. Masalah utama ada di Papa. Jadi kalo mau deket-deket sama Mama dan Princess, caranya hanya satu. Buat Papa pindah ke kutub utara, suruh berendem sekalian kenalan sama beruang salju," Cencen menimpali. Tentu saja ia juga tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh Farrell yang memonopoli Princess. Ketiganya menilai jika Farrell serakah. Padahal sebelumnya Farrell sudah memonopoli Riri, sekarang Farrell juga malah memonopoli Princess.
"Aku punya rencana. Pasti ini akan berhasil," uca Aio sembari menyeringai. Seringai tersebut diikuti oleh kedua adik kembarnya, mereka yakin jika Aio memeliki ide brilian yang pasti akan berbuah manis. Ya, mereka yakin rencana mereka pasti akan berhasil. Malam nanti, waktunya mereka melancarkan aksi mereka. Aksi untuk membuat Farrell menjauh dan melepaskan monopolinya pada Princess.
***
Waktu yang ditunggu kembar ABC datang. Langit jingga yang indah kini berubah sepenuhnya menjadi hamparan hitam dengan bintang-bintang gemerlap yang menghiasinya. Jangan lupakan bulan yang berpendar indah, menambah penerangan di langit yang memang sudah gelap gulita karena sang raja siang sudah beristirahat di peraduannya. Walaupun malam gelap, mansion Dawson yang berada di perumahan elit di salah satu sudut Jakarta Pusat itu, tampak terang benderang. Oh, sepertinya kalian bingung. Mari dengarkan penjelasannya sedikit.
Setelah Princess lahir, Farrell dan Riri yang semula menetap di New York, memutuskan untuk kembali menetap di Indonesia. Mereka membeli sebuah mansion mewah di perumahan elit yang hanya bisa ditempati oleh kalangan memiliki kartu kredit tanpa limit seperti keluarga Dawson ini. Jadi, sudah bisa ditebak jika kembar ABC melanjutkan pendidikan mereka di Indonesia. Aio, Benny serta Cencen yang awalnya tumbuh dengan kebudayaan Barat, harus beradaptasi dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Namun, ketiganya adalah pemuda cerdas yang tentunya bisa menyesuaikan diri dengan cepat dan berbaur dengan mudah di lingkungan baru mereka.
Kembali ke mansion keluarga Dawson, tepatnya di ruang keluarga. Princess, si gadis kecil kesayangan banyak orang tengah menari-nari mengikuti irama musik Let It Go. Semua orang tertawa saat Princess mengangkat ujung gaun tidurnya yang berwarna kuning neon dengan gestur menggemaskan.
"Inces pintel nail, kan?" Princess bertanya dengan suaranya yang nyaring. Menunjukkan jika dirinya ingin mendapatkan pujian dari orang-orang yang berada di sana.
Semua orang yang berada di ruang keluarga tentu saja mengangguk setuju. Orang-orang tersebut tak lain dari sepasang suami istri yang masih seperti love bird, Riri serta Farrell. Lalu kembar ABC, yang tampak berkali-kali lebih tampan dengan setelan kasual berupa kaos polos dan celana kain yang nyaman. Jangan lupakan Gwen, pengawal khusus Riri serta Princess. Serta Hendrik, sang kepala pelayan.
"Princess kan putrinya Mama, udah pasti pinter." Riri menarik Princess dan memeluknya erat sembari memberikan kecupan-kecupan singkat di wajah tembam Princess.
"Hehe Mama geyi ih!" Princess terkikik geli menambah cantik wajahnya yang memang seperti sudah cantik sejak bayi. Tampaknya kikikan Princess mengundang gemas Farrell dan kembar ABC. Mereka bertempat serempak maju dan ingin merebut Princess ke pelukan mereka. Namun, kembar ABC tampaknya tak pernah menang jika melawan papa mereka. Kini Princess telah berpindah diatas pangkuan Farrell. Kembar ABC mendesah bersamaan, pupus sudah kesempatan mereka untuk bermain dengan Princess.
Riri tersenyum saat melihat Princess tertawa dengan Farrell, ia bangkit dan berkata, "Mama ke dapur dulu ya, mau buat s**u sama cemilan sebelum tidur buat Princess. Ah, ingat. Jangan tertawa berlebihan, nanti Princess pipis di kasur lagi."
Princess mengerucutkan bibirnya. “Inces udah gede. Ndak pipis di kasul lagi,” ucap Princess memprotes apa yang dikatakan oleh mamanya.
Mendengar hal itu Riri hanya tersenyum dan mengangguk. “Wah, pintarnya putri Mama. Kalau begitu jangan nakal ya, Mamam harus membuat s**u dulu.” Riri lalu menoleh pada suami dan ketiga putranya. Ia memberikan kode pada keempatnya agar tidak membuat Princess tertawa dengan berlebihan. Farrell dan ketiga putranya mengangguk. Riri segera beranjak diikuti Gwen. Sedangkan Hendrik tetap bertahan di sana, ia menuangkan secangkir teh hangat untuk tuan besarnya.
Ada-ada saja tingkah Princess yang bisa membuat orang-orang gemas ingin menggigit pipi tembamnya. Seperti sekarang ini, Princess duduk di antara paha Farrell yang mengangkang. Lalu ia menggulung kaos yang digunakan papanya hingga otot perut Farrell yang terbentuk sempurna, terpampang menggoda.
"Papa, Papa!" seru Princess.
"Ya?" sahut Farrell.
"Peyut Papa kayak roti, kotak-kotak. Tapi keyas,” ucap Princess sembari menepuk perut otot perut Farrell yang memang terbentuk sempurna sejak lama. Farrell harus berpikir ekstra untuk mengerti perkataan putrinya itu. Karena Princess berbicara tanpa pola. Biasanya anak seumurannya akan memiliki pola berbicara jika cadel.
Misal, huruf "R" akan berubah menjadi "L" dalam pelafalannya. Tapi itu tak terjadi pada Princess, Princess berbicara dengan pola yang kacau. Terkadang lidahnya bisa mengucapkan setiap huruf dengan baik. Tapi selebihnya ia berbicara dengan pelafalan yang membuat orang bingung, namun terdengar sangat manis.
"Papa keren, kan?" Farrell bertanya dengan penuh percaya diri saat sudah mengerti dengan apa yang dimaksud oleh putrinya itu.
Kembar ABC tampak memasang ekspresi mual mereka. Sedangkan Princess menelengkan kepalanya lalu menggeleng pelan. "El-el lebih keyen dan lebih ganteng. Papa kan jeyek."
Princess menjawab sembari memainkan p****g Farrell yang memang terpampang jelas. Farrell mengerutkan keningnya merasa tak senang dengan jawaban Princess. Ia menyeringai dan menggelitik perut Princess dengan gemas. Princess tertawa keras karena merasa geli. Ia menggelinjang hebat, membuat Farrell kewalahan menahan tubuh Princess agar tidak terjatuh. Sepertinya Farrell melupakan peringatan Riri tadi, agar tidak membuat Princess tertawa berlebihan.
Princess menjerit-jerit saat jari kakinya digigit-gigit kecil oleh Farrell. Kembar ABC yang melihatnya hanya bisa menekuk wajahnya kesal. Ketiganya saling bertatapan dan mengangguk pelan. Mereka kini hanya menghitung waktu hingga rencana mereka dimulai. Riri dan Gwen datang dengan nampan yang mereka bawa. Riri mengerutkan keningnya saat melihat posisi Princess yang tidak ada manis-manisnya. Princess memang berada dipangkuan Farrell. Tapi kepala Princess berada di kaki Farrell mengarah ke lantai, sedangkan kaki Princess yang seputih s**u tengah digigiti oleh Farrell.
"Papa! Tadi kan, Mama sudah bilang, jangan membuat Princess terlalu banyak tertawa. Nanti bisa-bisa Princess ngompol saat tidur." Riri memprotes sembari meletakkan nampan di atas meja. Tentu saja Riri kesal karena suaminya itu tidak mengindahkan peringatan yang sebelumnya telah ia berikan, perihal jangan membuat Princess tertawa berlebih sampai seperti ini.
"Ihh Mama, kan udah Inces bilang. Inces dah gede. Ndak pake ngompol-ngompol tauk!" Tampaknya perkataan Riri segera mendapatkan protes keras dari Princess.
Riri tersenyum. "Ah iya, Princess udah gede. Ya udah kalo gitu, sini makan buahnya biar tambah gede." Riri menyodorkan sebuah garpu dengan buah strawberry. Princess turun dari pangkuan Farrell dan menerima garpu itu dengan ringan. Suara telepon rumah berbunyi nyaring, membuat Hendrik selaku kepala pelayan mengangkatnya dan menjawab telepon tersebut. Farrell dan Riri tampak tak peduli, memilih memperhatikan Princess yang tengah semangat menghabiskan buah-buahan yang tadi Riri bawa. Berbeda dengan kembar ABC yang menyeringai tipis. Rencana mereka telah dimulai.
"Tuan, pelayan tuan Dave mengatakan jika Tuan Dave jatuh sakit. Dan tuan Dave ingin mengatakan sesuatu," ucap Hendrik sembari memberikan telepon. Wajah Farrell dan Riri berubah cemas. Kini orang tua Farrell tinggal Dave seorang, karena ibunya telah berpulang beberapa tahun yang lalu karena kanker yang menggerogoti tubuhnya.
"Ya? Apa benar Dad sakit?" Farrell bangkit dan menjauh. Riri menitipkan Princess kepada Hendrik dan Gwen sebelum dirinya mengikuti Farrell dengan raut wajahnya yang cemas. Princess sendiri tampak tak sadar saat dirinya ditinggal oleh kedua orang tuanya, ia masih memenuhi rongga mulutnya dengan buah-buahan segar yang sangat enak menurutnya. Ketika di hadapkan dengan makanan, Princess memang akan dengan mudah melupakan keadaan di sekitarnya. Sepertinya, nanti ketika besar Princess akan menjadi food lover.
"Nona, apa nona mau buahnya lagi?" Gwen bertanya saat buah yang ia sebutkan telah habis di piring. Princess mendongak dan mengangguk dengan mulut penuh. Princess memang belum merasa puas mengisi perutnya. Gwen tersenyum dan segera berbalik untuk mengambil buah ke dapur. Sedangkan Princess segera mengedarkan kepalanya untuk mencari kakak kembarnya.
"Opah, abang ABC ke mana?" Princess bertanya pada Hendrik dengan suaranya yang manis. Tentu saja Hendrik yang mendengarnya tak bisa menahan diri untuk tersenyum lembut.
Hendrik menunduk. "Tuan muda tadi menuju taman belakang, nona pasti bisa menemukannya di sana," ucap Hendrik lembut pada Princess. Meskipun Hendrik hanya seorang pekerja yang kebetulan sudah melayani Farrell dan mendapat kepercayaan besar, Hendrik juga memiliki kasih sayang yang besar pada Princess. Sosok gadis kecil ini sudah ia anggap sebagai cucunya sendiri.
"Ya dah, Inces mau ke sana. Tapi Opah ndak usah ikut, Inces mau kesana cama El-el aja. El-el! Yuk kita buat boneka calju! Atau belmain cepeda!" Princess memanggil peliharaanya dengan nada salah satu lagu yang baru saja ia dengarkan. Dan benar saja, El-el hewan kesayangan dari Princess berlari ringan menuju pada Princess. Ya, singa jantan peliharan Princess tersebut memang sangat menurut pada Princess. Kini, singa jantan peliharan Princess ukuran tubuhnya telah lebih besar dari Princess.
El-el tiba di depan Princess dan duduk dengan patuh di hadapan Princess. Hal tersebut membuat Princess tertawa senang. Princess memeluk leher El-el dengan sayang. "El-el, kita cali abang ABC yuk!" El-el menunduk dan membiarkan Princess untuk naik di atas punggungnya, lalu El-el segera melangkah menuju arah yang diperintahkan Princess.
Hendrik hanya diam dan mengamati kepergian Princess dan singa jantan itu. Ia percaya jika El-el bisa menjaga Princess dengan baik. Dan benar perkiraan Hendrik. El-el memang menjaga Princess dengan baik. Hingga Princess bisa menemukan ketiga kakaknya yang berjongkok di sudut taman dan tampak tengah berdiskusi dengan begitu serius.
"El-el jan belisik. Ayo kita ke sana, Inces mo dengel abang ABC lagi ngomongin apa," bisik Princess pada El-el. Seakan-akan mengerti dengan apa yang dibisikan oleh Princess, El-el pun terlihat melangkah dengan hati-hati dan tidak menimbulkan suara sedikit pun. Tentu saja hal itu membuat kembar ABC tak menyadari kedatangan Princess dan tetap melanjutkan pembicaraan mereka.
"Karena sekarang Grandpa pasti ngaku-ngaku sakit sesuai permintaan kita, itu artinya Grandpa mendukung rencana kita," ucap Benny.
"Nah tinggal langkah selanjutnya. Besok, saat akan berangkat Princess tidak boleh ikut. Kita bisa membuat alasan mengenai Princess yang tidak bisa bepergian karena baru saja sembuh sakit, apalagi Grandpa sakit. Jika Princess ikut, bisa-bisa Princess tertular atau jatuh sakit lagi," Cendric menambahkan. Ia sudah merasa sangat antusias karena sebentar lagi rencananya dan saudara kembarnya akan berhasil.
"Semuanya sudah terkendali. Ingat dialog kalian masing-masing. Dan jangan ada yang terlewat, paham?" ingat Aio sekali lagi agar kedua adiknya tidak membuat kesalahan nantinya. Karena tentu saja, kesalahan sedikit saja bisa mengacaukan rencana yang sudah susah payah disusun dan dibuat dengan penuh keringat serta mengurus otak.
"Paham!"
Kembar ABC memegang saat mendengar suara manis yang bersumber dari belakang punggung mereka. Kembar ABC menoleh serempak dan menatap Princess yang tengah duduk di punggung El-el, dengan tatapan horor. Padahal Princess yang duduk di panggung singa jantan itu, sama sekali tidak terlihat menakutkan malah terlihat menggemaskan dan manis. Namun kembar ABC sama sekali tidak berharap jika Princess datang di waktu yang tidak tepat dan malah mendengar pembicaraan mereka.
"Inces ngelti, jadi Inces besok hayus ngomong apa cama Papa?"
Kembar ABC saling menatap dan menggeleng. Mereka bingung harus berkata apa. Karena salah berkata, maka rencana mereka akan kacau balau. Dan itu artinya, kemungkinan Princess dibawa akan semakin besar.
Princess mengerutkan keningnya. "Hmm, kalo gitu, Inces bilang Papa ahhh! Pa—" Ancaman Princess tidak selesai karena kembar ABC lebih dulu memotongnya dengan cepat.
"Jangan!" cegah kembar ABC serempak. Ayolah, jika Princess benar-benar melakukan hal itu, Farrell pasti akan marah dan memberikan hukuman pada kembar ABC yang sudah berani membuat rencana dan bahkan menipu kedua orang tuanya.
"Hmm, tapi Inces ndak boleh boong, nanti Inces makin cantik," ucap Princess dengan kedua netranya yang berbinar polos. Princess terlihat sangat yakin dengan apa yang ia katakan. Princess tidak tahu saja jika apa yang ia ucapkan barusan terdengar sangat konyol bagi kembar ABC.
Kembar ABC menggigit ujung lidah mereka, menahan tawa mereka yang bisa pecah kapan saja. Memangnya sejak kapan orang yang berbohong malah akan bertambah cantik atau tampan? Sebenarnya, dari mana Princess belajar teori yang sama sekali tidak masuk diakal itu? Semoga Princess tidak belajar teori yang lebih konyol daripada ini. Kembar ABC benar-benar tidak berharap itu terjadi.
"Princess memang mau apa? Bilang sama Abang. Abang ABC pasti bakal penuhi semua, asal Princess jangan bilang apa-apa sama papa," ucap Benny. Ia dan kedua saudara kembarnya memang memiliki rekening pribadi yang isinya tentu saja akan lebih dari cukup untuk membeli apa pun yang diinginkan oleh Princess. Uang ini tentunya bukanlah uang yang diberikan oleh kedua orang tuanya, melainkan uang yang dihasilkan sendiri dari jerih payah mereka yang menggeluti hobi dan kemampuan mereka sendiri.
Princess mengetuk-ngetuk dagunya. Pose yang sangat menggemaskan bagi kembar ABC. "Oke, Inces setuju. Tapi, abang juga harus janji sama Inces." Sepertinya Princess tengah mengajukan sebuah perjanjian kerja sama, yang tidak disebutkan secara rinci. Bodohnya, kembar ABC sama sekali tidak menyadari kejanggalan itu, dan main menyetujui apa yang dikatakan oleh Princess.
"Iya, kami janji!" seru kembar ABC berbarengan. Mereka berpikir jika mereka lebih dari mampu untuk memenuhi semua permintaan yang mungkin akan diberikan oleh Princess.
Sayangnya, kembar ABC tak tahu, jika jawaban mereka itu, akan membawa bencana bagi mereka. Kembar ABC melupakan fakta jika Princess memang sering memiliki ide yang sering tidak terpikirkan oleh orang-orang dewasa. Ide yang tentunya akan membuat kembar ABC merasakan sebuah kebahagiaan yang didapatkan di sela-sela kerepotan mereka mengurus adik kecil lincah yang memiliki segudang kejutan yang masih tersimpan rapat-rapat. Ya, nantikan kelanjutannya setelah pesan-pesan berikut ini!