"Maafkan saya Aila, seharusnya... " "Kakak tau, semuanya terasa rumit untukku. Aku kira kebahagiaan benar-benar sudah memihakku kemarin tetapi ternyata hanya drama saja," senyum getir ini tercipta sendiri sembari memandang lautan lepas. Ombak saling berlomba-lomba menuju tepian sedang karang semakin bertahan padahal ia tau sebentar lagi keberadaannya akan lenyap. Laki-laki disampingku terdiam, mungkin merenungi kesalahan yang ia ciptakan untuk menyakiti seseorang yang katanya ia cintai, ia mengatakan akan menyembuhkan sesuatu didalam sana tetapi namanya juga takdir seberapapun jauhnya manusia berencana jika Allah maunya begini maka ceritanya akan seperti ini. Tetapi hal yang yang ia lakukan adalah atas pilihannya sendiri, Allah memang menentukan takdir tetapi bukankah manusia diberi p