4. GAGAL MENEMUI

1130 Kata
Ketiga sahabat sejati yaitu Digo, Rion dan Zein mengalami banyak kegagalan dalam mencari pacar, namun mereka tetap tidak akan menyerah begitu saja. *** Digo masih sangat penasaran dengan gadis manis penjual kue itu, dia berjalan cepat menelusuri sekitar tempat saat berpapasan dengan gadis manis itu. Sedangkan Rion masih tiduran di dalam mobil meskipun tadi sempat ingin tahu mengenai sahabatnya Digo ingin pergi ke mana, akan tetapi Rion memilih untuk rebahan kembali tanpa penasaran dengan Digo. "Nanti aja aku akan tanya setelah dia kembali ke mobil. Hoaam ... aku capek," gumam Rion di dalam mobil merasa ngantuk. Di tempat Digo terus mencari-cari keberadaan gadis manis itu, namun tidak juga menemukannya. "Oh, sial. Ke mana perginya gadis manis itu, kenapa cepat sekali menghilang, huft." Digo menghela napas karena merasa kecewa tidak menemukan gadis penjual kue itu. Lagi-lagi para cowok jomblo mendapat nasib buruk dalam mencari kekasih. Digo masih berusaha mencarinya namun secara perlahan, terkadang juga menanyakan ke seseorang di sekitar tempat itu. Ada yang memberi tahu bahwa gadis penjual kue menuju ke arah sana, Digo merasa senang dan segera mencoba ke tempat dia diberi petunjuk. Di dalam mini market, Zein sedang memilih-milih dan mencari barang belanjaannya sambil bersiul. Sesaat kemudian ada 3 orang gadis belia lewat di dekatnya dan memperhatikan Zein yang sedang memilih barang belanja. "Belanja kok sendirian aja Mas?" tanya salah seorang gadis. Pertanyaan tersebut membuat Zein kaget dan langsung menoleh ke belakang 3 gadis itu berada. "Hehe ... iya nih, belum ada gadis yang mau menemani aku," jawab Zein sedikit malu. "Hah? Jadi Mas ini masih jomblo, hihihi," ucap ketiga gadis itu serentak sambil tertawa pelan. Hal itu membuat Zein berkata dalam hati bahwa dia merasa malu karena ditertawakan gadis-gadis tersebut. Namun Zein mencoba menguatkan hati agar tampak biasa saja. "Hmm ... iya, aku memang masih jomblo. Kalau dari kalian ada yang mau menemaniku belanja, aku tidak keberatan, hehe." Ketiga gadis itu sedikit terkejut mendengarnya, "Maaf Mas, aku sudah punya pacar. Jadi aku takut kalau pacarku mengetahui ini," jawab gadis di sebelah tengah. Jawaban salah satu gadis itu membuat Zein merasa sangat malu. "Jadi kalian bertiga sudah punya pacar?" "Kami berdua belum sih Mas, tapi kami belum ingin pacaran karena fokus dulu belajar agar cita-cita tercapai," jawab gadis imut berkaca mata sambil tersenyum, sedangkan gadis yang satunya lagi hanya mengangguk-angguk. Zein melebarkan kedua bola mata mendengar kata belajar. "Apa? Jadi kalian bertiga masih sekolah?" "Iya, kami bertiga masih SMA." Zein hanya terdiam mendengar jawaban itu. "Ya udah dulu Mas, kami mau mencari produk yang harus kami beli. Mas ini sebenarnya ganteng dan badannya keren, nanti pasti gampang mencari pacar. Semoga beruntung, Bye!" Mendengar itu Zein tersenyum, namun saat mereka melangkah pergi, Zein berteriak ingin melakukan sesuatu. "Tunggu!" Ketiga gadis itu berhenti mendadak lalu menoleh ke arah Zein yang sedang mendekat. "Maaf menganggu sebentar. Ini boleh kalian simpan, siapa tau akan berguna suatu saat, kalau kalian ada yang butuh bantuan jangan sungkan untuk menghubungi diriku. Dan jika ada dari kalian punya teman yang sedang mencari pacar, kalian bisa kasih tau itu, hehe. Tapi jangan yang masih SMA, setidaknya yang sedang kuliah atau bekerja. Makasih atas pujian dan do'a-nya tadi," kata Zein menyodorkan kartu nama sambil tersenyum. Gadis yang berkaca mata menerima kartu nama dari Zein. Setelah itu Zein pergi meninggalkan mereka untuk mengambil barang belanjaan yang belum terbeli. "Zein Fahreza, Supervisor. Wah, dia ternyata bekerja di Perusahaan internasional terkenal itu. Biar aku aja yang menyimpannya, mungkin akan berguna," ucap gadis yang menerima kartu nama Zein tadi, teman-temannya pun juga terkejut mengetahui itu. Mereka akan saling memberi info jika ada yang butuh bantuan atau mempunyai seseorang yang dimaksud Zein tadi. Zein berjalan mencari keperluannya, dia berpikir bahwa gadis-gadis itu tidak cocok untuknya karena masih terlalu muda, dia berharap agar mereka fokus dulu dalam belajar. Tapi dia juga berpikir bahkan gadis yang masih SMA saja punya pacar, Zein merasa kalah telak dengannya, akan tetapi dia tetap optimis karena sangat yakin tidak akan lama lagi Zein bisa mendapatkan pacar, asalkan tidak menyerah dan selalu berusaha mengambil kesempatan yang ada. Saat sedang memilih kotak teh celup, terdengar suara ... "Hay ganteng. Mau minta dibantuin gak?" "Whoaaa!" teriak Zein sangat terkejut ketika melihat siapa yang bersuara tadi, ternyata dia adalah cowok feminim yang sedang merayunya. "Gak, aku bisa sendiri. Makasih sudah menawari bantuan." Akan tetapi cowok feminim itu malah mendekati Zein. "Gak apa-apa Mas, gak usah malu. Aku ikhlas kok ingin membantu," katanya sambil mencoba menyentuh Zein. "No, no, no ... Please jangan ganggu aku." Zein mencoba menjauh agar tidak disentuhnya. "Sekali lagi, terima kasih. Bye!" Zein segera mengambil keperluannya lalu buru-buru pergi meninggalkan cowok feminim itu. Akan tetapi Zein tidak membencinya, karena dia juga manusia yang butuh tempat untuk menjalani hidup mereka masing-masing. Zein hanya tidak mau jika dia mengganggu dirinya. "Uhh, sebel. Kenapa sih cowok-cowok ganteng dan seksi selalu terburu-buru pergi meninggalkan aku," gumam cowok mirip cewek itu sedikit kesal. Zein menghela napas lega, kemudian melangkah menuju kasir sambil membawa barang belanjaannya dengan keranjang. Tidak lama kemudian sampailah Zein di depan antrian kasir, beruntung hanya ada satu orang yang antri di depannya. Zein menunggu antrian sambil mengecek ponselnya. Di luar mini market, terlihat Digo masih mencari gadis manis penjual kue berwarna-warni itu. Dia sudah sampai di tempat yang diberitahu seseorang tadi, akan tetapi tidak juga menemukan gadis manis itu. Digo merasa sedih, dia berhenti sejenak sambil mengusap keringat di wajah. Memandang di sekeliling tempat itu, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis manis itu sedikit pun. "Sebenarnya ke mana dia, padahal aku ingin sekali membeli kue yang dijualnya itu. Ya udahlah, mau gimana lagi, sepertinya sangat sulit untuk menemukan gadis itu hari ini. Aku harap kita bisa bertemu lagi di lain hari," kata Digo sedikit putus asa untuk hari ini, namun dia sangat berharap bisa bertemu dengan gadis manis itu lagi. Dia berencana membeli kue miliknya dan mungkin sekalian berkenalan dengan gadis manis itu. Saat ini Digo berada cukup jauh dari tempat mobil terparkir, dia bergegas kembali ke mobil karena mungkin teman-temannya sudah menunggu. Zein sedang menunggu seorang kasir yang menghitung belanjaannya, dia menoleh ke kanan dan ke kiri, karena keadaan sepi dan tidak ada pembeli yang sedang antri di belakangnya, sesekali dia merayu sambil tersenyum, "Mbak, kamu masih single ya, terlihat sekali masih sangat muda." "Hehe, makasih atas pujiannya. Tapi aku sudah punya 1 anak," jawab kasir wanita itu. "Oh, kirain." Zein merasa malu, dia menggaruk-garuk kepala belakangnya untuk menghilangkan rasa malunya. "Total semuanya segini Mas." "Oke!" Zein segera membayar total belanja, setelah semua selesai dia bergegas kembali ke mobil. "Terima kasih sudah berbelanja di sini," ucap kasir wanita itu, Zein hanya menjawab dengan senyuman lalu melangkah pergi. Sesampainya di mobil, dia terheran kenapa Digo tidak ada di mobil, Rion memberi tahu bahwa dia juga tidak mengetahui ke mana Digo pergi. Mereka berdua akan bertanya setelah Digo kembali ke mobil. To be Continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN