Kenan melepas sabuk pengaman Yezi kemudian menarik tubuh Yezi duduk diatas pangkuannya. Yezi memukul-mukul d**a bidang Kenan yang tangannya langsung dicekal Kenan.
Diam!
"Diam atau Aku lempar keluar dari mobil meninggalkanmu ditengah jalan sepi ini," ancam Kenan.
"Turunkan Aku! Kau itu selalu saja memaksaku. Emph"... Yezi menahan desahannya karena ulah Kenan yang asyik mencumbu leher jenjang Yezi. Jangan lupakan tangannya yang sudah menjalar kemana-mana. Kenan memaksa Yezi memuaskan senjatanya yang sudah mengeras sejak tadi.
"Cepat jangan banyak tingkah. Semakin cepat Kau menurutiku semakin cepat kita kembali ke mansion dan Aku tidak akan memaksamu lagi," ucap Kenan yang memaksa Yezi melakukannya.
"Aku tidak mau! Aku bukan pelacurmu," maki Yezi yang masih mempertahankan egonya.
"Ck banyak alasan!" tangan Kenan menekan bagian sensitif Yezi dalam. Membuat Yezi kaget memekik kencang karena ulah Kenan. Tanpa henti tangannya mengerjai Yezi yang kewalahan mengimbangi nafsu Kenan. Setelah melakukan hubungan di dalam mobil berkali-kali sampai Yezi lemas. Kenan melakukan pergumulan panas pertama kalinya di mobil. Kenan memakaikan kembali pakaian Yezi. Dia menaruh Yezi di bangku penumpang. Kemudian mengemudikan kembali mobilnya pergi mencari tempat penginapan.
Sampai di hotel Kenan memesan kamar sambil mengendong Yezi yang tertidur. Seorang pegawai membantunya menuju kamar. Sampai di kamar Kenan menaruh Yezi di tempat tidur. Sebentar Dia memandang wajah Yezi.
"Sebenarnya tubuhmu itu sangat membuat ku ketagihan tapi Kau selalu membuat ku kesal. Gara-gara kamu kedudukanku di perusahaan ditangguhkan. Tapi memanfaatkanmu juga ada untungnya," gumam Kenan sambil menyeringai memikirkan rencananya ke depan.
Kenan pegi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Dia bersiul-siul di bawah shower yang mengalir deras membasahi tubuhnya. Setelah selesai mandi Kenan keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk yang melilit dipinggangnya. Dia mengambil ponselnya di meja nakas. Kenan menghidupkan kembali ponselnya. Tidak ada pesan atau panggilan di ponselnya. Kali ini Papanya benar-benar membuatnya kesal.
"Ck... pria tua itu benar-benar menganggurkan Aku. Tapi tidak apa-apa Aku masih bisa sendiri uangku juga sudah banyak. Ah... Bella! Astaga bagaimana bisa Aku melupakannya!" tangannya bergerak cepat mencari nomer Bella kemudian menghubunginya. Tapi sayangnya nomor bila tidak aktif.
"Aaarggh... kemana Dia kenapa ponselnya tidak bisa dihubungi. Awas saja kalau sampai menghianati ku lagi."
Sementara ditempat lain di dalam mobil sedan biru ada Bella yang sedang bertemu dengan temannya seorang IT. Dia meminta temannya itu memindahkan uang Kenan yang dipegang Bella. Kenan memberikan kartu atm kepada Bella untuk keperluannya.
"Bagaimana Kau sudah memindahkannya."
"Sudah Bel tenang saja. Kau sekarang menjadi wanita kaya raya. Mantan kekasihmu itu sangat bodoh."
"Ya Aku hanya perlu memuaskannya saja maka Dia akan memberikan Aku apapun yang kuinginkan."
"Ha ha ha dasar pria bodoh," tawa Jeri teman Bella yang selalu membantunya menguras harta Kenan.
"Terus bagaimana dengan hadiah yang kuinginkan. Apa Kau sudah siap," tanya Jeri sambil menaik-naikkan alisnya.
"Ya... Aku sudah siap Jeri kapan kita akan melakukannya."
"Besok temui Aku di hotel nanti Aku akan memberikan alamatnya."
"Baiklah besok kabari Aku saja, nanti Aku akan menyusulmu."
"Ok. Sekarang Aku pergi dulu Kau hati-hati pulangnya," ucap Jeri yang membuka pintu mobil Bella.
"Setelah melihat Jeri memasuki mobilnya yang terparkir di kios kosong. Bella melajukan mobilnya kembali. Tapi tak jauh darinya ada seseorang yang sedang mengintai gerak-geriknya.
"Bos wanita itu sudah pergi dan pria yang menemuinya juga sudah pergi. Bagaimana? Apa Saya harus mengikuti wanita itu," ucap seorang pria yang sedang berbicara di telpon dengan seseorang.
"Kau ikuti pria itu saja temukan tempat tinggalnya. Kau ancam Dia temukan orang-orang terdekatmya yang Dia lindungi. Pastikan apa yang mereka rencanakan."
"Baik Tuan, Saya akan menjalankan perintah Anda."
"Ya kerjakanlah," titah seseorang diujung sana."
Setelah mematikan sambungan telpon dua orang berbadan besar dengan tato yang menghiasi tubuhnya. Mengikuti mobil Jeri yang sudah dipasangi alat pelacak dimobilnya. Jeri yang sedang berada di pom bensin tidak sadar kalau Dia sedang diintai seseorang. Dua pria itu dengan sabar menunggunya. Setelah menunggu 20 menit mobil Jeri keluar dari pom bensin. Dia pria itupun mengikutinya.
***
Tuan besar, Tuan Kenan sedang berada di puncak. Tuan Kenan membawa Nona Yezi menginap di hotel," lapor Sam kepada Aron yang sedang memeriksa dokumen keuangan perusahaan.
"Dasar anak itu, katanya tidak suka tapi suka sekali bercocok tanam. Menantuku memang hebat bisa membuat anakku itu ketagihan. Ha ha ha," ucap Aron sambil terkekeh geli.
Sam yang mendengar ucapan bosnya itu mengumpatinya dalam hati. 'Cih... anakmu itu bukan ketagihan tapi hyper.'
"Lalu bagaimana dengan perusahaan yang sedang dibangun Tuan Kenan. Apa Anda hanya diam saja tidak melakukan apapun. Saya dengar wanita itu diam-diam sudah memindahkan sebagian asetnya Tuan Kenan."
"Kau tenang saja Aku akan membuat wanita itu jera. Selama ini Aku diam karena belum menemukan kelemahan anakku. Aku yakin sebentar lagi akan ada kabar baik yang mengikat Kenan. Dia pewarisku satu-satunya jangan sampai masa depan anakku yang bodoh itu terjerumus dengan w************n itu."
Kau bersiap-siaplah akan ada byak tugas yang akan Kau kerjakan nanti. Aku akan menaikkan jabatan kekasihmu itu sebagai asistenmu dan Kau sebagai wakil Direktur.
"Uhuk... uhuk...ma... maksud Tuan besar apa?" tanya Sam yang kaget dengan ucapan tiba-tiba yang keluar dari mulut atasannya itu.
"Ck... kalia berdua sama saja sama-sama otak m***m di kantor ku. Kau pikir Aku tidak tahu hubunganmu dengan sekertaris Kenan. Dia itu kekasihmukan? Kalian sudah menjalin kasih di kantor ku kalau ada kesempatan! Dasar anak muda m***m," sindir Aron dengan wajah datarnya.
"Maaf Tuan Aron, Saya khilaf kedepannya Saya akan profesional bekerja."
"Ha ha ha... Kau itu serius sekali Aku hanya bercanda. Kau itu sudah seperti anakku sendiri. Istriku itu tidak pernah membedakan kalian sejak kecil. Kalian tumbuh bersama sebagai pria tangguh. Aku sangat khawatr kalau kalian salah memilih pasangan hidup. Tapi Dea itu wanita baik dan pintar. Kau tahu hanya Dea yang bisa sabar menghadapi Kenan. Wanita itu benar-benar tahan banting dengan mulut pedas Kenan."
"Ya Tuan Anda, Dea sangat sabar menghadapi Tuan muda. wanita itu sering kali dimarahi habis-habisan jka tidak fokus bekerja. Tapi sebenarnya Tuan Kenan orang yang baik. Buktinya Dea bisa bertahan bekerja di sini selama 6 tahun lamanya."
"Ya... nanti kalian berdua menghadapku ada yang harus Aku bicarakan. Sekarang kembalilah ke ruanganmu."
"Baik Tuan, Saya permisi."
Aron mengangukkan kepalanya, Dia menatap punggung tegap Sam dari belakang.
"Kau itu sangat royal kepada keluargaku. Kau juga memperlakukan anakku seperti saudaramu. Satu persatu harus selesai. Aku akan memilihmu sebagai anak angkatku," ucap Aron sambil mengetuk-ngetukkan pulpennya di meja.
***
Seseorang menyusup masuk ke dalam apartmen di malam hari. Ada seseorang tertidur nyenyak di atas tepat tidur dengan pintu yang terbuka lebar tidak terkunci. Tatapan pria itu begitu tajam dan sadis mendekati tempat tidur. Pelan-pelan Dia menendang-nendang tempat tidur agar sang empu terbangun dari tidurnya.
"Akh... siapa sih!" maki pria itu yang bangun karena terganggu tidurnya. Tapi belum sempat Dia menyalakan lampu tidurnya. Ada tangan yang mencekik kuat batang lehernya.
"Aaakh... lepas!" ucap Jeri yang napasnya sudah tersengal-sengal sedangkan seorang pria dihadapannya tersenyum menyeringai jahat melihat Jeri seperti ikan yang kehabisan udara.
"Kau ikut kami tanpa perlawanan maka Kau selamat tapi kalau Kau melawan Kau akan mati sia-sia," ancam pria bertubuh besar dengan tato naga yang menghiasi leher dan ditangannya.
Tanpa melawan Jeri bangun dari tidurnya memakai atasan piyama tidurnya.
"Kalian siapa? Kalian mau membawaku kemana tolong jangan bunuh Saya," ucap Jeri dengan tubuhnya yang sudah bergetar ketakutan.
"Kau akan tahu setelah tiba di sana."