bc

Jatuh Cinta pada Janda Anak Satu

book_age18+
614
IKUTI
3.3K
BACA
HE
stepfather
heir/heiress
kicking
mystery
bold
loser
like
intro-logo
Uraian

Jebakan yang diciptakan oleh sahabatnya sendiri menghancurkan kehidupan Selena yang sempurna. Hamil tanpa mengetahui siapa ayah bayi yang dikandungnya, dia pun harus menerima penolakan, dibuang oleh keluarganya sendiri karena telah membawa aib bagi keluarga.

Sendirian ditinggalkan terpuruk, Selena berusaha bangkit dan berjuang dengan kekuatannya sendiri. Dia berhasil menjadi single parent untuk putrinya dan memiliki karir yang bagus.

Kecantikannya menarik perhatian beberapa pria termasuk bosnya yang diam-diam jatuh cinta padanya dan ayah anaknya yang kemudian muncul. Mereka berusaha mencairkan hati Selena yang terlanjur beku setelah peristiwa pahit yang dia alami.

Berada di antara dua pria yang sama-sama hebat, siapakah yang berhasil menyentuh hati Selena?

Bisakah Selena memaafkan keluarganya?

Dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang hebat, yang pada akhirnya menemukan keberadaannya, bagaimanakah hidup Selena selanjutnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 Petaka Pesta Kelulusan
"Putri ibu sedang hamil!" Deg? Gadis itu terperanjat, jantungnya serasa berhenti berdetak. Bersamaan dengan itu tubuhnya seakan membeku. Gadis itu tidak bisa menggerakkan organ-organ tubuhnya. Wajah yang sebelumnya sudah pucat dan lesu semakin kehilangan rona. "Usia kehamilannya sudah empat minggu." Kepalanya mendadak pusing. Kata-kata dokter selanjutnya membuat dunianya seakan berputar, seiring ketakutan yang mulai merambat di denyut jantungnya. “Putri ibu...” Tidak! Dia tidak mau mendengar lagi. Keringat dingin membasahi bajunya. Kepalanya tertunduk lemas. Tangannya mencengkeram kuat kursi yang didudukinya. Beberapa saat kemudian terdengar suara sang ibu. "Apa dokter tidak salah periksa? Anak saya belum menikah, Dokter, masih perawan ting ting." Dokter wanita berwajah lembut itu menggeleng, "Tidak ada yang salah, Bu. Hasil pemeriksaan ini saya jamin akurat. Tapi kalau ibu belum yakin, silakan mencari pendapat kedua." Sang dokter menatap ibu dan anak perempuannya yang sedang duduk di depannya dengan penuh pemahaman. Ini pasti berita yang sangat mengejutkan bagi perempuan di depannya. Seorang perempuan hebat, bukan perempuan sembarangan. "Baik. Terima kasih, Dok. Saya akan memeriksakan putri saya ke dokter lain. Saya yakin dia hanya masuk angin dan kelelahan. Putri saya tidak pernah aneh-aneh, Dok. Maaf saya tidak mempercayai diagnose dokter." Perempuan itu bersikeras tidak mau mempercayai diagnosa dokter. Padahal dokter Aida, dokter umum yang sudah tergolong senior ini, sudah bertahun-tahun menjadi dokter keluarga mereka. “Baik, Bu. Selamat malam.” Dokter Aida sudah sering menghadapi situasi seperti ini. Dia hanya bisa menatap ibu dan putrinya meninggalkan ruang praktek dengan pandangan simpati. "Ayo kita ke dokter Markus, dia dokter spesialis, pasti diagnosanya tidak akan keliru." Ajak si ibu setelah mereka berdua duduk di dalam mobil. Dia yakin lebih dari seratus persen dagnosa dokter Aida kali ini keliru. Siapa yang mau percaya diagnosa ngawur itu. Mungkin saja peralatan yang dipakai sudah eror, belum dikalibrasi atau apalah, makanya hasil diagnosanya sangat tidak bisa dipercaya. Bagaimana tidak? Putrinya, anak tertuanya yang cantik, anak manis kesayangan keluarga, yang tidak pernah aneh-aneh dan selalu membuat mereka bangga dengan prestasi akademiknya yang gemilang, tahu-tahu dinyatakan hamil. Hamil dari mana? Pacarnya saja mereka sekeluarga tidak tahu. Putrinya ini bahkan sebulan yang lalu baru saja diwisuda sarjana dengan predikat c*m laude, masa depannya sudah dipersiapkan dengan baik untuk meneruskan kepemimpinan di perusahaan manufaktur milik keluarga sang ibu. Sandra, ibu si gadis adalah putri tunggal seorang pengusaha minyak kelapa terbesar di Sulawesi Utara. Saat ini ibunya tidak bisa meneruskan kepemimpinan perusahaan karena dia memilih berkarir dalam bidang politik. Karirnya sangat cemerlang, seperti mentari pagi yang bersinar terang di hari yang cerah. Bersama sang suami menjadi politikus handal yang sangat terkenal. Dan kehidupan sang putri adalah representasi dari kesuksesan orang tuanya. Hidupnya sempurna dan tidak bercacat. Singkatnya, masa depan sang putri sudah ditentukan. Untuk itu dia kuliah dengan mengambil jurusan teknik Industri. Selena bahkan sudah siap untuk melanjutkan S2 ke Jepang, untuk memperkuat basic akademiknya sebagai pemimpin masa depan PT. Nyiur Abadi. Salah satu raksasa perusahaan manufaktur di Indonesia Timur. Hidupnya sempurna, keluarganya hebat. Jadi siapa yang mau percaya lelucon itu? Putrinya tidak hamil, hanya masuk angin dan kelelahan. "Pasang seat belt kamu, Nak. Kita ke dokter Markus." Sang ibu berbicara sambil menghidupkan mobil. Putrinya yang sejak tadi hanya diam, menahan tangan ibunya dan menggeleng. "Dokter Aida tidak salah periksa, Mam. Aku benar hamil." Bisiknya lemah. Wajahnya semakin pucat. "Apa?" Ibunya seperti tersandar petir. "Jangan bercanda kamu!" Perempuan yang masih terlihat sangat cantik di usianya yang sudah pertengahan empat puluhan, yang tadinya sangat tenang dan percaya diri, saat ini mulai terlihat cemas dan panik. Perempuan itu mematikan mesin mobil, menghadap putrinya dan menatap kedua matanya serius. "Jangan membuat lelucon tidak lucu, Kakak." Dia berharap putrinya hanya bercanda. Dia berharap ini hanya akal-akalan putrinya untuk mengerjainya saja. Ini hanya prank, seperti biasanya mereka bercanda. Sekalipun kali ini agak keterlaluan, tetapi masih bisa dia toleransi. "Aku hamil, Mam." Sang putri berbicara pelan, kepalanya semakin tertunduk. Seketika di mobil itu terdengar teriakan keras, si ibu yang shock berat mengungkapkan kemarahannya. Kedua tangannya mencengkeram kuat lengan putrinya. Cengkeraman itu menyakitkan di kedua lengan si gadis. Kuku-kuku panjang ibunya menembusi blousenya, lengannya nyeri. Air matanya meleleh. Dia sudah mengetahui gejala kehamilan beberapa hari sebelumnya. Ketika itu dia bangun pagi dengan tubuh lemas, perut kembung dan merasa sangat mual. Sudah beberapa hari ini tamu bulanan yang sangat dia nantikan tak kunjung datang. Dia teringat hal mengerikan yang sudah dia alami hampir sebulan yang lalu. Mungkinkah ini akibatnya? Tanda-tandanya sangat jelas. Hanya saja dia belum yakin. Dia juga tidak berani melakukan pemeriksaan mandiri dengan test pack. Terlalu takut untuk menghadapi kenyataan. Selama sebulan terakhir ini dia dirundung ketakutan setelah kejadian nahas itu. Akhirnya ketakutannya terbukti. Sebelumnya dia berharap hal mengerikan ini tidak menimpa dirinya, tetapi ternyata dia harus menerima ini sebagai kenyataan yang mau tidak mau harus dia hadapi. Sang ibu di sampingnya masih menggeram marah. Seakan tidak percaya putrinya yang tahu-tahu hamil. HAMIL!! Bagaimana bisa? Begitulah bagaimana sebuah dunia yang tadinya begitu sempurna, berjalan mulus dan nyaman, tiba-tiba terbalik, porak-poranda dalam sekejap. Sebuah dunia yang menjadi impian banyak orang, dilahirkan dalam keluarga terpandanp, ayah ibu pejabat di legislatif, bergelimang kemewahan, pergaulan kelas atas dan memiliki masa depan yang cerah. Semua itu lenyap hanya oleh kesialan semalam. "Siapa ayah anak itu??" Suara menggelegar sang ayah memenuhi ruang keluarga yang luas dan mewah di rumah besar nan megah itu. Sang ibu yang sudah puas meluapkan emosinya dalam mobil tadi, hingga harus dijemput supir karena sudah tidak mampu lagi berkendara, duduk lemas di sofa tinggi dan tebal itu, menangis terisak-isak. “Siapa yang telah menghamilimu??” Sang ayah kembali berteriak. Semakin emosi karena tidak mendapat jawaban, pria tinggi besar dengan pakaian necis itu menghadap putrinya dengan tangan terkepal dan napas memburu. Putrinya tetap menunduk. Bungkam. "Siapa laki-laki itu????" Sang ayah yang makin kalap melihat putrinya tetap tidak mau berbicara seketika mengancungkan tangannya. Plak! Gadis itu bergeming. Walaupun pipinya luar biasa sakit, dia tetap tidak membuka mulut. Siapa? Dia juga tidak tahu. *** Sebulan yang lalu Itu adalah pesta yang sangat meriah. Gadis itu bersama teman-temannya merayakan kelulusan sarjana dengan berpesta di sebuah hotel bintang lima di Manado. Itu adalah pesta eksklusif yang hanya dihadiri tak lebih dari dua puluh orang. Rencananya mereka akan lanjut menikmati akhir pekan di hotel itu selama dua hari. Semua orang begitu antusias. Selena menjadi bintang pesta malam itu karena dia yang mengukir prestasi gemilang saat kelulusan mereka. Selena lulus dengan predikat c*m Laude. Dia kelelahan setelah beberapa kali mengikuti tantangan temannya untuk menunjukkan kebolehan dancenya. Gadis itu duduk di pojok ruangan pesta, merasa letih dan sangat mengantuk. Kepalanya juga agak pusing. Tanpa memberitahu temannya, dia beranjak dari tempat itu, bermaksud pergi ke kamarnya yang berada di lantai bawah. Ruang pesta ada di lantai 10 sementara seingatnya kamarnya ada di lantai 5. Pandangannya mulai berkunang-kunang karena pengaruh anggur yang dia minum, namun dia berusaha mencapai pintu lift. Seorang pria lebih dulu menekan tombol dan pintu lift segera terbuka. Selena bergegas masuk, agak kesulitan menjaga keseimbangan tubuhnya dengan stiletto heels yang dia kenakan. Dia bersandar pada dinding lift yang sangat dingin. Lewat pandangannya yang mulai buram, dia melihat seorang pria bersamanya di dalam lift. Hanya mereka berdua. Pandangan Selena semakin buram. Matanya terasa berat dan mulai tertutup. Dia berusaha bertahan. Dia harus sampai di kamarnya. Rasanya lift tidak sampai-sampai. Dan Selena tidak tahu lagi ketika pria di sampingnya buru-buru menopang tubuhnya yang mendadak lunglai. Selena tertidur. Hari sudah terang ketika Selena terbangun, mendapati tubuhnya terbaring di ranjang dengan seprei putih. Dia ada di kamar hotel. Sinar matahari menerobos ke dalam kamar melalui celah tirai yang cukup lebar. Selena kembali membuka mata namun seketika dipejamkan lagi karena sangat silau oleh pantulan sinar matahari yang tepat menyenai wajahnya. Dengan mata tertutup dia mencoba menggerakkan tubuhnya. Kenapa tubuhnya terasa remuk? Dan kenapa bagian bawah tubuhnya terasa nyeri? Seketika Selena terduduk tegak di ranjang dan melihat tubuhnya yang polos tanpa busana sehelai pun. Selena bingung. Matanya menatap nanar keadaan sekelilingnya yang kacau. Seprei yang acak-acakan, bantal dan pakaiannya yang berserakan di lantai. Ya, Tuhan! Apa yang telah terjadi?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

CINTA ARJUNA

read
14.1K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.6K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
5.1K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.9K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.6K
bc

Ayah Sahabatku

read
26.4K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
22.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook