WANNA JOIN WITH US?

605 Kata
WANNA JOIN WITH US? Gio menjilati kemaluanku dengan brutal. Badanku tersentak, merasakan nikmat yang luar biasa. Persetan dengan status mereka adalah kakak tiriku, aku suka ketika lidah laki-laki itu mengaduk-aduk vaginaku. "Ahhhh, aku datang!" aku berteriak nyaring meremas kepala dibawahku. Laki-laki itu makin cepat menjilatinya. "Ahhhhhhhh!!!" dan cairanku keluar menyembur. Laki-laki itu bangkit, tersenyum menyeringai didepan wajahku, ia mengecup bibirku beberapa kali, menyesapnya lembut. "Enak bukan?" tanya laki-laki itu. Aku mengangguk lemas. "Ayo, masukki! Aku sudah tak tahan sialan!" bentakku. "Sabarlah Vania, aku sudah memuaskanmu, sekarang giliranmu," Gio berdiri diatas kasur, menantangku dengan seringainya. Aku tau apa yang dia inginkan. Aku menaikkan tubuhku sejajar dengannya, mengecup ringan bibirnya sebelum menurunkan bibir dan tanganku menelusuri tubuhnya. Gio mendesah saat aku remas sesuatu yang membengkak dicelananya. Aku membungkuk, Gio menumpukan kakinya agar aku dapat dengan mudah mempermainkan k*********a yang sudah tegang. Begitu celana Gio terbuka, aku langsung menggulum Batang pria itu dengan liar, menjilatinya seperti lolipop stroberi kesukaanku. "Ahhhh, sial!" kepala Gio mendongak kenikmatan, tangannya menarik rambutku agar mengulum penisnya lebih dalam. Beberapa menit aku melakukannya sebelum cairan s****a Gio keluar. Aku hendak bangkit, namun tiba-tiba ada seseorang dibalik tubuhku menahanku dan kakiku dilebarkan dari belakang. "Ahhghhh!!!" aku memekik kaget begitu benda basah menjilat vaginaku dari belakang. Dengan susah payah aku menoleh dan menemukan laki-laki berwajah seperti Gio menatapku dengan nafsu. "Kenapa tidak mengajakku, huh?" kata Oga masih menjilati kemaluanku dari belakang. Gio menumpukan kaki padaku, manahan bahuku dan mencium bibirku penuh nafsu. "Kalau kau ikut, kau pasti mau menang sendiri," dengusnya. "Vania, balikkan tubuhmu biar aku bisa menjilati payudaramu, Oga sudah mengusai kemaluanmu," Dengan kuat tubuh Vania dibalikkan. "Ohhhhhhh!! Ahhhhhhh ini enak!" v****a dijilati Oga dan payudaraku dijlati Gio kembarannya. Ini nikmat! Astaga kalau melakukan s*x dengan mereka berdua memang menyenangkan! "Sekarang aku mau memasukimu, yah," Oga menusukkkan jarinya kedalam vaginaku beberapa saat sebelum memasukkan penisnya yang sudah tak bercelana. "Dasar sialan kau! Aku yang duluan kenapa kau yang memasukinya!" bentak Gio marah, dia melepaskan lidahnya dari payudaraku. "Ahhhhh!!!" aku hanya bisa mendesah nikmat saat Oga memaju-mundurkan penisnya dengan cepat. "Ohhhh, lebih cepat Oga!" pekikku senang. "Tentu! Ohhh!" Oga ikut memejamkan mata menyentak kejantanannya makin dalam. Gio tampak marah, ia menyuruhku menungguing, Oga memasukiku dari belakang. "Ayo jilat lagi!" ucapnya menghadapkan kejantanannya. Aku menjilatnya dengan mulut mendesah keenakan karena Oga. "Aku sampai! Aku sampai!" Oga berteriak dan aku ikut mendesah kuat ketika cairan ku keluar menyembur. "Ohhhhhhhh ahhhhhh ini enak Oga!" aku kegirangan, lalu jatuh lemas. Oga melepas kondomnya, lalu membuangnya. Pria itu merebahkan diri disampingku. "Jangan tidur! Aku belum!" Gio menarik tubuhku, laki-laki itu bersandar pada dinding, lalu aku didudukkan di pangkuannya. "Ayo masukkan!" titahnya. Aku perlahan turun, memasukkan b***************n Gio di kemaluanku. "Ahhhhh!"nafsuku naik lagi merasakan besarnya p***s Gio. "Gioo!!!" aku berteriak begitu kejantannya masuk semua. Aku mulai menaik-turunkan tubuhku, tangan Gio membantuku. "Ohhh kenapa vaginamu selalu enak?!" desah Gio kasar memukul bokongku. Aku hanya bisa mendesah kenikmatan, tak dapat berkata. Aku, Gio dan Oga adalah saudara tiri. Orang tua kami menikah lima tahun lalu. Awalnya kami hanya keluarga normal. Namun semenjak ayah dan ibu meninggal karena kecelakaan dua tahun lalu, kami mulai melakukan hal gila. Dua saudara kembar itu menyukai tubuhku. Kami bercinta layaknya orang mabuk. Mereka berdua sama-sama posesif, tak suka bila adik tirinya disentuh pria lain, namun mereka selalu menyetubuhiku. Aku tak pernah marah, karena aku pun menyukai dua p***s besar kakak tiriku. "Ohhhh!" aku terpekik begitu Oga meremas payudaraku dari belakang. "Ahhhhh Vania...," desah Oga menggesekkan kejantanannya di bokongku. Sepertinya aku tidak akan tidur malam ini. End . . . Hohh, ini pertama kalinya saya buat adegan threesome. Semoga suka! Jangan lupa vote dan commentnya agar penulis lebih bersemangat menulis! Jangan lupa baca cerita lain saya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN