GCS (Grisham Corporation Family)

1235 Kata
Alex tengah menjawab telpon dari rekan kerjanya yang siang ini akan dia temui di kantornya. Sambil merapikan kemejanya dan juga memasang dasi. Dia tidak ikut sarapan bersama putranya, Karena pagi-pagi sekali dia harus meladeni kecerewetan sari yang rewelnya melebihi putra angkatnya sendiri. Saat ini perempuan itu bahkan tengah menggerutu kesal sambil memakai bathrobe milik Alex. Dia tengah marah-marah karena tidak ada satupun pakaiannya yang tersimpan rapih di kamar ini. Sedangkan Alex hanya memandangnya tidak peduli kemudian terlihat fokus lagi. "Baiklah kita bicarakan itu lagi nanti ! Siang ini saya tunggu anda beserta semua staf yang lain untuk membahas proyek kerjasama kita selanjutnya. Maaf karena saya harus menutup sambungan telponnya terlebih dahulu. Ada beberapa hal penting yang harus saya urus pagi ini. Saya harap anda tidak tersinggung dengan ini nona Reni." Tuturnya saat kecerewetan sari tidak bisa di tolerir lagi. Alex lebih memilih menghentikan panggilannya dan menghampiri perempuan tersebut. "Bisa tidak lain kali jika aku sedang menelpon kau jangan berisik seperti ini ! Aku itu sedang membicarakan soal pekerjaan, jika suaramu tadi masuk kedalam obrolan kami, bisa runyam nanti pekerjaanku." Gerutunya sambil menyimpan ponsel lalu menghampiri sari yang saat ini tengah berkacak pinggang sambil menatap tajam ke arahnya. Sari mendelik sementara Alex juga ikut balas mendelik ke arahnya. "Pakai kemejaku kan bisa ! Otak mu itu memang kadang sering tidak di pakai. Aku kadang pusing melihat kau yang seperti ini. Pantas saja jika kemarin orangtuamu langsung menyuruhmu untuk ikut bersamaku ke Jakarta, rupanya kau memang se-menyebalkan ini." "Mereka pasti sudah sangat bosan karena mendengar kecerewetan mu di pagi hari." Lanjutnya lagi sambil melempar kemeja hitam miliknya tepat di wajah sari. Alex menghampiri kembali letak ponselnya. Kali ini dia tidak akan menghubungi rekan kerjanya melainkan dia akan menghubungi sekretarisnya yang kebetulan akan datang untuk membawakan baju sari dan juga perlengkapan kerjanya nanti "Dimana ?" Tanya-nya begitu sambungan tersebut sudah di angkat dan di jawab langsung oleh seseorang yang ada di balik sambungan ponselnya. Alex mengerutkan dahinya, sementara orang tersebut terdengar melanjutkan kalimatnya. " ... " "Oke, Secepatnya segera datang kemari ! Aku sudah sangat pusing meladeni perempuan ini sejak pagi. Jika sudah sampai segera saja naik dan antarkan langsung pakaiannya pada sari !" Perintahnya yang mungkin di jawab anggukan patuh oleh penerima telpon tersebut. Alex lalu kembali mengarahkan pandangannya ke arah sari. Dia memberikan instruksi jika dalam beberapa menit lagi akan ada asisten pribadinya yang akan mengantarkan dia setelan baju untuk di pakai sari saat dia bekerja nanti. "Selesai berganti baju, Langsung temui aku di meja kerjaku ! Tempatnya kau tanyakan saja nanti sekalian pada asistenku. Dia yang akan memberitahumu dimana letaknya !" "Ingat ! Jangan telat ! Setengah jam dari sini kau harus sudah tiba di kantorku dan menemui aku di sana ! Tidak perlu menemui firdaus lagi, Pagi ini dia sudah berangkat bersama supir dan pengasuhnya, Jika kau ingin menemuinya ? Kau bisa menemui dia nanti !" Tuturnya yang di balas anggukan patuh oleh sari. Alex menganggukkan kepalanya dengan puas. Dia berbalik arah kemudian pergi, Sekali lagi pria itu kembali mengingatkan sari jika pagi ini dia tidak boleh telat, dan harus langsung menemuinya di ruangan kerjanya nanti. "Aku pergi dulu. Ingat ! Tidak boleh telat ! Siang ini aku ada rapat. Jika kau butuh bantuan, Kau bisa menghubungi Paris atau Mia asistenku ! Aku menyerahkan semua urusanmu pada mereka." Pungkasnya sekaligus mengakhiri serentetan obrolan panjangnya bersama sari Alex sekali lagi kembali berbalik. Kali ini dia benar-benar akan pergi. Dia tidak peduli dan tidak akan berbalik lagi jika nanti sari akan memanggilnya kembali ataupun merengek seperti tadi. *** Sesuai perintah Alex. Setelah menerima setumpuk pakaian yang di berikan oleh Paris. Sari akhirnya memilih setelan berwarna biru muda dengan tas putih dan sepatu senada dengan baju yang di kenakan olehnya. Dia kali ini tengah berada di dalam sebuah mobil sedan mewah. Sari diantarkan langsung oleh supir pribadi milik Alex karena Paris yang tidak bisa mengantarkannya karena harus mengurusi sesuatu hal yang lain dan itu harus segera dia kerjakan. Sebuah gedung tinggi mewah pencakar langit menjulang tinggi, berdiri gagah di depan mobilnya. Dengan sebuah papan nama besar bertuliskan Grisham Corporation Family. Sari tidak bisa menyembunyikan kekagumannya, Meskipun sang supir sudah berulang kali menepuk pelan bahunya. "Nona. Tuan Alex sudah menunggu anda ! Dia sudah menghubungi saya sampai tiga kali pagi ini, Sebaiknya ada cepat naik atau kalau tidak, Kita akan terkena akibatnya nanti." Omel supir tersebut tidak kuat lagi melihat sifat lelet sari yang malah dengan polosnya mengeluarkan liur sambil menatap kagum bangunan tinggi di depan sana. Sang supir tersebut lanjut membuka lebar pintu mobil yang di pakai sari. Dia sekali lagi kembali mengingatkan agar sari sedikit mempercepat gerakan langkahnya dan tidak memperunyam masalah. "Ayolah nona ! Tolong lebih cepat lagi sedikit, Tuan sudah menunggu anda sejak tadi. Dia bisa memarahi saya nanti jika anda tidak segera masuk ke dalam." "Kemarilah, perhatikan instruksi saya kali ini ! Dari sini nanti anda langsung saja masuk ke dalam, lalu tanyakan kebutuhan anda di meja resepsionis yang ada di depan sana ! Sebutkan nama lengkap anda dan keperluan anda dengan tuan Alex ! Nanti mereka yang akan langsung mengurus dan mengantarkan anda pada ruangannya, Anda paham ?" "Saya tidak bisa mengantar anda lagi setelah ini, Tuan Paris tadi meminta saya untuk menjemputnya di hotel merpati, Dia meminta saya cepat tapi tuan Alex juga menyuruh saya untuk mengantarkan anda kemari. Tolong bantulah saya nona ! Setidaknya anda bisa mempercepat jalan anda ! Saya akan mengantarkan anda sampai depan pintu setelah itu anda bisa lanjut menanyakan keperluan anda pada petugas resepsionis yang ada di depan sana !" Geramnya, benar-benar tidak mengerti lagi harus berbicara menggunakan bahasa apa dengan perempuan yang satu ini. Bukannya ikut melangkah dan menuruti semua perkataan supirnya tadi. Si sari malah terlihat masuk kembali, Dia mengambil air mineral yang sempat di tinggalkannya tadi kemudian memasukannya ke dalam tas. "Iya iya aku paham. Aku hanya ingin mengambil minumanku dulu sebelum masuk. Ibuku selalu bilang jika aku harus selalu hemat. Sebelum aku mendapatkan gaji bulan ini, aku tidak boleh mengeluarkan uang sembarangan, apalagi hanya untuk membeli air mineral seperti ini." Rutuknya malah balik menggerutu pada supir pribadi majikannya. Sari baru mau melenggangkan kembali kakinya setelah semua perlengkapannya komplit dan tidak ada lagi makanan yang tersisa di dalam mobil. "Aku harus kemana ? Ke sana ?" Tanya-nya lagi menolehkan kembali kepalanya sebelum benar-benar pergi. Sang supir dengan seribu persen kesabarannya terlihat mengangguk kembali. Dia mendorong pelan bahu sari agar sari tidak mampu berbalik lagi. "Lurus dan jangan berbalik lagi nona, Saya mohon !" Pintanya yang sayangnya malah di balas cengengesan serta tawa renyah dari sari. Sari terus berjalan melewati setiap sudut yang ada di lobi. Sesuai instruksi dari sang supir tadi, dia langsung menemui petugas resepsionis dan menanyakan tujuannya. "Permisi." Sapa sari langsung berubah seratus delapan puluh derajat saat berhadapan dengan orang lain selain bos nya. "Maaf mengganggu waktunya. Perkenalkan saya Zara Ayunia Apsari, Saya ingin menemui Pak Alex apakah bisa ? kebetulan saya sudah membuat janji. Supirnya bilang, katanya saya harus menemui anda agar saya bisa tahu dimana letak tempat kerjanya beliau." Tanya Sari, Sebelum di tanya, seperti biasa perempuan itu sudah cerewet terlebih dahulu. Sang resepsionis menganggukkan kepalanya mendengar ocehan sari. Dia mengangkat gagang telpon, kemudian menyambungkannya dengan pihak Alex. "Oh. Baik terima kasih. Saya akan langsung menyampaikannya pada beliau." " ... " "Baik terima kasih, Selamat siang." Pungkasnya sambil menutup kembali sambungan tersebut. Fokusnya kembali teralihkan pada sari. Petugas tersebut mulai mengatakan arah jalannya dan langsung di angguki oleh sari.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN