Delapan

1007 Kata

"Kalimatmu ambigu tahu nggak sih. Seolah-olah kamu pernah nitipin aku ke seseorang, padahal aku sama sekali nggak kenal kamu." Rafli terkekeh, benar-benar tawa, bukan hanya senyuman tipis seperti sebelumnya yang nyaris tidak terlihat. Sebagai perempuan normal aku terpana, smille killer laki-laki ini benar-benar mengerikan, untuk sesaat aku terpana saat melihat senyum dengan lesung pipi di kedua sisi pipinya. "Seberapa kenal kamu sama Raka, Na? Ngeliat kamu bisa ngomong kayak gitu, sepertinya kamu memang nggak kenal sama sekali dengan kekasihmu itu." Aku mendengus sebal, merasa di cemooh oleh laki-laki asing ini, kenapa seorang yang tidak kukenal ini justru bisa mengenalku dan Raka sejauh ini. Tangan itu terulur, ingin menyentuh pipiku, menggodaku yang kini semakin cemberut karena tin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN