“Nggak bisa! Kamu jangan ceroboh, Sayang. Aku nggak mau papa malah curiga kalau kamu ikut tinggal di sana,” ucap Dani dengan cepat mencegah niat Ijah dengan sangat tegas. “Jadi, aku gimana? Satu hal lagi, Mas. Aku nggak mau dipanggil dengan nama Ijah lagi sama semua orang. Ingat itu, Mas!” tegas Dani pada Ijah, ehm ... maksudnya Siska. “Iya, deh. Aku biar bilang sama semunya kalau nama kamu Siska.” “Sama istri kamu itu juga, Mas! Kalau mama kamu sih aku yakin akan berpihak sama aku.” “Nanti aku bilang juga sama Mona, ya Sayang. Sementara waktu, kamu di sini aja dulu. Kamu kan nggak ada tempat lain selain rumah aku setelah pergi dari rumah orang tua kamu. Jadi, aku akan tanggung jawab sampai kapan pun sama kamu,” terang Dani dengan nada lembut dan terdengar sangat meyakinkan bagi Siska.