Part 08 - Sakit Hati

1039 Kata
Varisa melihat Govinno yang memakan makanannya dan mata pria itu masih menatap tajam pada dirinya. Varisa tersenyum tipis. Ya, ini sudah makan malam. Dan dia harus menemani Govinno makan malam di dalam kamar pria itu. Memang awalnya Varisa kira Govinno akan malam di luar bersama dengan keluarga pria itu, namun dia salah ternyata, malahan Govinno meminta Varisa untuk mengantarkan makan malam di dalam kamar. Govinno mau makan malam di dalam kamar dan tidak maub makan malam di luar. “Tuan, ada yang mau ada inginkan lagi?” tanya Varisa pada Govinno yang menatap padanya dan pria itu bungkam dan tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Varisa. Varisa yang melihat Govinno diam saja dan tidak menjawab pertanyaannya membuat Varisa terdiam dan tidak tahu harus mengatakan apa. Lagian dia merasa masih sakit hati ketika Govinno membentak dirinya dan tidak berbicara baik padanya. “Kau kenaap hanya diam? Makan!” ucap Govinno datar. Varisa mendengar itu langsung duduk dan dia menatap pada makanan yang ada di atas meja. Varisa mengambil makanan itu dan memakannya dalam diam. Hal itu masih dilihat oleh Govinno, yang membuat Varisa tidak berani untuk mengatakan hal apapun pada Govinno, dia takut untuk bicara sekarang. Matanya menatap pada Mona yang masuk ke dalam kamar, hal itu membuat Varisa tidak suka ketika senyuman Govinno lebar pada Wanita itu sekarang. Govinno menyuruh Mona untuk duduk di sampingnya. Varisa tidak suka. Lebih baik Wanita itu tidak pernah datang ke sini. Dan membuat senyuman Govinno tertuju pada Wanita sialan itu. “Kamu mau kemana sayang besok pagi?” tanya Govinno bertanya begitu lembut. Berbeda saat bersama Varisa dia akan berkata datar dan dingin sekali, membuat Varisa sakit mendengar dan melihat semua yang ada di depannya ini. “Tidak ada Mas. Aku mau syuting iklan, aku nggak bakalan datang ke sini dulu,” ucap Varisa pada Govinno yang mengangguk padanya. “Kamu jangan kelelahan sayang. Aku nggak mau kamu kelelahan, yang buat kamu nanti sakit. Lagian katanya kamu bakalan jadi menantu di keluarga ini, kamu akan terjamin hidupnya.” Ucap Govinno menggenggam tangan Mona. Rasanya sangat sakit sekali melihat Govinno yang tersenyum dan berkata kalau Mona yang akan menjadi istrinya. Jadi, Govinno akan mulai serius dengan Mona. Tidak akan meninggalkan Wanita itu. Mona melihat pada Varisa yang makan bersama dengan Govinno, dia menatap Govinno lalu mengusap lengan pria itu. “Mas, kamu kenapa biarkan dia makan bersama kamu?” tanya M ona, tidak suka orang rendahan yang duduk di depan Govinno dan memakan makanan yang sangat enak sekali. Dan juga mahal. “Kamu nggak boleh biarin dia makan di sini bersama dengan kamu Mas. Dia itu hanya pelayan di sini, dia ada makanannya di dapur dan tidak boleh memakan makanan yang enak seperti ini.” Mona menunjuk pada makanan yang ada di atas meja. Govinno yang melihat itu, lalu dia mengingat ucapan Galen—putra Varisa yang mengatakan kalau ibunya belum makan atau belum. Putra Wanita itu sangat sayang sekali pada Varisa, ntah kenapa Govinno selalu tenang dan senang mendengar suara dari putra Varisa. Yang membuat dirinya selalu ingin mendengar suara anak kecil itu. “Biarkan saja dia makan. Lagian dia seharian ini sudah bekerja sangat keras. Dan dia juga mencuci sepreiku,” ucap Govinno, tidak mau Mona nanti berkata hal yang lebih kasar pada Varisa, lagian dia sudah tahu kalau Varisa ini sudah bekerja saja keras sekali seharian ini. Karena Govinno yang buang air kecil dan tidak sempat ke kamar mandi. “Hem, tetap saja Mas. Tidak seharusnya dia di sini. Aku mau tidur di sini malam ini. Besok pagi subuh-subuh aku pergi,” kata Mona mencium pipi Govinno. Tangan Varisa terkepal di bawah sana, lalu dia berdiri dari tempat duduknya. Membereshkan semua piring yang ada di atas meja. Dan akan membawanya ke dapur. Govinno menatap kepergian Varisa, matanya melihat tangan Varisa terkepal dan dia bisa melihat air mata jatuh setetes di mata Varisa tadi. Membuat Govinno sesak melihat itu. “Dia sudah pergi. Aku tidur di sini Mas, aku mau memeluk kamu dan mencium kamu,” ucap Mona, membuat Govinno tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh Mona. “Iya sayang, nggak papa. Kamu tidur di sini saja. Lagian aku nggak larang kamu untuk tidur di sini,” ucap Govinno. Varisa yang masih berdiri di depan pintu kamar Govinno dan tidak menutup pintu itu. Sesak dan sakit mendengar apa yang dikatakan oleh Govinno. Kenapa pria itu malah mau menerima Mona untuk bermalam dengan pria itu. Varisa tidak suka. Langkah Varisa dengan cepat menuju dapur dan meletakkan semua piring kotor di sana. Setelahnya Varisa yang akan masuk ke dalam kamar. Namun langkahnya terhenti ketika matanya menatap pada Gaby yang mabuk. “Aku tidak mau putus. Hiks! Aku nggak mau putus. Aku masih mencintai kamu!” ucapan Gaby yang sedang mabuk membuat Varisa melangkahkan kakinya menuju Wanita itu yang terus melantur dan berkata tidak mau putus. “Kau mabuk?” tanya Varisa pada Wanita itu. Gaby menatap tajam pada Varisa. Sialan. Dia tidak suka melihat Varisa yang ada di depannya sekarang. “Apa urusanmu hah?! Kau tidak berhak bertanya padauk! Aku mabuk atau tidak itu bukan urusanmu!” ucap Gaby mendorong Varisa menjauh darinya. Varisa yang mendengar apa yang dikatakan oleh Gaby dia mencibir. Lagian memang bukan urusannya, dan tidak terlalu peduli juga pada Gaby. Lagian dia senang melihat Gaby yang sengsara seperti sekarang, yang mana Wanita itu tampak sangat frustasi sekali, karena dia diputuskan oleh pacarnya. “Maaf Nona muda. Memang bukan urusan saya. Tapi kalau ibu anda tahu anda mabuk, maka dia akan marah dan tidak akan segan menghukum anda,” ucap Varisa. “Aku tidak peduli. Kau! Pergi sana! Jangan pernah atur diriku.” Ucap Gaby mengusir Varisa. Varisa yang diusir oleh Wanita itu, dia segera pergi dari sana. Menatap tajam pada Gaby, dan sebelum dia pergi. Dia memfoto Gaby lalu dia mengirimkannya pada Nyonya besar di rumah ini. Bukan hanya foto tapi video juga. Ah! Beruntung sekali Varisa melihat Gaby yang membawa botol minuman itu juga di tangannya. Lihat besok pagi, rumah ini akan heboh dengan kemarahan dari Nyonya besar di rumah ini. Yang marah pada putrinya yang mabuk. Cuih! Keluarga sialan ini! Karena dia Govinno juga dekat dengan Mona, dan pria itu tampak akan menikah dengan Mona dalam waktu dekat. Varisa tak akan membiarkan itu. Govinno akan bersamanya. Untuk selamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN