Setelah dua puluh menit membelah jalanan kota, akhirnya aku sampai juga di depan toko bunga tempat Mayla tinggal sekaligus bekerja. Gegas turun dari kendaraan roda empatku, mengetuk rolling door toko, akan tetapi hampir lima menit aku memanggil namanya, Mayla tidak kunjung membukakan pintu. Pasti dia sengaja menghindar, karena tahu aku ingin meminta uang kepadanya. Buru-buru kuambil ponsel yang aku letakkan di dasboard mobil, mencari nomer kontak wanita yang sudah kujatuhi talak dua itu lalu menghubunginya. Tidak aktif. Sialan. Awas saja kamu, Mayla! "Ngapain kamu ada di depan toko saya?!" Aku berjingkat kaget ketika tiba-tiba Abraham sudah berdiri di depanku. Mata lelaki sok tampan itu menatapku sinis. Pasti dia sedang ada janji dengan Mayla. Dasar w************n, aurat sa
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari