Aku membuka mata perlahan lalu menutupnya kembali karena cahaya yang menyilaukan. Mengerjap-ngerjapkan mata, mengedarkan pandangan karena semua yang ada di sekitarku terlihat asing dan sepi. Kugerakan tangan yang terasa sedikit ngilu, dan ternyata ada jarum menancap di punggung tangan ini, serta selang yang terhubung dengan cairan intravena yang menggantung di tiang infus. Sepertinya aku sedang berada di sebuah rumah sakit. Selang beberapa menit kemudian, seraut wajah cantik dibalut hijab hijau stabilo muncul dari balik pintu. Andita tersenyum sambil berjalan menuju ke arahku. "Ibu sudah siuman?" tanya gadis itu sambil menarik kursi dan duduk menemaniku di sisi ranjang. "Aku kenapa, An. Kok aku ada di rumah sakit?" tanyaku sambil memegangi kepala yang masih terasa berat