"Astaghfirullahaladzim!" pekikku sembari beringsut menjauh. "Kenapa, May?" tanya Mas Ibnu dengan suara serak. "Kamu ngapain masuk kamar aku, Mas?!" "Lah, memangnya kenapa? Kamu itukan istri aku!" "Lucu kamu ya, Mas. Bukannya kamu bilang ke Pak Akbar kalau aku ini mantan istri kamu. Dan kamu udah ngenalin uler keket itu sebagai istri kamu?!" Mata Mas Ibnu langsung membulat sempurna mendengar ucapanku. "Aku juga nggak menjamin kalau kamu itu tidak tertular penyakit kelamin. Lusi itukan doyan gonta-ganti pasangan. Siapa tahu dia punya penyakit dan menular sama kamu!" hardikku lagi. "Tutup mulut kamu, Mayla!! Kalau kamu nggak mau kasih jatah aku, nggak usah jelek-jelekin Lusi. Kamu itu maunya apa sih? Asisten rumah tangga yang biasa nyiapin keperluan aku kamu peca