Part 8

1514 Kata

Dengan langkah terburu-buru Mas Ibnu berjalan menuju teras dan masuk ke dalam mobilnya. Aku melipat tangan di depan d**a,  bersandar di tembok sambil menatap Mas Ibnu yang sedang terlihat kebingungan karena mobilnya tidak bisa menyala. Mungkin kehabisan bensin atau mogok.    Biarlah, aku tidak mau terlibat. Lebih baik masuk dan merapikan kamarku yang masih berantakan.   Ponsel di saku celana terus saja menjerit. Ada panggilan masuk dari Abraham, mantan tunangannya Lusi.   "Assalamualaikum, Bram!" sapaku pada laki-laki berambut panjang yang ada di ujung sambungan telepon.   "Waalaikumussalam, May. Aku mau minta tolong sama kamu, kira-kira kamu bisa nggak, May?" jawab Abraham.   "Minta tolong apa?"   "Bisa ketemuan nggak?"    Aku berpikir sejenak. Ada apa Abraham mengajakku ket

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN