Part 9

1742 Kata
9-Just Married? "Jadi kamu kerja baby sister di rumahnya direktur utama BN'S Entertainment itu wow? "Suara keterkejutan tak percaya berasal dari mulut Freya setelah diceritakan secara detail oleh Amanda. " Iya, Frey. Gapapa deh kerja jadi baby sister cuman masalahnya bakal tinggal disana, kan aku mikirin Aric. Kamu tau sendiri kan ibukku seperti apa. " " Gak usah khawatir sama Aric, Man. Aric udah smp dan bukan anak kecil lagi. Dia udah tau semuanya, lagian mau masuk SMA juga biarlah belajar mandiri deh adik kamu. " Pagi buta Amanda berangkat ke rumah Freya sebab temannya itu tengah sakit demam walau demam biasa tetaplah Amanda merasa khawatir keadaan sahabatnya tersebut. " Ya benar sih ucapanmu, Frey. Aku hanya khawatir saja gitu, ibukku hanya memikirkan dirinya sendiri dan baru kali ini mikirin aku eh gak deh cuman nyuruh aku mau mau aja kerja disana. Dikira gaji yang didapet besar, padahal bayarannya pun terpotong buat bayar hutang. " " Lumayan terbantu Manda, kalau kamu bayar hutangnya ke pak Alden kan teratur sedangkan bayar ke mereka juga mendadak datang buat nagih mana kamu pernah dipukul sama mereka. Sekarang kamu aman dan bisa santai kerjanya hanya fokus pada Jessi saja. " " Betul banget, ini berat banget seperti sebelumnya. " " Kerjanya mulai kapan? " " Besok, hari ini aku mau ngurusin surat pengunduran diri. Boleh pinjam laptopmu kan sama printer? " " Hadeh silahkan saja, Manda. Kayak sama siapa gitu. "Freya terkekeh pelan. " Oh ya, kamu dipanggil 'mama' sama Jessi ya? " " Iya. "Amanda sekarang mulai menyalakan laptop milik Freya dan duduk selonjoran di karpet terletak di depan kasur. " Iya Frey, "balas Amanda. " Ya semoga jadi mama beneran. " " Gak sampai kepikiran sampai ke situ sih. "Amanda menggarukkan lehernya yang tak terasa gatal. " Halah bentar lagi jadi nyonya besar, jangan lupain aku dong Man! " " Enggak, ngapain juga lupa kan temenku ya kamu doang. " " Hehe, nah gitu haha. Oh ya, aku mau ngasih tau sesuatu. " " Apa? " " Syaratnya jangan marah ya Man. " " Iyaya, apa coba? "Amanda mengangguk sedikit kepalanya. " Sebenarnya soal hutang kamu itu, aku memberitahu ke pak Alden. " Amanda yang sedang mengetik sesuatu di laptop milik sahabatnya itu terhenti. " Maaf ya, Man. " " Kok kamu gitu sih Frey? "Amanda beranjak berdiri dan menatap tak suka pada Freya. " Aku melakukannya karena aku khawatir sama kamu, Man. Kamu sering dipukuli sama penagih hutang, babak belur berulang kali diwajahmu dan tanganmu sudah aku ketahui meski kamu bilang itu jatuh. Ini demi keselamatanmu juga, Frey. "Freya bangun dari tidurnya dan berjalan pelan mendekati Amanda. " Maaf aku baru bilang sekarang, lebih baik kamu menghutang ke pak Alden saja dan hanya merawat putrinya sebagai bentuk membayar hutang juga. Tolong jarang marah soal ini, please. "Freya memegang tangan Amanda dan menatap memohon pada Amanda. Namun Amanda melepaskan tangan Freya yang menggenggam tangannya membuat raut wajah Freya berubah menjadi sedih. " Ma--"ucapan Freya terpotong kala Amanda malah memeluknya. "Terima kasih, Freya. Terima kasih banyak, kamu telah mengkhawatirkanku, menyelematkanku dan membantu disaat aku butuh bantuan. Aku tidak marah, hanya saja aku kecewa karena baru diberi tau lain kali tolong beri tau dari awal ya. "Amanda pun melepaskan pelukannya kemudian menyeka air matanya yang menetas keluar. " Sama-sama, Manda. Ya aku beritahu sekarang karena takut kamu marah dan kalau gak bilang ke kamu, aku yang merasa bersalah gitu mendam sendiri. Jujur saja, aku langsung ditetapkan secara resmi di BN'S Entertainment dan aku sebenarnya bukan maksud memanfaatkan keadaan tapi Pak Alden yang memberi bonus padaku setelah aku memberitahukan beberapa informasi keluargamu kepadanya. " " Cuman keadaan keluargaku saja kan? " " Iya, Pak Alden hanya butuh informasi itu saja. Tenang kok, Pak Alden itu orangnya baik dan jangan dilihat dari tampangnya yang suka nampilin datar. Dia ramah kok, ya galak juga sih eh tegas gitu deh. Aku dipanggil ke ruangannya saja, panas dingin rasanya duh gak kuat sama auranya lama-lama kalau dekat sama itu orang. "Freya merasa merinding lalu kembali tidur di atas kasur dan menyelimuti tubuhnya begiru pula dengan Amanda yang melanjutkan pekerjannya. " Emang galak kok, aku aja kemarin dibentakin terus. " " Wah pasti kamu nanyanya berulang ya? Pak Alden itu paling gak suka kalau ada yang nanya tapi diulang-ulang dan Pak Alden emang to the point kalau kerja dan gak suka bertele-tele. Ada sih yang gak kuat sama sikapnya itu terlalu tegas banget dan suka bentak orang. Menurutku sih emang harus kuat mental aja kerja di bawah naungannya pak Alden, "ujar Freya. " Iya sih, orangnya juga nyebelin banget. Matanya suka melototin aku, kayak mau keluar dari sarangnya. " " Hahaha, kamu ngomong gini udah berani dong. Wah wah kamu gak takut tuh kalau didengar dama pak Alden? " " Pertama ketemu sih ya kayak apa yang kamu rasain Frey, cuman makin kesini kok auranya biasa saja ya walau ganteng sih emm kayak sebel gitu malahan. Ih pokoknya sebel banget sama dia, sok banget deh mana aku dikatain bodoh juga. Enak aja dikatain bodoh, dia juga bodoh kok cuman tertunda dulu karena pinternya dikuasi diotaknya. " " Yaelah lebih baik sih mengalah aja, Man. Percuma debat sama orang pinter, kalah juga nanti. Iyain aja ucapan pak Alden biar gak kena semprot. " " Iya sih aku bakalan ngalah dan ngasih stok kesabaran yang banyak intinya kalau ketemu dia atau ngobrol sama dia. " " Kamu juga kalau bisa langsung pahami dia supaya gak nanya berulang. "Freya memberi saran pada Alden. " Harus ya? " " Iyayalah, kan kamu kerja disana dan pastinya bakal diperintahin ini itu sama pak Alden. Semisal larangan apa gitu saat merawat Jessi dan sebagainya. "Freya terkekeh pelan dan tangannya meraih ponsel untuk melihat sosial medianya. " Benar juga sih, harus sabar harus sabar. Ya Tuhan kuatkanlah hambamu ini. "Amanda mengusap dadanya dan mencoba mengisi kesabarannya persiapan buat besok bekerja di rumah keluarga Barnard. " Sebelum bekerja wajib berdoa dan istigfar yang banyak. Ditenangkan pikirannya, jangan mudah emosi dan putus asa. "Freya kembali tertawa ngakak mengetahui wajah Amanda yang frustasi dari pantulan cerminnya yang berada di depan Amanda hanya berjarak beberapa meter saja. " Iya deh ya, kamu ngejek aku kayaknya. Sana tidur lagi. " " Ntar olahraga yuk!" "Kamu kan lagi sakit. " " Udah gak terlalu demam kok aku, aku ingin berjemur juga. " " Okelah, aku garap surat pengunduran diri dulu. " ... " Kamu malah memperkerjakan wanita itu, Den? "tanya Mega seketika membulatkan matanya tak percaya setelah mendengar ucapan Alden baru saja. " Iya, mau gimana lagi juga anakku rewel minta ingin menemuinya dan sekarang anakku memanggilnya mama. " 'b*****h sialan itu sudah mendahuluiku'--batin Mega yang timbul rasa bergejolak cemburu mendengar bahwa Amanda sekarang menjadi baby sisternya Jessi. Saat ini Alden tengah duduk di kantin khsus karyawan yang memiliki jabatan tinggi. Alden menyesap kopi susunya sedikit lalu matanya beralih menatap layar ponselnya yang menyala. "Teman-temanku akan ke sini, kau boleh pergi sekarang! "usir Alden secata halus pada Megan, sekretarisnya sekaligus temannya semasa sekolah dulu. " Emm tapi apa boleh aku bermain ke rumahmu? Oh ya dia kerjanya mulai besok kan? "tanya Megan memastikan. " Iya. " " Cuek amat sih, Den. Santai gitu lho. "Megan merasa sakit hati pada perlakuan Alden yang dari dulu tak pernah ada rasa ketertarikkan padanya padahal sudah lama ia mengharap Alden meliriknya bukan sebagai teman kerjanya. " Aku lagi capek, Gan. Kemarin aku lembur dan susah tidur karena anakku mengeluhkan kakinya sakit. " " Iya deh, mengerti kok. Cepat sembuh ya Jessi, aku juga ingin menemuinya. " 'Dan tentunya bertemu wanita itu!--lanjut Megan di dalam hatinya. Kemudian Megan pamit pergi dari tempat ini dan bertepatan itu pula dua kawan sejati Alden datang menghampiri Alden di salah satu meja kantin yang begitu sangat luas dan elegan. " Wo i bro, sendirian aja nih. "Asher menyapa terlebih dahulu dan menepuk pundak Alden pelan sebelum duduk di sebelah Alden dilanjut Delmon duduk di hadapan mereka berdua. " Tadi aku sih sekilas lihat Megan pergi dari sini. "Delmon bersuara. " Ya tadi aku bersamanya makan siang disini. " " Ah aku lama-lama malah gak suka sama Megan, kelihatan sombong banget deh. "komentar Asher mengenai Megan. " Ya emang sikapnya kayak gitu. "Delmon menggelengkan kepalanya pelan. "Kayaknya si menurutku, Megan suka sama kau, Den." Alden menolehkan kepalanya menatap Asher dengan dahi berkerut. " Santai aja gitu tatapannya, apa kau juga menyukainya? "tebak Asher seraya menyengir lebar. " Enggak, dia hanya teman, "jawab Alden tegas. " Semua cewek yang deket sama Alden pasti dibilang teman, "sambung Delmon setelah memesan makanan kepada seorang pelayan kantin. " Terus? Bukannya teman bisa jadi pacar? " " Oh tidak bagi Alden kalau menurutku pribadi, Alden ini cocok sama cewek tipe ingin jadi musuhnya baru istri. Bukan teman intinya, tapi langsung istri sih. "Delmon cekikikan mengatakan dengan asalnya. " Healah mana mungkin Alden begitu ngajak nikah? Bukankah sekarang dia begitu selektif? Sampai bertahun-tahun pula nggak kunjung nikah. "cibir Asher yang memang benar adanya. " Iya juga sih, oh ya kau tadi bilang mau ngasih sesuatu pada kita? "tanya Delmon baru ingat sesuatu. " Aku sudah menemukan baby sister yang cocok dengan Jessi, "ungkap Alden. " Wow siapa dia? Ini nih wanita hebat banget, apa dipilih langsung sama anakmu? "Asher merasa antusias mendengarnya karena setelah sekian lama ada seorang wanita yang berhasil meluluhkan Jessi. " Dia pernah ku ceritakan pada kalian. "Alden menatap kedua temannya secara bergantian. Asher dan Delmon saling pandang dan sama-sama berpikir siapakah wanita yang pernah diceritakan Alden sebelumnya. Tidak lama sudah, mereka kompak menjawabnya. " Pedagang TK itu kah? " " Iya, benar. " " Namanya siapa sih? Kepo aku? "tanya Asher yang sangat begiru penasaran. " Manda, emm Amanda. " " Wah pasti cakep tuh cewek, namanya aja cantik. "Delmon mengangguk paham. " Namanya itu Amanada, t***l. Bukan cantik. "Asher mendorong bahu Delmon dari samping. " Iya aku tau maksudmu, cuman biasanya cewek kalau namanya Amanda itu cantik. Suka aja sama namanya. " " Wah wah saingan beratnya Alden nih, tuh Delmon aja langsung bilang suka sama Amanda padahal belum pernah ketemu dan gak tau wajahnya. " " kalau suka ya udah, kenapa namaku dibawa-bawa? "Alden mendengus kesal. " Eh iya ya. Btw, dia cantik gak? "tanya Asher pada Alden. "Ingat istri, Bang." Delmon meledek Asher yang notabenenya suami takut istri. "Ish aku kan cuman nanya doang, barangkali anakku mau. " " Bego kau itu! Anak kau ya pantesnya sama Jessi, masak kau jodohin sama wanita dewasa. " " Hehe. " " Ya kau itu mau anu-anu. " " Eh enggak lah, canda jelek." "Jelek ngomong jelek." "Woo berantem sini! " Alden menghembuskan napasnya lelah, dua temannya itu tidak sadar umur dan masih saja menganggap dirinya sendiri muda. Memang Delmon dan Asher sering bertengkar semasa masih menduduki bangku sekolah menengah atas padahal Delmon juga termasuk murid yang pendiam hanya saja terkadang Delmon kesal pada ulahnya Asher. Ponsel Alden bergetar bertanda ada sebuah pesan masuk dan nama seseorang tertera disana. "Lucy. "gumam Alden membaca nama seseorang yang mengirimkan pesan padanya. Lucy: Kak beberapa hari lagi aku pulang Me: Ya Lucy Mackenzie ialah adiknya dan si bungsu di keluarganya. Lucy bersekolah di LA dan adiknya pula tak beda jauh dengan sifatnya. ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN