Aku sangat terkejut sekaligus senang bukan main ketika Mom dan Dad membawa aku ke ruangan Introgasi di mana di sana ada Ayah, Bunda dan seorang laki-laki yang aku kenal sebagai guru spiritual Ayah dan Bunda. Jika sudah seperti ini apalagi melihat ekspresi mereka, sepertinya pernikahanku mendapatkan jalur ekspress sekalipun aku pasti harus mendapatkan ceramah panjang dulu. Tapi tidak masalah, seharian di omeli oleh Bunda jika besok aku menikah, aku tidak keberatan. Yang penting aku harus segera memastikan gadis nakal ini segera menjadi milikku sebelum orang-orang yang tidak ingin pernikahan ini terjadi tidak sadar bahwa kami sudah menikah. Itu lebih baik untuk menghindari hal-hal yang tidak aku inginkan. “Lihat pak Ustadz, anak itu nakal banget pak Ustadz.” Bunda mulai mengadu. Aku rasa si