“Ayolah Rega, jangan kaya anak kecil. Gantiin Ayah meeting doang, Cuma dua jam. Ayah ada acara sama Bunda kamu.” Rengekkan Ayah yang entah sudah keberapa kali hari ini, tidak aku hiraukan. Aku membenarkan letak kaca mataku dan meliriknya sedikit kemudian mendesah sambil meletakkan berkas di tanganku. “Kenapa aku harus membantu Ayah bermesraan dengan Bunda sementara kalian berdua memisahkan aku dengan Wendy?” tanyaku lalu tertawa jahat. “Urus saja urusan Ayah sendiri, karena jika ada waktu luang aku hanya ingin tidur dan tidak mau melakukan apapun.” Tambahku lagi. Ayah terlihat sangat jengkel. Salah siapa sudah tua bukannya banyak membantu anak malah sibuk merencanakan kencan dengan Bunda. “Dasar anak durhaka,” ucapnya kemudian beranjak pergi meninggalkanku dengan ekspresi yang kesal. Se