Part 17

889 Kata
Habis cerita satu malaman,Ana masih menyimpan sejuta tanda tanya sama Bram. "Oh iya,kalau dulu Lo itu dingin banget sama orang-orang,kenapa sekarang enggak lagi?" Tanya Ana kepada Bram yang sedang menulis catatan sejarah itu. Bram menoleh kearahnya. "Namanya juga tobat neng,lagipula gue bosan dingin mulu,gelap dan terlalu banyak hujan." Jawabnya santai. Dia membalik buku milik Ana. Ana memperhatikan tulisan Bram yang bisa dikatakan indah. "Kok elo gak siap sih? Kan udah gue kasih tau kalau ada tugas mencatat," Ana menjewer telinga Bram. Bram meringis kesakitan. "Aw, iya, iya. Gue lupa. Lagipula kan dikit doang," Ana melepaskan tangannya. Kemudian dia tersenyum lebar. "Lo inget gak? Waktu gue pernah pulang sendiri waktu hujan-hujan. Lo nyelametin gue dari Udin. Makasih banget ya," Ucap Ana sambil mendekatkan wajahnya ke arah Bram. Lalu menyenderkan kepalanya di atas meja. Bram menatapnya dengan tatapan penuh arti. Dia hanya menganggukkan kepala. "Kalau Lo gak dateng,mungkin Udin udah,ah.." Ana bergidik ngeri. Bram kembali tersenyum dan hanya menganggukkan kepalanya. "Nanti pulang sekolah makan bareng yuk," Ajak Bram kepada Ana. Ana mengangkat wajahnya ke samping Bram. "Dimana?"Tanyanya. Bram meletakkan pulpennya. Kemudian dia mengerutkan kening. "Mm,di kafe resto mau?" Bram malah bertanya kepada Ana. Ana berpikir sejenak. Ia melepaskan kacamatanya lalu mengucek-ucek matanya. "Gue gak biasa makan diluar selain dikantin sekolah. Gimana kalau dirumah gue aja? Barengan sama Nita. Lo mau gak?" Ana menaikkan sebelah alisnya. Bram tersenyum lagi. Ia mengangguk pelan. "Baiklah," Flashback on "Huhhft.. Serem juga sih cerita Lo. Gue gak nyangka banget," Ana menarik nafas lega setelah Bram menyelesaikan ceritanya. Bram hanya tersenyum simpul. "So, gimana? Lo masih mau temenan sama gue?" Tanya Bram sambil menyeruput kopinya. Ana bangkit lalu merapikan bajunya. Dia tersenyum lalu mengambil buku catatan sejarah itu. "Gue berteman sama Lo bukan karena Lo itu adalah orang yang baik,tetapi karena Lo itu jauh lebih baik dari diri Lo yang dulu. Gue bangga sama Lo. Yaudah,gue ambil buku gue." Ucapnya lalu berjalan menuju gerbang. Bram menghela nafas lega lalu berjalan dibelakang Ana. Tiba-tiba Ana berbalik lalu memeluk Bram. "Gue harap Lo bisa berubah dan nebus kesalahan Lo sama Tasya. Gue bakalan jadi sahabat Lo,percaya sama gue. Jangan sedih lagi yah,gue pasti selalu ada disamping Lo. Udah dulu,gue pulang." Ucapnya lalu melepaskan pelukannya. Tanpa melihat wajah Bram sedikitpun, Ana langsung berlari ke rumahnya. Bram yang terkejut setengah mati menahan nafasnya sampai lama. Saat melihat Ana sudah masuk ke rumahnya,Bram melompat kegirangan. Dia merasa aneh di dadanya. Seolah banyak kupu-kupu berterbangan. "Gue janji,gue bakalan jagain Lo Na," Bram melihat bintang di langit sana. Seolah terlukis wajah Tasya sedang tersenyum. "Gue kangen sama Lo.." Ucap Bram lalu masuk kerumahnya yang sepi itu. Flashback off *** Setelah bel pulang berbunyi,Ana langsung menemui Nita mengajaknya untuk masak bareng di rumahnya. Bram menunggu Ana di motornya sambil tersenyum-senyum sendiri. "Nit,Lo mau gak?" Tanya Ana untuk yang kesekian kalinya karena Nita tak kunjung memberikan jawaban. Nita berpikir keras dulu. Entah kenapa dia tampaknya begitu sulit mengambil keputusan. "Ayolah Nita,cuma kita bertiga aja kok," Bujuk Ana dengan mata memelas. Nita menatap lekat-lekat mata sahabatnya itu. Dia melihat gadis dihadapannya begitu berharap. "Okeh,jam tengah tiga nanti ya. Gue bakalan datang."Akhirnya Nita menyerah. Ana berteriak kegirangan. Dia memeluk sahabatnya itu lalu mengacak rambutnya juga. "Gue tambah sayang deh sama Lo. Udah dulu ya, Bram udah lama nunggu." Ucap Ana bersemangat lalu pergi meninggalkan Nita. Untung aja Nita udah punya motor sendiri. "Gimana?" Tanya Bram ketika melihat Ana berjalan kearahnya. Ana hanya menganggukkan kepalanya. Bram menyalakan ninjanya lalu menyuruh Ana naik. Merekapun pulang. *** Jam setengah tiga tepat. Sudah jam segini,rumah Ana masih sepi aja. Hari ini mamanya ada meeting sama kliennya. Ana yang merasa bosan memutar-mutar handphonenya menunggu Bram atau Nita menghubunginya. Tapi tetap saja tidak ada yang menghubungi. "Tapi,kita nanti mau masak apa?" Ana bangkit dari kasur empuknya. Dia berjalan menuju dapur,lalu membuka kulkasnya. "Yang mana ya? Banyak sih sayuran,ikan juga,mi instan apalagi." Ana mengambil benda-benda yang dikatakannya tadi. Tok..Tok..Tok.. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Ana menutup pintu kulkasnya lalu berjalan menuju depan rumah. "Iya," Katanya sambil membuka pintu. Ternyata Nita,baguslah! "Loh,Bram belum dateng?" Tanya Nita seraya berjalan menuju dapur bersama Ana juga. Ana menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba.. Tok..Tok..Tok.. Suara ketukan pintu lagi dari luar. Mereka dua berjalan menuju pintu. Ketika dibuka,ternyata itu Bram. Mereka berjalan bersama-sama menuju dapur lagi. "Oke, sekarang kita masak apa?" Tanya Ana sambil menyandarkan tubuhnya disamping kulkas. Bram dan Nita saling berpandangan. Lalu mereka melihat Ana yang menaikkan alisnya pertanda butuh jawaban. "Mie instan aja!" Jawab mereka bersamaan. Nita langsung melihat Bram. Sedangkan Bram tersenyum. "Okeh,kita masak mie aja. Gue bakalan ngeluarin bahan-bahannya dan Lo berdua ngerebus mienya. Okeh?" Ana membuka pintu kulkas. Dia mengambil sayuran,telur,bumbu,kecap,dan lainnya. Sedangkan Nita mulai merebus mie instan dan Bram menyalakan kompor gas itu. Kira-kira setengah jam mereka memasak,dan akhirnya selesai juga. Mereka bertiga duduk di kursi meja makan. Dihadapan mereka ada semangkuk mie dan segelas jus jeruk. Lalu mereka menyantapnya. "Oh iya Bram,jadi Lo sama Revan itu pernah satu sekolah?" Tanya Ana sambil menyeruput kuah mienya. Bram mengangguk. "Udahlah,makan aja dulu. Nanti ceritanya. Gue lapar nih," Nita yang selalu mengutamakan makanan angkat bicara. Mereka pun diam. Hanya suara dentingan sendok yang menjadi pengiring diantara mereka. *** "Gue pulang yah," Nita berjalan menuju gerbang. "Gue juga,makasih ya." Bram menyusul Nita dari belakang. Ana tersenyum. Lalu menutup pintu dan masuk kerumahnya. Hari ini gue seneng banget. Bisa makan bareng sama sahabat sekaligus sebangku gue. Hahahaha ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN